Indonesia Masuk G-20, Anies Baswedan Ajak Rawat Persatuan dengan Kebijakan yang Adil
Seusai upacara Sumpah Pemuda, Anies menyinggung Indonesia yang masuk dalam G-20. Namun, Indonesia masih mengalami ketimpangan sosial yang luar biasa
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memimpin upacara memperingati Hari Sumpah Pemuda di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Senin (28/10). Anies tampak mengenakan baju batik dinas bewarna biru.
Seusai upacara, Anies menyinggung Indonesia yang masuk dalam G-20. Namun, Indonesia masih mengalami ketimpangan sosial yang luar biasa. G20 merupakan kelompok 20 ekonomi utama yang terdiri dari 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah Uni Eropa.
“Jadi ketimpangan antarnegara sudah mengecil, tapi ketimpangan dalam negaranya yang melebar dan itu dialami seluruh negara di dunia. Coba perhatikan, Indonesia masuk G-20 kan berarti kita masuk top 20. India Top 20. Begitu sampai di dalam negerinya ada ketimpangan luar biasa,” ujar Anies di Monas, Senin.
Di hari Sumpah Pemuda ini, kata Anies, mengurangi ketimpangan adalah salah satu cara merawat persatuan Indonesia.
Baca: Mengenal Lebih Dekat Konsep Global Support di MPV 7-Seater Wuling Cortez
“Kalau kita hari ini, kita menghadapi tantangan yang berbeda. Kalau dahulu tantangannya adalah membuat persatuan, sekarang merawat persatuan."
Baca: Satu Keluarga Tewas Tertabrak Truk karena Swafoto di Tarahan Lampung
"Salah satu cara terpenting dalam menjaga persatuan adalah dengan menghadirkan perasaan keadilan,” ujar Anies.
Baca: PDIP Bereaksi Keras Disebut Masih Dendam Politik Pada SBY Terkait Tak Masuknya AHY di Kabinet
Ia mengatakan, cara merawat persatuan bisa dilakukan dengan menghadirkan kebijakan-kebijakan yang adil.
Baca: Tangis Susi Pudjiastuti Pecah Saat Pulang Kampung ke Pangandaran, Ribuan Warga Menyambutnya
Sebab jika membuat kebijakan tidak memperhitungkan faktor keadilan, Anies mengatakan, ketimpangan sosial itu akan melebar.
“Kebijakan harus semuanya memperhitungkan faktor keadilan karena kalau kebijakan disusun tanpa memperhatikan faktor keadilan, nanti setelah berjalan beberapa tahun baru terjadilah pelebaran ketimpangan karena pelebaran ketimpangan tidak otomatis saat kebijakan itu dibuat langsung berdampak. Dibutuhkan waktu beberapa tahun baru terasa,” kata Anies.
Baca : Kabar Buruk Santri yang 3 Tahun Lalu 'Ramal' Prabowo Jadi Menteri Jokowi, Begini Nasibnya Sekarang
Baca : Inilah Jabatan Strategis Disebut-sebut Akan Disodorkan Jokowi ke Yusril, Posisinya Setingkat Menteri
Laporan: Cynthia Lova
Artikel ini tayang di Kompas.com dengan judul Anies: Indonesia Masuk G-20, tapi Ketimpangan di Dalam Negeri Luar Biasa