Mahfud MD Sampaikan Deradikalisasi Visi Negara, Fadli Zon: Menko Polhukam Tapi Rasa Menteri Agama
Mahfud MD menjelaskan hubungan antara deradikalisasi dengan persoalan agama. Fadli Zon sindir Mahfud MD, "Menko Polhukam Tapi Rasa Menteri Agama!".
Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menjelaskan hubungan antara deradikalisasi dengan persoalan agama, sehingga menuai komentar Fadli Zon.
Sebelumnya Mahfud menyampaikan visi negara tentang deradikalisasi yang akan dioperasionalkan pemerintah 5 tahun ke depan.
Hal ini bertujuan untuk menjamin jalannya pemerintahan secara baik dalam rangka menuju kemakmuran sesuai dengan tujuan negara.
Dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) TVONE, Selasa (29/10/2019) itu, Mahfud juga mengklarifikasi kabar miring akan dirinya yang melarang menyebut kata 'kafir'.
Ia menginformasikan hal tersebut adalah hoaks dan pelintiran media.
Baca: ILC Malam Ini, Tema Kabinet Indonesia Maju: yang Menangis & yang Tertawa, Live Streaming TVOne
"Saya tidak pernah melarang orang mengatakan 'kafir'. Saya bilang jangan 'takfiri'. 'Takfiri' itu suka mengafirkan orang yang berbeda," ungkapnya.
Mahfud menjelaskan dengan mengambil beberapa ayat Quran (dalil) dan analogi.
Menurutnya, hubungan deradikalisasi dengan persoalan agama sering disalahfahami masyarakat.
Mahfud juga melarang orang yang suka mengafirkan orang lain, sehingga akan menimbulkan permusuhan.
Hal tersebut merupakan bagian dari visi pemerintahan tentang hubungan agama, negara, dan Alquran.
Baca: Ali Mochtar Ngabalin: Saya di ILC untuk Berjaga-jaga Kalau Ada Narasi yang Menyudutkan Pemerintah
"Sekarang muncul kaum-kaum takfiri yang selalu ingin mengafirkan orang. Itulah yang disebut radikal. Tapi jangan salah faham, kalau katakan radikal seakan-akan kita menuduh orang Islam radikal. Tidak, orang Islam justru tidak radikal di Indoensia," ungkap Menko Polhukam.
Pihaknya juga menambahkan, pemerintah tidak pernah mengatakan orang Islam radikal.
Namun, menurutnya pasti terdapat orang Islam yang melakukan gerakan radikal.
Kegiatan tersebut sudah banyak melalui lembaga pendidikan.