Mendagri Tito Karnavian Pastikan Papua Selatan Siap Menjadi Provinsi Baru
Papua Selatan siap menjadi Provinsi baru, wilayah yang akan masuk di Provinsi Papua Selatan yakni Kabupaten Mappi, Boven Digoel, Asmat, dan Merauke.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan ada dua aspirasi soal pemekaran wilayah Papua, yakni di kawasan Papua Selatan dan Papua Pegunungan.
Dua kawasan tersebut akan dijadikan provinisi baru di Tanah Papua.
Dari kedua kawasan itu, Tito menyebut yang sudah siap menjadi provinsi baru adalah Papua Selatan.
Hal tersebut berdasarkan hasil kunjungan yang dilakukan Tito bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 27-28 Oktober 2019.
Baca: Survei Bathimetri Landas Kontinen Perairan Utara Papua Rampung, BPPT Serahkan Hasilnya ke BIG
"Pemerintah pusat kemungkinan mengakomodir hanya penambahan 2 provinsi. Ini yang sedang kami jajaki. Yang jelas, Papua Selatan sudah oke," kata Tito dikutip dari Kompas.com.
Nantinya wilayah yang akan masuk di Provinsi Papua Selatan di antaranya Kabupaten Mappi, Boven Digoel, Asmat, dan Merauke.
Tito mengaku sudah menemui Bupati Merauke, Frederikus Gebze.
Rencananya Kabupaten Merauke akan dimekarkan menjadi dua bagian yakni, Kota Merauke dan Kabupaten Merauke.
"Tinggal pemekaran Kota Merauke, kalau ada Kota Merauke maka oke. Papua Selatan hampir tidak ada masalah, termasuk Gubernur Lukas Enembe juga tidak ada masalah," tambahnya.
Sedangkan untuk daerah yang akan masuk di kawasan Provinsi Papua Pegunungan, di antaranya daerah bernama Mepago di kawasan Paniai dan Lapago di kawasan Wamena, Jaya Wijaya.
Namun untuk kawasan tersebut masih belum ada kesepakatan dari para pimpinan daerah setempat.
Baca: Mahfud MD: Dulu Gus Dur Nikmati Matahari Terbit di Papua, Jokowi Bertemu Senja di Kaimana
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD mengatakan pemerintah akan membahas soal pemekaran wilayah Papua bersama kementerian dan lembaga terkait pada Kamis (31/10/2019).
"Soal pemekaran, dimungkinkan dibuka provinsi baru, mungkin ditambah dua ya. Tapi nanti kita analisis dulu, memetakan dulu pada Kamis depan dengan rapat bersama kementerian dan lembaga di bawah Kemenko Polhukam," ujar Mahfud.
"Kita lihat dulu, tidak hanya bergantung pada satu kementerian saja, tapi juga nanti bahas bersama DPR, presiden, dan sebagainya. Kita akan dalami dulu," ucap dia.
Baca: Presiden Jokowi Penuhi Janji Luncurkan Papuan Youth Creative Hub: Silicon Valley Indonesia
Ide gagasan pemekaran wilayah Papua bermula saat Jokowi menerima 61 tokoh Papua di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/9/2019).
Para tokoh Papua yang hadir meminta agar ada pemekaran sebanyak lima wilayah di Papua dan Papua Barat.
"(Permintaan) pertama, meminta adanya pemekaran provinsi 5 wilayah di Provinsi Papua dan Papua Barat," kata Ketua DPRD Jayapura Abisai Rollo mewakili para tokoh yang hadir.
Namun Presiden Jokowi hanya setuju ada pemekaran wilayah di Papua dan Papua Barat.
"Terkait pemekaran, jangan banyak-banyak dulu. Tadi bapak menyampaikan tambahan lima. Saya iya, tapi mungkin tidak lima dulu. Mungkin kalau enggak dua, tiga," kata Jokowi.
Baca: Tito Laporkan Hasil Kunjungan ke Papua Pada Mahfud MD
Presiden Jokowi Sebut Papua Sebagai Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi
Setelah dilantik sebagai Presiden periode 2019-2024, Jokowi melakukan kunjungan kerja perdana ke Provinsi Papua dan Papua Barat.
Melanjutkan komitmen kepemimpinannya di periode pertama, Jokowi menyatakan akan terus memberikan perhatian terhadap pembangunan Papua.
Satu di antaranya dengan lebih sering mengunjungi Papua dan Papua Barat.
Ia berjanji dalam kepemimpinanya di periode kedua ini akan mengunjungi wilayah Papua 2-3 kali dalam setahun.
Baca: Potret Jembatan Youtefa yang Baru Diresmikan Jokowi, Jadi Tonggak Sejarah di Papua
“Hitungan saya hari ini adalah yang ke-13 ke Tanah Papua, mungkin yang lain hanya dua, tiga, atau empat kali, saya sudah 13 kali," ungkapnya saat diwawancarai wartawan pada Senin (28/10/2019) di Wamena, Jayawijaya, Papua sebagaimana dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia.
Presiden juga menerangkan, dipilihnya Tanah Papua sebagai kunjungan kerja pertamanya karena ia ingin memberi pesan bahwa pemerintah terus memperhatikan pembangunan di Papua dan Papua Barat.
"Semua itu saya lakukan untuk memastikan sendiri, untuk memastikan sendiri bahwa Tanah Papua dibangun dan tidak dilupakan dalam kemajuan Indonesia yang kita cintai ini,” kata Jokowi saat meresmikan Jembatan Youtefa pada (28/10/2019).
Ia menegaskan, Tanah Papua harus maju seperti daerah-daerah lain di Indonesia.
Menurutnya Papua adalah surga kecil yang jatuh ke bumi.
"Papua adalah surga kecil yang jatuh ke bumi, itu yang selalu saya rasakan setiap ke Papua," katanya.
(Tribunnews.com/Rica Agustina/Kompas.com/Christoforus Ristianto/
Deti Mega Purnamasari )