Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nurul Arifin: Jangan Ganggu Prabowo

Pasti selalu ingin berbuat, ingin apalah. Nah saya itu, satu mewakili perempuan, representasi perempuan.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Nurul Arifin: Jangan Ganggu Prabowo
TRIBUN/DANY PERMANA
Anggota DPR RI dari fraksi Partai Golkar Nurul Arifin saat berbincang dengan awak redaksi Tribunnews.com, Rabu (30/10/2019). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

Saya ingin mengelaborasi lagi pertahanan Indonesia itu seperti apa. Konsep pertahanan itu kan' tidak hanya senjata. Tapi juga budaya, ekonomi, semua hal itu bisa dilihat sebagai ketahanan sebuah negara. Baik dalam bentuk ideologi, jadi bukan melulu berbicara senjata.

Karena perang juga saat ini bukan hanya perang konvesional, tapi sudah proxy war, perang teknologi, perang pangan, perang penguasaan sumber daya alam. Jadi ini sangat menarik. Lalu bagaimana melihat konsep besar Indonesia dalam menyiapkan perang non fisik ini ke depan seperti apa. Sekarang juga perang ideologi sedang terjadi.

Bukan hanya di tingkat nasional di Indonesia saja, tapi di tingkat global di dunia internasional sedang disorientasi, terjadi pengotakan, terjadi polarisasi aliran. Jadi ini menarik sebetulnya, bahwa Indonesia mau dibawa ke mana. Dunia ini mau dibawa ke mana sebetulnya.

Karena ternyata tadi perangnya banyak. Perseteruan tentang ideologi, keyakinan, dan sebagainya. Itu kan menarik sekali. Tapi bahwa Indonesia besar karena perbedaan, karena kemajemukan itu juga yang harus diingat.

Bahwa kita punya ideologi yang mengikat tentang kebersamaan itu, di mana negara lain ingin punya kayak kita (Indonesia, -red). Itu harus dijaga yang namanya Pancasila. Misal, orang melihatnya udah old school banget ngomongin Pancasila. Tapi ternyata tidak. Karena ideologi itu yang mengikat.

Yang mengingatkan kita sebagai sebuah bangsa dan negara. Anak bangsa dan anak negeri. Nah di samping serbuan-serbuan teknologi, hoaks, dan sebagainya, kita selalu diingatkan dari hal yang kecil yang justru mengikat kita.

Anggota DPR RI dari fraksi Partai Golkar Nurul Arifin berbincang dengan awak redaksi Tribunnews.com di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/10/2019). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Anggota DPR RI dari fraksi Partai Golkar Nurul Arifin berbincang dengan awak redaksi Tribunnews.com di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/10/2019). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA (TRIBUN/DANY PERMANA)

Terus di sini juga ada Kemenkominfo juga. Kita kan' mitra kerjanya luar negeri, pertahanan, Kemenkominfo, TVRI, RRI, BIN, Lemhanas, ini semuanya bicara soal pertahanan sebetulnya. Walaupun masih ada formalitas, seperti hari ini misalnya ada fit n proper test Kapolri, ini kan' formalitas saja, mekanismenya sudah dijalankan begitu.

Berita Rekomendasi

Dan biasanya kalau Dubes itu satu orang untuk satu negara. Jadi memang tidak ke mana-mana sebetulnya. Tapi kita ingin melihat lebih jauh, lebih dalam konsepnya. Karena seorang Dubes itu sekarang tidak hanya soal hubungan diplomatik, as a politic, tapi juga hubungan dagang, hubungan lain-lain.

Prabowo akan menjadi mitra Anda di Komisi I. Seperti apa sosok Prabowo di mata Anda, di mana dulu Anda bagian dari tim pemenangan Prabowo dan sekarang saat menjadi mitra kerja?

Ini suatu pengalaman yang luar biasa buat saya. Ketika Golkar masih mendukung Pak Prabowo kita berkoalisi untuk kemenangan Pak Prabowo. Saya dengan Mas Tantowi, dengan Mas Sandiaga Uno jadi jubir beliau. Tapi kemudian kita kalah.

Dan sekarang kita berada di pihak berlawanan, tapi kemudian Pak Jokowi merangkul Pak Prabowo untuk menjadi Menteri Pertahanan. Dan sekarang menjadi mitra kerja Komisi I. Pasti saya akan ketemu lagi. Jadi ini perjalanan panjang buat saya, pertemanan.

Dan saya melihat Pak Prabowo, sesungguhnya beliau teguh dengan prinsip-prinsipnya. Beliau kalau sudah percaya dengan apa yang diyakininya tidak akan goyah. Jadi ini yang akan saya temui sebagai mitra kerja saya. Tapi ketika diganggu untuk hal-hal yang membuat beliau tidak nyaman, beliau juga bisa marah.

Dan mengganggu apa yang diyakininya itu, dikutak-kutik, beliau juga bisa marah. Kalau sekarang ini posisinya Pak Prabowo saya lihat tepat ya. Karena ini menjadi suatu tantangan khusus untuk Pak Prabowo sebagai orang yang nasionalis. Kemudian bisa mengimplementasikan apa yang menjadi keinginan Pak Prabowo sendiri.

Memberikan ruang untuk beliau mengekspresikan cintanya terhadap bangsa ini. Jadi saya mensyukuri keberadaan Pak Prabowo, mudah-mudahan bisa berjalan selaras dengan pemerintahan, dengan Pak Jokowi sampai akhir nanti.

Baca: Nurul Arifin: Jika Jokowi-Prabowo Sudah Damai, Pendukung Harusnya Legowo

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas