Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejarah Perayaan Halloween, sebagai Pertanda Berakhirnya Musim Panas

Halloween juga dimaknai pertanda berakhirnya musim tanam, dan menyambut datangnya musim dingin sebagai tradisi rakyat, Kamis (31/10/2019).

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Ayu Miftakhul Husna
zoom-in Sejarah Perayaan Halloween, sebagai Pertanda Berakhirnya Musim Panas
pixabay.com
Ilustrasi Halloween 

TRIBUNNEWS – Perayaan Halloween 2019 yang diperingati pada hari ini, Kamis (31/10/2019), sudah menjadi tradisi setiap tahunnya dan dirayakan dengan kostum menyeramkan.

Perayaan Halloween 2019 kerap diperingati dengan berbagai tradisi yang berbeda-beda disetiap negara.

Halloween juga dimaknai pertanda berakhirnya musim tanam, dan menyambut datangnya musim dingin sebagai tradisi rakyat.

Dilansir dari  Tribun Timur, perayaan Hari Halloween adalah sebuah perayaan yang berasal dari bangsa Celtic, yaitu nenek moyang bangsa Eropa.

Baca: Rayakan Halloween Bernuansa Horor, Kunjungi Kampung Halloween Bukit Sekipan Tawangmangu

Baca: Berdandan Ala Syahrini saat Halloween, Sheryl Kaget Dapat Respon Tak Terduga dari Istri Reino Barack

Festival Halloween ini diawali dari festival 'Samhain'.

Samhain berasal dari bahasa Irlandia kuno yang berarti akhir musim panas.

Wisata bernuansa horor di Kampung Halloween Bukit Sekipan Tawangmangu
Wisata bernuansa horor di Kampung Halloween Bukit Sekipan Tawangmangu (TribunTravel/Kurnia Yustiana)

Bangsa Celtic percaya bahwa akhir Oktober merupakan hari di mana pembatas antara dunia manusia dan dunia orang mati terbuka.

BERITA TERKAIT

Dalam kepercayaan mereka, pada tanggal 31 Oktober, orang yang sudah mati akan masuk ke dunia manusia.

Hal tersebut untuk menyebarkan penyakit dan juga merusak tanaman yang akan manusia panen.

Para bangsa Celtic menggunakan topeng menyeramkan.

Agar terlihat seperti roh jahat, sehingga bisa berdamai dengan roh jahat dari dunia orang mati.

Salah satu simbol Halloween adalah labu yang dibentuk dengan wajah menyeramkan yang biasa disebut dengan Jack O' Lantern.

Jack adalah seorang petani yang cerdas namun malas.

Jack berhasil menipu sang setan dengan salib sehingga setan berjanji untuk tidak memasukkan Jack ke neraka.

Ketika Jack meninggal, Jack tidak boleh masuk surga karena telah banyak berbuat dosa.

Tapi ia juga tidak diizinkan masuk ke dalam neraka, karena setan tak menyukai Jack.

Jack kemudian membuat lentera dari lobak besar lalu mengisinya dengan bara api dari neraka.

Labu itu ia gunakan sebagai penerang.

Halloween Horror Nights 2019 Singapura
Halloween Horror Nights 2019 Singapura (Instagram/halloweenhorrornights._.sg)

Ia pun bisa melihat jalan pulang kembali ke dunia manusia, berkat lenteranya.

Tradisi lain dalam perayaan Halloween adalah Trick or Treat, yaitu menggunakan kostum menyeramkan.

Hal itu dilakukan sambil berkeliling membawa labu menyeramkan menuju rumah tetangga meminta permen, kemudian teriak "Trick or Treat".

Nah, Trick or Treat pada awalnya hanya dilakukan oleh anak kurang mampu, dan ia akan mendoakan setiap orang yang memberikannya makanan atau permen.

Namun saat ini hampir seluruh anak-anak menggunakan Trick or Treat ini

Halloween adalah representasi sejarah yang kaya akan budaya.

Perayaan ini bukanlah perayaan iblis atau setan.

Dikarenakan orang Eropa suka berkelana, maka dari itu tradisi perayaan Halloween menyebar di Amerika Serikat, Australia, bahkan saat ini hampir seluruh dunia ikut merayakan Halloween. (*)

(Tribunnews.com/Suci Bangun Dwi Setyaningsih)

 

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas