Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Berbagai Kota Indonesia, Sekaten di Solo hingga Walima di Gorontalo
Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau yang sering di sebut Maulid Nabi ini menjadi tradisi yang selalu dirayakan oleh umat muslim di seluruh daerah.
Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Fathul Amanah
Masyarakat Banjarmasin merayakan Maulid Nabi dengan mengikuti tradisi Baayun Maulid.
Dikutip dari Tribunnews.com, dalam tradisi ini ratusan warga berkumpul di masjid dan membuat berbagai jenis serta model ayunan.
Mereka menghias ayunan masing-masing dengan berbagai pernak-pernik seperti janur agar terlihat meriah.
Selain agar terlihat indah, hiasan pada ayunan tersebut juga memiliki makna dan harapan tertentu untuk yang diayun.
5. Tradisi Saweran Koin di Kediri
Kota Kediri juga memiliki cara dan tradisi sendiri dalam merayakan Maulid Nabi.
Dilansir Pekanbaru.tribunnews.com, warga yang ingin berbagi rezeki akan membentuk lingkaran di serambi masjid.
Di tengah-tengah pembacaan kitab, mereka akan melemparkan koin pecahan uang sebesar Rp 100 hingga Rp 1.000 ke udara.
Uang koin tersebut akan mengarah ke kerumuman warga yang ada di hadapan warga yang melingkar.
Uang koin yang jatuh ke lantai akan diperebutkan oleh anak-anak yang mengikuti prosesi tersebut.
6. Tradisi Karesan di Mojokerto
Masyarakat Mojokerto juga memiliki tradisi peringatan Maulid Nabi tesendiri, yaitu Karesan.
Tradisi Keresan masih terus dilestarikan oleh warga di Dusun Mangelo, Desa Sooko, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Dalam tradisi ini, warga akan menggantung sejumlah hasil bumi seperti nanas, kelapa muda, terong, jagung dan nangka di pohon kersen atau talok.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.