Soal Celana Cingkrang, Dedi Mulyadi: Itu Bukan Budaya Arab, Malah Budaya Nusantara
Anggota DPR RI dan tokoh budaya Jawa Barat, Dedi Mulyadi berpendapat bahwa celana cingkrang bukanlah budaya Arab, melainkan budaya Nusantara.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Whiesa Daniswara
Menurut Dedi, pakaian khas daerah bisa disesuaikan dengan mode atau fashion saat ini.
"Karena dalam hal ini yang terpenting adalah pakaian ASN tidak seragam di semua daerah. Bisa disesuikan dengan budaya di masing-masing daerah tetapi tetap fashionable (model mengikuti zaman)," tandas Dedi.
Dedi menyebutkan salah satu pejabat yang masih mempertahankan budaya nusantara dalam hal berpakaian adalah Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Ma'ruf Amin dalam acara apa pun, baik formal maupun informal, terbiasa mengenakan bawahan sarung.
"Pak Ma'ruf terus menggunakan kain sarung karena pakaian khas Indonesia. Itu formal. Sama dengan orang Arab pakai jubah. Raja-raja Arab datang ke sini pakai gamis atau jubah," kata Dedi.
Sempat Usulkan Jawa Barat dan Jakarta Bergabung
Selain usulan tentang pakaian ASN, Dedi Mulyadi pernah mengusulkan agar Jawa Barat digabung dengan Jakarta, menjadi Jabar Raya.
Dikutip dari Kompas.com, Dedi menyebutkan pada zaman dulu Jakarta itu masuk ke wilayah kerajaan Pajajaran.
Jakarta dikatakannya menjadi bagian penting pusat ekonomi kerjaan Pajajaran.
Menurutnya, pusat perdagangan Kerajaan Pajajaran itu berada di Sunda Kelapa yang kini menjadi Jakarta.
"Bukti otentiknya ada di prasasti perjanjian raja Pajajaran Prabu Siliwangi dan Portugis yang ada di museum Jakarta," ungkap Dedi.
Dedi mengatakan, kultur Jakarta juga menjadi bagian dari Jawa Barat.
Hampir sebagian warga Jawa Barat juga banyak bekerja di Jakarta.
Alasan lainnya penggabungan Jakarta dengan Jawa Barat adalah untuk mengakomodasi keinginan masyarakat Bekasi dan Depok untuk bergabung dengan Jakarta.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.