Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti Tanggapi Usulan Larangan Pemakain Cadar di Instansi Pemerintah

Sekretaris Umum Pemerintah Pusat Muhammadiyah tanggapi usulan dari Menteri Agama terkait larangan pemakaian cadar dan celana cingkrang di pemerintah.

Penulis: Rica Agustina
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti Tanggapi Usulan Larangan Pemakain Cadar di Instansi Pemerintah
KompasTV
Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti Tanggapi Usulan Larangan Pemakain Cadar di Instansi Pemerintah 

Namun, ketaatan kepada Ulil Amri atau Pemimpin sifatnya kondisional (tidak mutlak), karena Ulil Amri itu tetap manusia yang memiliki kekurangan.

Pada kesempatan wawancara tersebut, Abudul menyampaikan setuju untuk menaati aturan yang dibuat pemerintah, akan tetapi ia tidak setuju jika cara berpakaian dikaitkan dengan radikalisme.

Maman Imanulhaq.
Maman Imanulhaq. (Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda)

Tanggapan dari Maman Imanulhaq Terkait Usulan Larangan Pemakaian Cadar Di Instansi Pemerintah

Legislator PKB Maman Imanulhaq menyatakan tidak setuju jika pemakaian cadar, celana cingkrang, dan memanjangkan jenggot dikaitkan dengan radikalisme.

"Soal disiplin berpakaian, ikuti, tatapi jangan meletakkan hal itu pada konteks keamanan," kata Maman di kutip dari Youtube KompasTV (4/11/2019).

Menurut Maman, seseorang yang berpakaian rapi pun bisa jadi adalah seorang manipulator ekonomi, manipulator budaya, manpulator sistem pemerintahan.

Namun, Maman setuju jika pemakaian cadar, celana cingkrang, dan memanjangkan jenggot yang dianggap arabisasi bukan merupakan bagian dari budaya Indonesia.

Berita Rekomendasi

Pemakaian cadar, celana cingkrang, dan memanjangkan jenggot, merupakan ajaran agama, bukan arabisasi.

Maman menjelaskan arabisasi dengan ajaran agama itu berbeda.

Ajaran agama Islam ada pada zaman Nabi Muhammad SAW.

Sedangkan arabisasi, artinya budaya Arab secara keseluruhan, sejak zaman Kleopatra hingga saat ini.

Maman menyatakan, masyarakat Indonesia perlu menunjukkan identitas bangsa sebagai negara yang mempunyai kebudayaan yang beragam.

"Saya menolak arabisasi seperti saya menolak kristenisasi, kita harus menunjukkan identitas kita sebagai bangsa yang mempounyai kebudayaan yang beragam,

bagimana kita menunjukkan kita seorang sunda, jawa, bugis minang, dan sebagainya," ungkapnya.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di periode kedua ini, Maman harap dapat merangkul kembali keberagaman yang ada di Indonesia.

"Ini kesempatan terbaik pemerintahan Presiden Jokowi di periode kedua ini untuk merangkul kembali menunjukkan Indonesia adalah 'Taman Sari' kalau istilah Presiden Sukarno," kata Maman.

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas