Kata PDIP soal Manuver NasDem: Mereka Sudah Ambil Ancang-ancang untuk Pilpres 2024
Ia juga menanggapi sindiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap manuver yang dilakukan NasDem
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga menilai wajar manuver politik yang dilakukan Partai NasDem belakangan ini.
Diketahui, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh telah bertemu dengan partai non-pemerintah, yakni Presiden PKS Sohibul Iman.
Baca: Presiden Jokowi Akan Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional Kepada Enam Tokoh
Menurut Eriko Sotarduga, pertemuan semacam itu wajar dan bagian strategi menghadapi Pilpres 2024.
"Kalau saya secara pribadi menganggap hal ini sebagai hal yang wajar bagian strategi menghadapi 2024. Artinya sekarang sudah ada ancang-ancang sudah ada seperti apa," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/11/2019).
Ia juga menanggapi sindiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap manuver yang dilakukan NasDem.
Eriko Sotarduga mengungkapkan, pesan yang ingin disampaikan Jokowi sebenarnya keinginan dari Surya Paloh.
Sehingga manuver itu terlihat di permukaan seperti rasa yang mengganjal dan harus dijelaskan secara gamblang.
"Kok semacam ada perubahan (di koalisi). Mungkin itu yang beliau ingin menyampaikan secara langsung. Kalau dulu kan katakan dalam budaya Jawa menyampaikan dengan langsung berdua atau melalui pembicaraan non formal. Kalau sekarang, hal umum saja," ujarnya.
"Ini suatu budaya yang menurut kami baik dan ini sebenarnya bisa dijelaskan oleh Pak Surya Paloh. Sebenernya apakah yang beliau inginkan sebenernya," imbuhnya.
Secara pribadi, Eriko Sotarduga tidak mempermasalahkan strategi yang sedang dijalankan Partai NasDem.
Menurutnya wajar karena perhelatan Pemilu 2024 nanti tidak ada calon petahana.
Namun, ia mengingatkan partai koalisi untuk konsisten dalam komitmennya bersama pemerintahan Jokowi.
"Ini biar sebenarnya melalui media massa, kita semua di sini masyarakat bisa menilai seperti apa konsistensi masing-masing partai dalam koalisi. Karena, apapun ceritanya pengalaman kami, kan kami pernah di luar pemerintahan. Baru masyarakat menilai siapa yang paling konsisten apa yang dikatakan," ujarnya.
Lebih lanjut, Eriko Sotarduga memberikan pengalaman konsistensi PDIP dalam menunjukkan sikapnya.
Baca: Pengamat: Sindiran Jokowi Kepada Surya Paloh Sebagai Upaya Menjembatani Gap Komunikasi
Pernah menjadi oposisi dan sekarang menjadi bagian dari pemerintah menegaskan posisi yang diambil saat ini.
"Kalau PDIP konsisten Pak Jokowi adalah Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pak Jokowi kader terbaik PDIP dan Pak Jokowi diusung dari awal diberikan kesempatan dari awal oleh PDIP kami akan terus apapun bagiamana pun situasinya," ucapnya.
Sindiran Jokowi
Pertemuan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan Presiden PKS Sohibul Iman mendapat sindiran menohok dari Presiden Jokowi.
Sindiran Jokowi terhadap Surya Paloh dilontarkan saat berpidato dalam acara HUT ke-55 Partai Golkar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Rabu (6/11/2019) malam.
Dalam acara tersebut hadir sejumlah tokoh politik di antaranya Surya Paloh, Aboe Bakar Al Habsyi dari PKS, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Demokrat, Oesman Sapta Odang dari Hanura, Grace Natalie dari PSI, dan lainnya.
"Bapak Surya Paloh yang kalau dilihat malam ini, beliau cerah dari biasanya, sehabis pertemuan beliau dengan Pak Sohibul Iman di PKS," ucap Jokowi yang disambut tawa hadirin dalam acara tersebut.
"Wajahnya cerah, setelah beliau berdua berangkulan dengan Pak Sohibul Iman," sambung Jokowi yang kembali disambut riuh seisi ruangan.
Baca: Bertemu PKS, Nasdem Cerdik Manfaatkan Situasi Curi Start untuk 2024
Jokowi mengaku, tidak mengetahui makna di balik pertemuan dan berangkulannya Surya Paloh dengan Sohibul Iman.
Ia melihat hal tersebut bukan hal biasa dilakukan Surya Paloh dengan sesama pimpinan partai politik.
"Tidak pernah saya dirangkul oleh Bang Surya seperti seerat merangkul Pak Sohibul Iman. Tadi di holding saya tanyakan, ada apa? Tapi nanti jawabnya dilain waktu dijawab," ucap Jokowi.
Jokowi sengaja bertanya soal pertemuan tersebut karena Partai NasDem saat ini berada di dalam koalisi pemerintah.
"Saya boleh bertanya dong, karena beliau masih di koalisi pemerintah," ucap Jokowi.
Usai acara, Surya Paloh menyikapi santai sindiran dari Jokowi tersebut.
Menurut Surya Paloh apa yang dilontarkan Jokowi sebagai bentuk selera humor sang presiden.
Baca: Pemilihan Dewan Pengawas KPK Masih Desember 2019, Jokowi: Saya akan Pilih Orang yang Berintegritas
"Masa kalian enggak tanggap, Pak Jokowi punya sense of humor yang tinggi," kata Surya Paloh lalu tertawa.
Ia pun menganggap bila perkataan Jokowi bukan sebagai bentuk peringatan bagi Partai NasDem agar tidak melakukan manuver politik dengan menemui sejumlah pimpinan partai politik di luar koalisi pemerintahan.
"Saya tidak merasa itu (peringatan,red) apalagi itu dianggap sebagai warning itu, saya pikir terlalu naif," kata Surya Paloh.
Menurut Surya, sangat disayangkan jika manuver NasDem dinilai sebagai bentuk perlawanan terhadap koalisi pemerintahan.
Untuk itu, ia meminta agar pikiran-pikiran tersebut dibuang jauh-jauh.
"Sayanglah kemajuan berdemokrasi kita sudah jauh kita miliki, suasana komunikasi batin sudah baik kita miliki artinya seluruh praduganya mengarah kepada pikiran yang negatif harus kita buang jauh-jauh," ucap Surya Paloh.
Baca: Bukan Mistis, Ada Desa Siluman Dapat Kucuran Dana Desa, Jokowi: Kejar sampai Tertangkap
Surya Paloh mengakui bila dirinya belum berbicara dan bertemu langsung dengan Jokowi setelah bertemu elite PKS.
Meskipun begitu, ia menyebut dirinya telah bertemu secara batin dengan mantan gubernur DKI Jakarta itu.
"Belum ketemu dalam fisik, tapi bertemu dalam batin," ucap Surya Paloh.
Surya Paloh pun menegaskan, tetap akan ada komunikasi dengan Jokowi perihal pertemuannya dengan petinggi PKS.
"Amat sangat, pasti lah itu," kata Surya Paloh.