Cucu Ruhana Kuddus Terharu Wakili Keluarga Terima Gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara
Hari ini, Jumat (8/11/2019) menjadi hari paling membahagiakan serta dikenang oleh keluarga Ruhana Kuddus, pemimpin redaksi Soenting Malajoe.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ini, Jumat (8/11/2019) menjadi hari paling membahagiakan serta dikenang oleh keluarga Ruhana Kuddus, pemimpin redaksi Soenting Malajoe.
Pasalnya keluarga yang diwakili oleh ahli waris yakni sang cucu, Janeydy menerima langsung gelar pahlawan untuk Ruhana Kuddus di Istana Negara, Jakarta.
Seiring dengan dikumandangkannya lagu Padamu Negeri di Istana Negara, Presiden Jokowi memberikan ucapan selamat pada Janeydy. Tangannya tampak bergetar ketika berjabat tangan dengan sang presiden.
Baca: Abdul Kahar Muzakir, Pemikir Muda Muhammadiyah Kini Bergelar Pahlawan Nasional
Jujur, Janeydy merasa sangat terharu serta bangga. Akhirnya setelah bertahu-tahun, sang nenek mendapat gelar sebagai pahlawan nasional.
"Saya sangat terharu, saya dan keluarga mengucapkan terima kasih akhirnya nenek saya mendapat gelar pahlawan nasional atas perjuangan dan jasanya," ucap Janeydy yang terus memamerkan tanda jasa berupa lambang burung garuda di tangannya.
Pria berpeci hitam ini sempat berbagi cerita sosok sang nenek yang teramat sederhana dan selalu memiliki perhatian besar pada sesama khususnya perempuan.
"Ruhana Kuddus tidak pernah pelit berbagi ilmu. Sejak umur 8 tahun, beliau sudah mengajar," singkat Janeydy ketika ditanya soal hal paling dikenang dari sang nenek.
Masih menurut Janeydy, sang nenek yang wafat pada 16 Desember 1972 ini sudah berbagi ilmu menulis dan membaca ke teman-temannya sejak berumur 8 tahun.
Sayangnya, dari keluarga tidak ada yang menuruni jejak Ruhana Kuddus sebagai jurnalis. Tanda penghargaan yang diterima dari Presiden Jokowi, kata Janeydy bakal disimpan di rumah mereka.
"Keluarga tidak ada yang meneruskan jadi wartawan. Tanda penghargaan ini akan disimpan di rumah. Kami akan ziarah juga ke makam di Karet Bivak," tambahnya.
Lebih lanjut Bupati Agam, Indra Catri yang juga mendampingi keluarga Ruhana Kuddus menyatakan sangat senang dengan adanya penghargaan tersebut.
"Kami gembira sekali, ini perjuangan panjang. Terlebih saya sedari kecil sudah sangat mengidolakan beliau. Baik ketokohannya di bidang jurnalistik maupun di pendidikan hingga pada keterampilan menyulam dan menenun. Semoga ini memberi inspirasi anak cucu kami. Dari 17 pahlawan nasional tanah minang, tujuh diantaranya berasal dari Agam. Saya Bupati Agam bangga sekali," imbuh Indra.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.