Putra Nababan: Kemenpora Kurang Pintar Komunikasi dengan Milenial
Putra mengatakan Kemenpora seolah terpinggirkan. Seharusnya, katanya Zainuddin Amali sebagai Menpora bisa mewakili kelompok milenial.
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan wartawan magang Yosi Vaulla Virza
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Dalam rapat perdana Komisi X DPR-RI dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Kamis (7/11/2019) kemarin, politisi PDI Perjuangan Putra Nababan mengungkap Kemenpora yang dianggapnya kurang mewakili kelompok milenial.
Putra mengatakan Kemenpora seolah terpinggirkan. Seharusnya, katanya Zainuddin Amali sebagai Menpora bisa mewakili kelompok milenial. Saat ini di Indonesia ada sekitar 63 juta kaum Milenial, ada dua level milenial. Milenial senior dan junior.
Baca: Kata Menpora Soal Penyelesaian Sirkuit Mandalika: Apabila Tidak Sanggup, Segera Bilang
Putra kemudian membandingkan dengan Komisi X DPR yang anggotanya banyak dari generasi milenial. Untuk itu sarannya, di Kemenpora dikelilingi banyak dari kalangan milenial. Putra juga mengungkap hasil audit komunikasi Kemenpora dengan dan kaum milenial di media sosial yang rendah.
Ia mengibaratkan spanduk pada masa kampanye, sudah besar-besar namun tidak dilihat orang. "Mohon maaf, mohon izin, kementrian bapak menteri kurang pintar berkomunikasi dengan generasi milenial," ujarnya.
"Saya telah mengaudit engagement rate bagaimana kementrian bapak berkomunikasi dengan milenial, baik itu di Twitter, Instagram, maupun Facebook," lanjut Putra.
Baca: Cerita Sebenarnya Menpora Zainuddin Amali Tak Bisa Masuk ke GBT, Pemkot Surabaya Ungkap Fakta Beda
"Jadi, kalau di masa kapanye nih Pak Zainudin, kita biasa pasang spanduk, spanduknya besar- besar tapi tidak dilihat orang. Itulah nasib dari postingan bapak menteri di media sosial, tidak ada yang berkomentar, tidak ada yang meneruskan. Tidak ada yang like dan seterusnya," katanya
Kaum Milenial di Indonesia pada usia 21-36 tahun itu seharusnya bisa dikomunikasikan melalui sosial media. Mengingat minimnya anggaran, seharuskan pemerintah bisa menyiasari komunikasi dengan kaum milenial melalui bantuan media sosial sebagai media komunikasi.
"Kita bicara soal minimnya anggaran, tapi kita juga tidak pintar mengakali komunikasi kita dengan kaum milenial. Akhirnya angka-angka itu menjadi sedih," kata Putra.
Baca: Pukul Alat Musik Dol, Menpora Resmi Buka Porwil se-Sumatera di Bengkulu
"Ketika dikatakan fasilitas pemuda kader dalam perkembangan kewirausahaan pemuda hanya targetnya 5000 orang, di target lagi 3000 orang dan seterusnya. Padahal, kita bicara 63 juta milenial," lanjutnya.