Ketua MUI Jawa Timur Menyatakan Anjuran Tidak Mengucapkan Salam Lintas Agama
MUI Jawa Timur menyatakan anjuran untuk tidak mengucapkan salam lintas agama, hal ini karena dianggap bukan wujud dari toleransi, namun memaksa
Penulis: Rica Agustina
Editor: Tiara Shelavie
Menurutnya, alasan yang diberikan MUI Jawa Timur bisa dipahami duduk perkaranya.
Ia juga menjelaskan 'assalamualaikum' mempunyai tiga kata kunci yang sangat baik.
Pertama yakni salam yang berarti keselamatan, kedua yakni rahmat yang berarti keberkahan yang diberikan Tuhan kepada manusia, dan yang ketiga yakni berkah.
"Tiga kata kunci itu merupakan tiga kata kunci yang sangat baik yang diajarkan Rasul kepada mansia," katanya.
Selain mendukung pernyataan MUI Jawa Timur, Masduki juga berharap, adanya fatwa ini tidak menjadi persoalan yang akan memecah belah bangsa Indonesia.
"Jangan gundah, jangan sampai persoalan ini menjadi kontroversi, karena ini hanya persoalan bagaimana kita bergaul," ungkapnya.
Indonesia adalah bangsa majemuk, toleransi dan empati sangat ditekankan.
Toleransi dapat diwujudkan dengan mengucapkan salam dari satu agama dan agama lain mampu menghargainya.
Empati dapat diwujudkan dengan mengucapkan salam kepada orang yang berbeda agama.
Masduki memberikan contoh, tidak apa-apa muslim mengucapkan 'selamat natal' kepada umat kristen/katolik, karena itu merupakan bagian dari empati.
Salam lintas agama mulai tampak di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Saat membuka acara kenegaraan, Jokwoi mengawalinya dengan mengucapkan salam 'Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Shalom, Om swastiastu, Namo buddhaya, Salam kebajikan'.
'Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh' ucapan salam yang berasal dari agama Islam, yang artinya semoga Allah SWT melimpahkan keselamatan, rahmat dan keberkahan untukmu/kalian.
Sementara itu “Salam sejahtera bagi kita semua” merupakan salam yang diucapkan umat Kristen, “Shalom” diucapkan umat Katolik, “Om swastiastu” dari Hindu Bali, “Namo buddhaya” dari Buddha, dan “Salam kebajikan” dari Konghucu.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)