Alasan Pakai Atribut Ojek Online di Bom Mapolrestabes Medan, Pengamat Teroris: Timbulkan Efek Trauma
Alasan Gunakan Atribut Ojek Online di Bom Bunuh Diri Mapolrestabes Medan, Pengamat Teroris Dino Cresbon ungkapkan untuk timbulkan efek Trauma
Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat teroris, Dino Cresbon memberikan analisisnya mengapa pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan menggunakan atribut ojek online.
Dino memberikan penjelasannya dalam sebuah video yang diunggah oleh akun YouTube channel bernama yulis sulistyawan pada Rabu (13/11/2019).
Di dalam unggahan tersebut, Dino memberikan penjelasan jika sudah kali kedua di Indonesia peristiwa peledakan bom menggunakan atribut ojek online.
Yang pertama terjadi di Tangerang Selatan dan pelakunya tewas tertembak oleh tim densus 88.
Menurut Dino, penggunaan atribut ojek online merupakan salah satu metode atau pola serangan untuk menebar ketakutan.
"Jadi itu adalah metode pola serangan isis untuk menembus barikade dengan teknik penyamarannya mereka (pelaku peledakan bom) itu dilatih untuk menembus barikade menggunakan atribut penyamaran, yang bisa untuk menembus barikade penjagaan," ujar Dino.
Setelah metode penyamaran, dilanjutkan dengan metode kedua yakni teknik ilhab.
Teknik itu dilakukan jika aparat pengamanan mulai berontak maka akan digunakan teknik ini, menggunakan pisau atau panah.
Ia juga mengatakan dua metode tersebut digunakan untuk menciptakan paranoid atau ketakutan yang besar di publik.
Selain itu juga untuk mengadu domba antara aparat kemanaan baik kepolisian, TNI dan institusi intelijen untuk saling menyalahkan.
"Diharapkan bahwa mantan perwira-perwira intelejen atau Polri dan TNI yang berpengalaman puluhan tahun menghadapi teroris di Indonesia itu diberhentikan berdasarkan ketidakmampuan kemudian mereka akan merubah bentuk serangannya kepada kader-kader atau pejabat yang masih baru yang belum berpengalaman," ujarnya.
Dino juga mengatakan bom ISIS memang umumnya low explosive dengan tujuan untuk menyebar efek ketakutan.
"Jadi teknik bomnya isis memang bomnya rata-rata low eksplosive karena yang dicari itu menimbulkan efek ketakutan di publik, jadi berbeda dengan al-kaidah yang langsung menunjukan eksistensi ideologi," ujarnya.
Dino juga mengatakan perbedaan antara bom isis dengan al-kaidah dalam menunjukan eksistensi ideologi mereka.