Fakta Menarik Partai Gelora: Diusung Fahri Hamzah hingga Reaksi Petinggi PKS
Fakta-fakta partai baru bentukan Fahri Hamzah, Partai Gelora, dari awal mula terbentuk hingga susunan pengurusnya saat ini.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Fakta-fakta partai baru bentukan Fahri Hamzah, Partai Gelora, dari awal mula terbentuk hingga susunan pengurusnya saat ini.
Partai Gelora Indonesia atau Gelombang Rakyat Indonesia merupakan partai baru yang diusung oleh mantan wakil ketua DPR RI Fahri Hamzah.
Partai Gelora didirikan pada 28 Oktober 2019 dan dicatatkan di notaris pada 4 November 2019.
Baca: Politisi PKS Tak Pikirkan Para Mantan yang Bikin Partai Gelora
Dihimpun dari berbagai sumber, inilah fakta-fakta partai baru Partai Gelora.
1. Awal terbentuk
Sebagian besar pengurus partai Gelora adalah jebolan dari PKS.
Mantan Ketua DPW PKS Jatim, Hamy Wahjunianto telah menyuarakan pembentukan partai baru ini sejak Juni 2019 lalu.
"Rencananya, kami akan deklarasi pada akhir tahun ini. Namun, kami sepakat untuk menunda hingga awal tahun depan sebelum pilkada 2020," kata Hamy pada temu jurnalis di Surabaya, Selasa (18/6/2019) lalu.
Hamy mengungkap embrio pembentukan partai ini diawali dari munculnya organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi).
Hamy yang juga menjadi Dewan Pembina di Garbi ini menjelaskan partainya akan menjadi sempalan dari Garbi di bidang politik.
"Kami menilai bahwa satu-satunya jalan yang efektif untuk melakukan perubahan adalah melalui politik. Sementara, Garbi kami tegaskan tak mungkin menjadi partai politik sehingga perlu organisasi lain di luar Garbi," urai Hamy yang kini masih menjadi Anggota DPRD Jatim dari Fraksi PKS ini.
Sehingga, lahirnya partai politik tersebut diharapkan dapat membawa gagasan perjuangan Garbi.
"Garbi berjuang sebagai ormas, sementara partai ini akan melalui politik. Ini semacam double track," urainya.
Baca: Anis Matta: Konflik di PKS Memicu Lahirnya Partai Baru
Hal serupa diutarakan Fahri Hamzah.
Menurut Fahri, pembentukan Partai Gelora merupakan aspirasi dari para anggota Ormas Garbi yang ia inisiasi bersama mantan Presiden PKS Anis Matta.
Banyak anggota Ormas yang ingin membentuk Partai Politik sebagai saluran perjuangan.
"Itu sekali lagi aspirasi dari temen-temen setelah membuat Ormas, sebagian ingin membentuk parpol. Muncullah ide-ide, mudah-mudahan bulan Oktober akan kita konkret kan di lapangan," ucapnya pada September lalu.
Fahri menargetkan partai barunya nanti ikut dalam pesta demokrasi pemilihan kepala daerah 2020.
Karena menurutnya, banyak anggota partainya nanti yang memiliki potensi untuk menjadi kepala daerah.
"Iya itu diantaranya karena banyak diantara teman-teman itu kepala daerah petahana, atau orang yang punya peluang jadi kepala daerah. Sehingga mereka ingin set up dulu organisasinya. Untuk maju bersama-sama dengan partai lain," katanya.
Pembentukan partai Gelora sendiri menurut Fahri merupakan permintaan dari para anggota Ormas Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) yang ia inisiasi bersama mantan Presiden PKS Anies Matta.
Selain itu, sejumlah mantan anggota PKS juga akan bergabung dengan partai Gelora.
Diantaranya Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi dan politisi senior PKS DKI Jakarta Tri Wisaksana.
2. Dapat Dukungan dari Nasdem dan PKS
Meski banyak mantan kadernya yang kini berpindah ke Partai Gelora, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tetap mendoakan yang terbaik untuk mereka, termasuk M Anis Matta dan Fahri Hamzah.
Anis Matta dan Fahri Hamzah menjadi pimpinan Partai Gelora.
"Kita mendoakan yang baik bagi semua pihak yang berniat membangun negeri ini. Membangun partai itu adalah tujuan mulia," ujar Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera kepada Tribunnews.com, Senin (11/11/2019).
Akankah menjadi ancaman bagi PKS?
Mardani menjelaskan, PKS punya pengalaman 20 tahun dalam dunia politik di Indonesia.
Bahkan kini PKS kata dia, makin solid dan kokoh.
"Fokus membangun kekuatan kader. Pengalaman 20 tahun, alhamdulillah kami kian solid dan kokoh," tegas anggota DPR RI ini.
Baca: Elite PKS Tak Khawatir Anis Matta dan Fahri Hamzah Bikin Partai Gelora
Nasdem pun menyambut positif kelahiran partai baru ini.
Partai besutan Surya Paloh, NasDem, mengapresiasi kelahiran partai baru bernama Gelombang Rakyat (Gelora) yang diinisiasi politisi Fahri Hamzah.
Ketua DPP Partai NasDem Irma Suryani Chaniago mengatakan, apa yang dilakukan oleh Fahri, dalam hal ini menginisiasi lahirnya Gelora, merupakan bagian dari politik.
Dia menilai kehadiran Partai Gelora tidak perlu dipersoalkan.
Justru langkah tersebut patut diapresiasi mengingat banyak orang muda hari ini punya kesadaran akan politik dan turut berpolitik.
"Itu bagian dari demokrasi, bagian dari banyaknya anak-anak muda atau masyarakat yang sudah mengerti politik dan perlu juga ikut berpolitik tidak ada masalah. Kami justru mengapresiasi dan tidak ada masalah," ujar Irma saat ditemui di JI Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (9/11/2019).
3. Dinilai pengamat sulit ikuti jejak partai Demokrat dan NasDem
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio ragu Partai Gelora mampu mengukir kesuksesan dalam dunia politik nasional.
Jejak sukses yang pernah ditorehkan Partai Demokrat dan Partai NasDem saat menjadi partai pendatang baru, dinilai akan sulit diikuti Partai Gelora.
Apalagi melihat tokoh-tokoh yang kini bernaung di Partai Gelora, tidak ada yang sekaliber Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pertama kali mengikuti pemilihan umum pada tahun 2004, Partai Demokrat meraih suara sebanyak 7,45 persen (8.455.225) dari total suara dan mendapatkan 57 kursi di DPR.
Selain itu, dia menjelaskan, Partai Gelora tidak seperti NasDem yang memiliki media massa.
Kekuatan media massa ini mampu berperan membuat NasDem pada pemilu 2014 meraih suara sebanyak 6,72 persen atau 8.402.812.
"Gelora, secara ketokohan, belum memiliki tokoh sekaliber SBY. Mereka juga tidak memiliki media massa," ujar pendiri lembaga analisis politik KedaiKOPI ini kepada Tribunnews.com, Minggu (10/11/2019).
Karena itu ia menilai sudah bagus, jika prestasi Gelora sama dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di pemilu 2019 lalu.
"Kalau Gelora ini berprestasi sama saja seperti PSI, itu sudah sangat baik," kata Hendri Satrio.
Dia juga tidak yakin, Gelora akan menjadi ancaman bagi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Meskipun para pentolan Partai Gelora adalah mantan kader PKS.
"Apalagi PKS, kemarin di Pemilu 2019 lalu, suaranya naik. Saat itu kan para pentolan Partai Gelora ramai-ramai keluar dari PKS," kata Hendri Satrio.
Baca: Anis Matta dan Fahri Hamzah Pimpin Partai Gelora, Ini Kata Elite PKS
4. Deddy Mizwar gabung Partai Gelora
Deddy Mizwar memutuskan keluar dari Partai Demokrat dan bergabung dengan Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia.
Deddy mengungkapkan sejumlah alasan mengenai begabung dirinya dengan Partai Gelora, di antaranya ingin memberikan kontribusi dalam menghadapi perubahan.
Selain itu, Deddy juga sudah terlibat sejak awal merencanakan pendirian Partai Gelora bersama Fahri Hamzah dan Anis Matta.
"Jadi punya harapan besar kedepan. Karena mereka (Gelora) bisa melihat perubahan yang terjadi di masyarakat," katanya, Jumat (8/11/2019) saat dihubungi Tribunnews.com.
Ia juga mengaku telah menjalin komunikasi dengan para pendiri partai sejak berdirinya Ormas Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) yang menjadi cikal bakal berdirinya Partai Gelora.
"Ya sama pak Anis, sama pak Fahri. Ya sebelum partai, saat masih Garbi kita sudah bicara. Mulai dari Garbi kita sudah bertemu," lanjut Deddy.
5. Susunan pengurus Partai Gelora
Tepat di Hari Pahlawan, susunan pengurus Partai Gelora terbentuk.
Nama seperti Anis Matta, Fahri Hamzah, dan Mahfudz Sidik bertengger di jajaran elite partai.
Kepengurusan Dewan Pimpinan Nasional (DPN) dan Ketua Bidang Pengembangan Wilayah Partai Gelora terbentuk bertepatan dengan Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November 2019.
Salah satu inisiator Partai Gelora Fahri Hamzah berharap, Januari 2020 seluruh dokumen dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) mengesahkan syarat administrasi partai.
"Kami berharap Januari seluruh dokumen dari Kementerian Hukum dan HAM yang menyatakan bahwa Partai Gelombang Rakyat Indonesia atau Gelora Indonesia ini sudah sah menjadi peserta pemilu," ucap Fahri di acara syukuran Partai Gelora Indonesia, Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (10/11/2019).
Berikut susunan kepengurusan Partai Gelora Indonesia:
DPN (Dewan Pimpinan Nasional):
Ketum: M Anis Matta
Waketum: Fahri Hamzah
Sekjen: Mahfudz Sidik
Bendum: Ahmad Riyaldi
Ketua Bidang Pengembangan Wilayah:
1. Sumatera (M Syahfan)
2. Jabar, DKI, Banten (Ahmad Zairofi)
3. Jateng, DIY, Jatim (Ahmad Zainudin)
4. Kalimantan, Bali Nusra (Rofi Munawar)
5. Sulawesi Indonesia Timur (A Faradise)
(Tribunnews.com/Tiara Shelavie, Taufik Ismail, Srihandriatmo Malau, Lusius Genik, Nuryanti, Ilham Rian Pratama, Surya/Bobby Koloway)