Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Foto-foto Kenangan Djaduk Ferianto sebelum Meninggal, Darah Seni Mengalir sejak Muda

Seniman Gregorius Djaduk Ferianto meninggal akibat serangan jantung pada Rabu (13/11/2019). Ia meninggal pada usia 55 tahun meninggalkan lima anak.

Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Ifa Nabila
zoom-in Foto-foto Kenangan Djaduk Ferianto sebelum Meninggal, Darah Seni Mengalir sejak Muda
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Djaduk Ferianto saat memandu acara kelompok musik Kua Etnika di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (15/1/2015). Kelompok musik pimpinan Djaduk Ferianto ini memadukan musik etnik dengan pendekatan modern. TRIBUNNEWS / HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM - Seniman musik ternama Gregorius Djaduk Ferianto tutup usia pada Rabu (13/11/2019) dini hari pukul 02.30 WIB, di kediamannya.

Pria yang kerap dipanggil Djaduk ini meninggal dunia di usia 55 tahun dan meninggalkan seorang istri serta kelima anaknya.

Diketahui Djaduk meninggal akibat serangan jantung.

Kabar duka tersebut diumumkan pertama kali oleh Butet Kartaredjasa, sang kakak yang juga seorang seniman, melalui akun Instagram @masbutet

Dikutip dari TribunJogja.com, Jenazah Djaduk akan disemayamkan di Padepokan Seni Bagong Kussudiardjo, Yogyakarta, pada Rabu siang.

Djaduk akan dikebumikan di makam keluarga Sembungan, Kasihan, Bantul, pada Rabu sekitar pukul 15.00 WIB.

Kabar duka dari Djaduk Ferianto mengejutkan banyak pihak.

Berita Rekomendasi

Beberapa kalangan selebriti dan para seniman di Indonesia pun berduka akan kabar kepergian budayawan dan musisi senior Indonesia ini.

Pra kelahiran Yogyakarta tersebut lahir dari keluarga dengan darah seni yang kental.

Diketahui ayahnya, Abgong Kussudiardja dikenal sebagai koreografer dan pelukis.

Djaduk sendiri adalah seorang aktor, sutradara, dan musisi.

Ia juga salah satu anggota dari kelompok musik Kua Etnika, musik humor Sinten Remen, dan Teater Gandrik.

Kelompok Kesenian Kua Etnika merupakan penggalian atas musik etnik dengan pendekatan modern, yang ia dirikan tahun 1995 bersama dengan kakaknya, Butet Kertaradjasa dan Purwanto.

Sinten Remen merupakan kelompok musik keroncong yang bernuansa humor.

Sedangkan Teater Gandrik merupakan teater yang ia geluti bersama kakaknya dengan model kritik guyon parikena dan olahan bentuk-bentuk teater tradisional ke dalam bentuk pementasan teater modern.

Selain itu, sejak tahun 1997 Djaduk telah melahirkan karya-karya musikalisasi unik melalui kedua kelompok musiknya tersebut.

Di antaranya Orkes Sumpeg Nang Ning Nong (1997) dan Ritus Swara (2000) bersama Kua Etnika, serta Parodi Iklan (2000), dan Komedi Putar (2002) bersama Orkes Sinten Remen.

Pada 2006, ia pernah merilis lagu rohani bertajuk Dia Sumber Gembiraku.

Kadang, di sela kesibukan, Djaduk masih menyempatkan diri mengerjakan ilustrasi musik untuk sinetron di televisi.

Beberapa di antaranya ia juga berperan dalam film layar lebar seperti dalam 'Petualangan Sherina', 'Koper', 'Jagad X Code', serta 'Cewek Saweran'.

Selain itu, Djaduk memiliki wadah tampil baru bernama Ring of Fire.

Ia meramu jazz dengan keroncong, lalu menggandeng penampil lain dan membiarkan sisanya berjalan apa adanya.

Diketahui, Djaduk juga giat mengibarkan event Ngayogjazz.

Pada event ini, dirinya merupakan salah satu penggagas Ngayogjazz.

Djaduk Ferianto
Djaduk sedang rapat penyelenggaraan Event NGAYOGJAZZ yang akan digelar tgl 16 Nov 2019 di desa Kwagon, Godean, Sleman Jogjakarta.

Dikabarkan, Djaduk sebenarnya dijadwalkan tampil di Ngayogjazz pada Sabtu (16/11/2019) di Godean, Yogyakarta.

Pagelaran Ngayogjazz 2019 akan dijadwalkan mulai pukul 10.00 WIB sampai selesai.

Tahun ini merupakan perayaan ke-13 Ngayogjazz yang akan berkolaborasi dengan pesta rakyat, mengusung tema 'Satu Nusa Satu Jazz-Nya'.

Mengenai hal tersebut, akun Ngayogjazz mengucapkan bela sungkawanya atas kepergian Djaduk.

Telah berpulang ke sisi Tuhan YME, keluarga dan sahabat kita, pendiri Ngayogjazz, Djaduk Ferianto.

Mohon dimaafkan segala kesalahan almarhum semasa hidupnya, dan mohon doanya supaya beliau diberi tempat terbaik di sisi-Nya.

Sugeng tindak, Honn.

#RIPDjadukFerianto #NgayogjazzBerduka

Adanya kabar duka ini, pihak Ngayogyajzz menginformasikan tetap meneruskan acara walau tanpa Djaduk.

Saat ini, pihak panitia juga masih berduka dengan kepergian Djaduk.

Mereka akan tetap menyelenggarakan acara ini untuk penghormatan kepada almarum sebagai seniman dan penggagas Ngayogjazz.

"Kami berusaha untuk tetap meneruskan Ngayogjazz dalam rangka mengenang Mas Djaduk," ujar Board Creative Ngayogjazz Novindra Dirantara, melansir dari Kompas.com.

"Tapi tetap menyelenggarakan Ngayogjazz kami anggap sebagai penghormatan kepada almarhum sebagai seniman dan penggagas Ngayogjazz," ujar Novindra.

Selain itu, beberapa event lainnya yang pernah dijamah oleh Djaduk  Konser Sesaji Nagari.

Djaduk Ferianto & Kua Etnika dalam Konser Sesaji Nagari
Djaduk Ferianto @djaduk & Kua Etnika dalam Konser Sesaji Nagari | Taman Budaya Yogyakarta | 10 Maret 2019

Latihan Teater Gandrik “PARA PENSIUNAN” pada tanggal 8-9 April 2019 Taman Budaya Jogjakarta.

Djaduk dalam teater ini sebagai sutradara dan adanya penampilan Mas Butet juga teman-teman Teater Gandrik.

Djaduk dalam Teater

Teater Gandrik “ PARA PENSIUNAN” bersama sang kakak, Butet Kertaradjasa.

Teater yang ia garap ini mengajak penonton tertawa melalui guyonan yang sarat dengan sindiran serta celetukan2 menyentil.

Pertunjukan teater seperti ini digelar ditengah atmosfer politik yang panas pasca pemilu tahun 2019 ini.

Lalu, berpartisipasi juga dalam Synchronize Festival 2019 di District Stage, Jakarta International Expo Kemayoran Minggu (06/10/2019).

"Parodi Lagu Anak" oleh Orkes Sinten Remen di @synchronizefest Gambir Expo Kemayoran (Instagram @mesarah_marli)

Pada acara ini, Djaduk menyinggung elit politik yang membuat pasal-pasal membingungkan pada akhir periode jabatannya. Hal itu disampaikan setelah ia mengaku gugup usai menampilkan “Parodi Lagu Anak”.

Djaduk menyinggung kelakukan koruptor dan petugas pencari upeti.

Selain musik dan teaternya, ia juga berperan di depan layar kaca pada film Petualangan Sherina, film anak terlaris di Indonesia.

Djaduk dalam Film Petualangan Sherina
Djaduk Ferianto, Sherina Munaf, dan Derby Romero

Ia berperan sebagai Kertarajasa, orang yang ingin menguasai tanah pertanian Ardiwilaga untuk proyek propertinya. 

(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas