Pengamat Terorisme Ungkap 4 Hal yang Harus Dilakukan Demi Cegah Paham Radikalisme
Pengamat terorisme, Thayep Bestik mengemukakan bahwa ada hal-hal yang bisa dilakukan untuk menekan paham radikalisme / terorisme
Penulis: Muhammad Nur Wahid Rizqy
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Ledakan bom bunuh diri terjadi di Markas Polrestabes (Mapolrestabes) Medan, Rabu (13/11/2019) pukul 08.45 WIB.
Diduga seorang pria menggunakan jaket ojek online menjadi pelaku bom bunuh diri tersebut.
Dari keterangan kepolisian, indentitas pelaku penyerangan dengan menggunakan bom bunuh diri tersebut telah diketahui.
"Pelaku berinisial RMN, usianya 24 tahun," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo dalam konferensi pers di Gedung Humas Polri, Jakarta, Rabu siang.
Pelaku bom bunuh diri adalah seorang mahasiswa, warga Jalan Nangka Medan Petisah yang lahir di Medan dan masih sebagai berstatus mahasiswa/pelajar.
Korban sekaligus tersangka pengeboman di Mapolrestabes Medan dapat dikatakan masih berusia usia muda.
Pengamat Radikalisme dan Terorisme dari Yayasan Prasasti Perdamaian (YPP), Tayyip Malik menyebutkan, kejadian ini bisa dihindari sedini mungkin.
Tayyip menyebutkan, ada empat cara yang bisa dilakukan untuk mencegah paham radikalisme agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Pertama, Tayyip menyoroti peristiwa pengeboman yang terjadi di Mapolrestabes Medan di mana pelakunya adalah seseorang yang bisa dikatakan masih tergolong muda.
Pentingnya berpikir kritis harus dipunyai oleh semua orang, terutama oleh anak muda.
Tayyip berpendapat, para remaja harus bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Selain itu, perlunya pemahaman diri yang kuat agar tidak mudah terhasut dan terpengaruh akan hal-hal yang bersifat negatif.
Saat ini, paham radikalisme disebar oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai apa yang diinginkanya.
Sosok anak muda adalah sosok yang dapat dijadikan target dalam penyebaran paham radikalisme.