Soal Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan, Pengamat Teroris: Ada Indikasi Terafiliasi JAD atau ISIS
Soal bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, pengamat terorisme menilai ada indikasi terafiliasi ISIS ataupun JAD.
Penulis: Muhammad Nur Wahid Rizqy
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Ledakan bom bunuh diri terjadi di Markas Polrestabes (Mapolrestabes) Medan pukul 08.45 WIB, Rabu (13/11/2019).
Diduga seorang pria menggunakan jaket ojek online menjadi pelaku bom bunuh diri tersebut.
Dari keterangan Kepolisian, indentitas pelaku penyerangan dengan menggunakan bom bunuh diri tersebut telah diketahui.
"Pelaku berinisial RMN, usianya 24 tahun,"ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo dalam konferensi pers di Gedung Humas Polri, Jakarta, Rabu siang.
Baca: Ada Bom Bunuh Diri di Medan, Winger Lincah Persija Sempat Khawatir Keberadaan Keluarga
Identitas pelaku berhasil diketahui berdasarkan sidik jari jenazah yang diambil oleh tim Inafis Polri.
Peristiwa penyerangan dengan menggunakan modus bom bunuh diri yang terjadi di Mapolrestabes Medan, menambah catatan peristiwa penyerangan terhadap pihak kepolisian
Pengamat terorisme, Tayyip Malik, memiliki analisisnya atas kejadian bom bunuh diri yang terjadi di Medan.
Yang pertama, sel sel terorisme, terutama yang berada di kota Medan telah hidup dan berkembang secara masif sejak tahun 2015.
Terlebih sejak 10 tahun ini ini, penyerangan atau kasus pengeboman yang terjadi di Medan tidak hanya sekali.
Sejarah mencatat sejak tahun 2000 sampai dengan 2019, total sudah ada 7 peristiwa bom yang terjadi di kota Medan.
“Sel sel teroris terutama yang berada di Medan ini masih hidup, karena sejak 2015 sudah ada peristiwa-peristiwa yang terjadi disana,” kata Thayep saat di wawancarai Tribunnews Rabu (13/11/2019) malam.
Baca: Fakta-fakta Pelaku Bom Bunuh Diri Polrestabes Medan
Kedua, menurut Tayyip Malik sejak tahun 2015, berbagai penangkapan-penangkapan teroris yang berada di Medan cukup masif, ini menandakan sel-sel terorisme berkembang.
“Di medan sendiri itu memang sejak 2015 dan berbagai penangkapan sangat masif. Artinya disana sel-sel teroris cukup aktif,” ujar Tayyip Malik.
Ketiga, aksi terorisme yang menyerang ke Mapolrestabes Medan ini juga diindikasikan sebagai peringatan atau ancaman menjelang Hari Raya Natal dan tahun baru 2020.