Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Politik Ini Peringatkan Anies Baswedan soal Lem Aibon Jadi Momentum Membandingkan Ahok

Pengamat politik M. Qadari sebut kisruh APBD DKI dapat jadi momentum bagi publik untuk bandingkan kinerja Ahok dan Anies Baswedan dalam mengurus DKI

Editor: Tiffany Marantika Dewi
zoom-in Pengamat Politik Ini Peringatkan Anies Baswedan soal Lem Aibon Jadi Momentum Membandingkan Ahok
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/Gita Irawan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai memberi sambutan dalam acara Rapat Kordinasi Nasional Partai Keadilan Sejahtera 2019 (Rakornas PKS) memberi keterangan kepada awak media, Kamis (14/11/2019 di Hotel Bidakara Jakarta, Tribunnews.com/Gita Irawan 

TRIBUNNEWS.COM - Polemik lem Aibon Rp 82 miliar yang sedang ramai dibicarakan akhir-akhir ini, menurut pengamat politik M Qadari merupakan sebuah momentum.

Momentum di mana orang-orang akan membandingkan kinerja Gubernur DKI Jakarta saat ini Anies Baswedan dengan gubernur terdahulu Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube Indonesia Lawyers Club, Sabtu (16/11/2019), Qadari mengatakan orang-orang akan melihat siapa yang lebih bagus antara Ahok dan Anies Baswedan.

Mungkin inilah momentum di mana kemudian orang kembali membandingkan kedua-duanya," kata Qadari.

Qadari kemudian mencontohkan bagaimana Ahok yang sejak awal sudah terbuka dalam proses pemerintahan dan proses penganggaran.

Sifat Ahok yang terbuka sejak awal membawa kesan dirinya keras dalam memastikan kedisiplinan dan transparansi.

"Jadi Pak Ahok itu akan dianggap keras karena dari awal sudah terbuka," tutur Qadari.

Berita Rekomendasi

Kemudian Qadari lanjut membandingkannya dengan Anies Baswedan yang mungkin akan dicap sebagai orang yang hanya retorika belaka.

Hal tersebut menurut Qadari akan terjadi jika Anies Baswedan melakukan langkah yang salah dalam menerapkan transparansi saat bekerja menjadi Gubernur DKI Jakarta.

"Tapi kalau Pak Anies tidak hati-hati, akan dianggap banyak retorika, dalam kutip terlalu soft (lembut)," jelas Qadari.

Baca Selengkapnya >>>

Sumber: TribunWow.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas