Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sukmawati Kembali Diduga Nistakan Agama, Pernah Menangis Minta Maaf Soal Puisi 'Ibu Indonesia'

Pada tahun 2018, Sukmawati pernah tersandung kasus dugaan penistaan agama melalui puisi yang dibacakannya.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Garudea Prabawati

TRIBUNNEWS.COM - Putri Presiden pertama Indonesia, Sukmawati Soekarnoputri kembali tersandung kasus dugaan penistaan agama.

Pada tahun 2018, Sukmawati pernah tersandung kasus dugaan penistaan agama melalui puisi "Ibu Indonesia" yang dibacakannya.

Kali ini, ia dianggap menistakan agama kembali seusai perkataannya yang disebut membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Soekarno.

Ujaran tersebut disampaikan Sukmawati dalam sebuah acara peringatan Hari Pahlawan 10 November 2019 lalu.

Sukmawati Soekarnoputri, putri pertama Presiden RI Soekarno Hatta
Sukmawati Soekarnoputri, putri pertama Presiden RI Soekarno Hatta (Kolase Tribunnews.com)

Cuplikan videonya pun sudah beredar di dunia maya.

Tuduhan penistaan agama juga pernah dialami Sukmawati pada tahun lalu.

Sukmawati dilaporkan atas dugaan telah melakukan penistaan agama karena membacakan puisi berjudul "Ibu Indonesia" di JCC Senayan dalam acara peringatan 29 Tahun Anne Avantie Berkarya.

Berita Rekomendasi

Dalam puisi tersebut, ia membandingkan antara konde dengan cadar.

Selain itu, ia juga menyinggung soal adzan.

Berikut potongan isi puisi "Ibu Indonesia" yang dibawakan Sukmawati :

Baca: Taufiq Damas: Membandingkan Nabi dengan Manusia Biasa itu Tidak Apple to Apple

"Aku tak tahu syariat Islam,

yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah,

lebih cantik dari cadarmu.

Gerai tekukan rambutnya suci,

sesuci kain pembungkus wujudmu.

Aku tak tahu syariat Islam,

yang kutahu suara kidung ibu Indonesia sangatlah elok,

lebih merdu dari alunan azanmu

Gemulai gerak tarinya adalah ibadah

semurni irama puja kepada illahi."

Kala itu, banyak pihak yang melaporkan Sukmawati.

Melansir Kompas.com, pengacara bernama Denny AK dan Ketua DPP Partai Hanura Amron Asyhari melaporkan Sukmawati ke Polda Metro Jaya.

"Saat itu dia berkata bahwa syariat Islam disandingkan dengan sari konde, itu kan jelas menurut kami enggak bisa bisa disandingkan. Lalu, nyanyian Ibu Pertiwi lebih indah daripada azanmu. Kalau bicara begitu, dia meremehkan Sang Kuasa dong," ujar Denny.

Denny yang dilakukan Sukmawati sangatlah tidak pantas.

Hal senada juga disampaikan Amron.

"Ini jelas telah menghina dan melecehkan kami sebagai umat Islam. Saya minta agar polisi segera mengusut kasus ini," kata Amron.

Berujung Isak Tangis Permintaan Maaf

Dikutip dari Kompas.com, Sukmawati meminta maaf dan mengatakan tidak berniat menghina umat Islam Indonesia dengan puisi yang dibacakannya saat itu.

Klarifikasi permintaan maaf dilakukan Sukmawati di Warung Daun, Cikini, 4 April 2018.

Sukmawati meminta maaf sembari menangis.

Baca: Buntut Kasus Atta Halilintar, Pelapor Belum Pernah Cek Youtube Sang Artis, Roy Suryo Angkat Bicara

Sukmawati juga mengaku sebagai muslimah yang bersyukur dan bangga akan keislamannya.

"Puisi 'Ibu Indonesia' yang saya bacakan sesuai dengan tema acara pergelaran busana yakni Cultural Identity, yang semata mata adalah pandangan saya sebagai seniman, budayawati dan murni karya sastra Indonesia," kata Sukmawati.

Dikutip dari video pemberitaan Youtube Kompas TV, ia kemudian meminta maaf sambil

"Dengan ini dari lubuk hati yang paling dalam, saya mohon maaf lahir dan batin kepada umat Islam Indonesia khususnya yang bagi yang merasa tersinggung dan berkeberatan dengan puisi 'Ibu Indonesia'," ucapnya sambil menangis.

Penyelidikan Kasus Dihentikan

Kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Sukmawati dengan puisinya diputus penyelidikannya.

Melansir Kompas.com, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri kala itu, Brigjen M Iqbal, mengungkpakan tidak menemukan unsur pidana.

Dalam proses penyelidikan, polisi telah mendengar keterangan dari 28 pelapor dan satu saksi.

Selain itu, penyelidik juga telah meminfa keterangan Sukmawati sebagai terlapor, satu ahli bahasa, satu ahli sastra, satu ahli agama, dan satu ahli hukum pidana.

"Disimpulkan tidak ditemukan perbuatan melawan hukum atau perbuatan pidana. Sehingga perkara tersebut tidak dapat ditingkatkan ke tahap penyidikan," kata Iqbal.

Sementara itu tuduhan penistaan agama membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Soekarno oleh Sukmawati Soekarnoputri sudah dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Melansir Kompas.com, organisasi masyarakat Forum Pemuda Islam Bima melaporkan Sukmawati ke Bareskrim Polri atas tuduhan penodaan agama, Sabtu (16/11/2019).

Laporan tersebut atas nama Imron Abidin, perwakilan dari Forum Pemuda Islam Bima.

Kuasa hukum pelapor, Dedi Junaedi mengungkapkan Sukmawati dilaporkan atas pernyataannya dalam sebuah forum diskusi.

"Ibu Sukmawati kan sedang mengadakan forum diskusi masalah radikalisme dan terorisme. Nah, ini beliau menyampaikan beberapa poin yang menurut kami perbuatan penistaan terhadap agama Islam," ujar Dedi.

Diketahui, forum diskusi tersebut tertanggal 11 November 2019.

"Kami ini keberatan terhadap pernyataan Ibu Sukma dalam diskusi tertanggal 11 November 2019 itu yang beredar lewat video di Youtube" lanjut dia.

Baca: Bereaksi Usai Dilaporkan karena Dianggap Lakukan Penistaan Agama, Atta Halilintar Sebut Soal Jahat

Dua poin laporan yang dilayangkan yaitu Sukmawati membandingkan Alquran dengan Pancasila, dan membandigkan Nabi Muhammad SAW dengan Soekarno.

Dikatakannya, pernyataan adik Megawati Soekarnoputri tersebut diduga melanggar pasal 156 a Jo pasal 28 ayat (2) terkait penodaan agama.

Pihaknya juga telah menyerahkan bukti kepada kepolisian.

"Kami telah menyerahkan barang bukti berupa satu buah CD berisi video serta empat lembar print out screenshot," lanjut Dedi.

Penggalan pernyataan Sukmawati

Berikut pernyataan Sukmawati pada forum peringatan Hari Pahlawan 10 November.

"Kalau untuk merekrut yang namanya hijrah kek atau calon radikalis, katanya infonya, itu ditanya mana lebih bagus Pancasila sama Alquran.

Sekarang saya mau tanya, yang berjuang di abad 20 itu nabi yang mulia Muhammad atau insinyur Soekarno? Untuk kemerdekaan Indonesia.

Baca: Reaksi PWNU Jatim Soal Sukmawati Bandingkan Soekarno & Nabi Muhammad, Sampai Sebut Akal Sehat

Saya mau tanya, jangan perempuan, kan kaum radikalisme kebanyakan laki-laki ya," ucapnya.

Saat itu, mahasiswa UIN Jakarta bernama Maulana berusaha menjawab.

"Memang benar pada saat awal abad ke-20 itu yang berjuang adalah insinyur Soekarno ...," kata Maulana

Belum sempat melanjutkan, Sukmawati langsung memberhentikan pernyataan mahasiswa tersebut.

"Oke, stop. Hanya itu yang Ibu mau tanya," potongnya.

(TRIBUNNEWS.COM/Wahyu Gilang Putranto) (Kompas.com/Dian Erika Nugraheny/Sherly Puspita/Setyo Adi Nugroho/Kristian Erdianto)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas