Fahmi Idris Sebut Adanya Kader yang Hanya Berhitung Untung Rugi Jadi Persoalan Berat Bagi Partai
Tokoh senior Partai Golkar, Fahmi Idris, menyebut kader yang berorientasi pada untung rugi menjadi persoalan berat bagi sebuah partai.
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tokoh senior Partai Golkar, Fahmi Idris, menyebut kader yang berorientasi pada untung rugi menjadi persoalan berat bagi sebuah partai.
Mulanya dia mengatakan, ada bagian tertentu dalam partai politik mirip sekali seperti bisnis dan memang banyak yang menilai parktik demikian tidak sehat.
Akan tetapi, praktik berpolitik seperti berbisnis tersebut benar terjadi dalam sebuah partai.
"Bisnis itu seperti saudara tahu menghitung untung rugi. Dia (kader) memutuskan saat hitungannya beruntung, dia tidak memutuskan saat sedang merugi. Jadi berdasarkan hitungan itu hanyalah tentang untung dan rugi dan ini persoalan berat bagi sebuah partai," ujar Fahmi Idris dalam diskusi 'Golkar Mempersiapkan Transformasi Kader' di Senopati, Jakarta Selatan, Selasa (18/11/2019).
Baca: Fahmi Idris Beberkan Sejumlah Faktor Penghambat Kaderisasi Golkar
"Jadi seseorang ketika mengambil keputusan, itu selalu ada hitung-hitungannya dan kalau betul hitungannya itu memang agak sulit kita berdiskusi yang agak dalam dan mendalam tentang berbagai masalah partai," tambahnya.
Fahmi Idris pun mengutarakan perseteruan di internal Golkar bisa berujung pada lahirnya partai politik tandingan.
Tetapi, ia yakin hal tersebut tidak akan terjadi.
Baca: Capres 2024 Diprediksi Berlatar Belakang Kepala Daerah, Menteri, Hingga Militer
Menurutnya setelah Munas berakhir, semua permusuhan akan segera berakhir.
"Walaupun penuh dinamika, penuh dalam 'huru-hara' dan sebagainya, paling berat konflik di Golkar itu muncul partai baru. Itu paling berat, tapi saya yakin konflik yang terjadi jelang Munas terutama, itu akan berakhir dengan santai-santai saja," ujarnya.
Selain itu, Fahmi juga mengatakan regenerasi di Golkar terhitung mulus dibandingkan dengan parpol lainnya meski sering terjadi konflik internal.
Baca: Fahmi Idris Kurang Setuju Jika Ketua Umum Golkar Dipilih Secara Aklamasi
"Yang paling mungkin melakukan regenerasi ya hanya di Golkar. Mudah sekali walau penuh dinamika dan sebagainya di Golkar, kecuali nanti saudara Airlangga terpilih (lagi) baru pertama kali seorang ketua umum terpilih dua kali menjabat, tapi rata-rata orang enggan memilih seorang ketua untuk menjadi ketua lagi, dua kali. Itu tanda bahwa regenerasi di Golkar lancar-lancar saja," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.