Sukmawati Soekarnoputri Diduga Nistakan Agama, Kutip Pertanyaan Perekrut Calon Radikalis Teroris
Sukmawati Soekarnoputri diduga melakukan tindak penistaan agama dalam pidatony tersebut mengutip dari perekrut calon-calon radikalis dan teroris.
Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Putri Presiden pertama Indonesia Soekarno, Diah Mutiara Sukmawati Soekarnoputri dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan melakukan tindak penistaan agama.
Sukmawati memberikan penjelasan dalam pidatonya pada acara diskusi terkait nasionalisme dan tangkal radikalisme yang memeringati Hari Pahlawan Nasional tersebut mengutip dari perekrut calon-calon radikalis dan teroris.
"Saya bercerita bahwa saya mendapatkan info, kalau cara untuk merekrut radikalis atau teroris itu salah satu pertanyaannya demikian mana lebih bagus Al-Quran sama Pancasila," ujarnya.
Sukmawati kembali menegaskan, dirinya bukanlah yang mengarang dari pertanyaan tersebut.
Baca: Respons Tokoh Soal Pernyataan Sukmawati Soekarnoputri, Andre Rosiade Sarankan untuk Minta Maaf
Seperti judulnya pada acara hari Pahlawan Naionalisme yakni bangkitkan nasionalisme, menangkal radikalisme, dan memberantas terorisme, ia mengungkapkan sebagai narasumber harus memberikan materi yang sesuai.
"Jadi saya cerita sejarah, nasionalisme Indonesia kan memang mulai bangkit mulai ada awal abad 20, itu sudah menjadi tren gitu ya nasionalisme, karena sebelum abad itu belum ada ideologi nasionalisme," jelanya.
Ia juga menegaskan bahwa dirinya ahli dalam menceritakan sejarah Indonesia, dilansir dari kanal Youtube KompasTV, Senin (18/11/2019).
Mengenai kejadian tersebut, Sukmawati justru merasa sangat dirugikan oleh media online.
Baca: Sukmawati Dipolisikan Karena Dugaaan Menista Agama, Berikut Ini Tanggapan PKS
"Yang mempunyai pemikiran usil, tangan-tangan jahil untuk merubah kata-kata saya dan juga mengedit," ungkapnya.
Sukmawati menjelaskan bahwa ucapannya saat memberikan pidato tersebut diedit oleh salah satu media online.
"Itu yang diedit adalah kata-kata saya, kalimat saya yang kemudian dieditnya menjadi mana lebih bagus Al- Quran dengan Pancasila, padahal itu bukan ucapan saya yang demikian itu sebelumnya ada," pungkas Sukmawati.
Sebelumnya, Sekjen Korlabi Novel Bamukmin mengungkapkan, dari sini dapat melihat untuk melaporkan Sukmawati bukan halnya persoalan khilaf tetapi seperti halnya diduga adanya penyakit.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.