Dinilai sebagai Badan Publik yang Informatif, Kemhan Raih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik
Kemhan menerima anugerah Keterbukaan Informasi Publik tahun 2019 dari Komisi Informasi Pusat (KIP) kategori Kementerian sebagai badan yang informatif.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Daryono
Dinilai sebagai Badan Publik yang Informatif, Kemhan Raih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pertahanan (Kemhan) menerima anugerah Keterbukaan Informasi Publik tahun 2019 dari Komisi Informasi Pusat (KIP) untuk kategori Kementerian sebagai badan yang cukup informatif.
Pengharagaan tersebut merupakan kali pertama yang diterima oleh Kemhan.
Ajang penganugerahan tersebut digelar di Kementerian Komunikasi dan Informasi dalam rangka implementasi UU No 14 tahun 2008.
Dilansir laman resmi Kemhan, penghargaan tersebut diterima oleh Kepala Bagian Informasi Publik dan Perpustakaan Kemhan Kolonel Laut Hadi Prayitno sebagai wakil dari Kemhan RI.
Penghargaan yang diberikan oleh Ketua Bidang Kelembagaan KIP Cecep Suryadi tersebut juga disaksikan oleh anggota Komisi I DPR M. Farhan dan Ketua Umum Innovator 4.0 Indonesia Budiman Sudjatmiko.
Diharapkan, dengan adanya penganugerahan ini nantinya memunculkan inovasi dalam pelayanan informasi publik dari badan publik sehingga semakin memudahkan pengguna informasi.
Menurut Cecep, Badan publik wajib memberikan pelayanan terbaik kepada publik sehingga dapat meningkatkan pengembangan diri dan lingkungan sosialnya agar mampu bersaing secara global.
BIG DATA yang kuat
Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono menginginkan adanya BIG Data yang kuat untuk menjada pertahanan nasional.
Hal itu diungkapokan Wamenhan saat melakukan kunjungan ke Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemhan, Rabu (13/11/2019).
Seperti dilansir laman resmi Kemhan, menurut Wamenhan, hal itu guna mengantisipasi era perang informasi di masa depan.
Lebih lanjut Wamenhan mengungkapkan bahwa saat ini Kemhan/TNI membutuhkan BIG DATA yang kuat, akurat, dengan arsitektur terintegrasi guna mendukung adanya keputusan strategis bagi pertahanan nasional.
Menurut Wamenhan, BIG Data tersebut nantinya harus mampu menyajikan data yang akurat, real time, lengkap hingga mampu melakukan profiling dengan dukungan analitik yang kuat.
“Kuncinya itu di kemampuan analitik. Kedepan banyak kecerdasan buatan digunakan untuk serangan cyber. Jadi, selain kekuatan alusista yang harus dimiliki kita juga harus punya kekuatan siber,” ujar Wamenha.
(Tribunnews.com/Tio)