Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kepala BNPT Sebut Tak Punya Data Tiga Persen Prajurit Terpapar Radikalisme, Ini Kata Pengamat

Suhardi menyatakan lembaganya tak memiliki data tiga persen prajurit TNI terpapar radikalisme dan menyatakan data tersebut tidak akurat.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Kepala BNPT Sebut Tak Punya Data Tiga Persen Prajurit Terpapar Radikalisme, Ini Kata Pengamat
Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Polisi Suhardi Alius usai menemui Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD di Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (18/11/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR fraksi PAN Sarifuddin Sudding menanyakan pernyataan mantan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu yang mengatakan tiga persen prajurit TNI terpapar radikalisme kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius.

Suhardi menyatakan lembaganya tak memiliki data tiga persen prajurit TNI terpapar radikalisme dan menyatakan data tersebut tidak akurat.

Menanggapi hal tersebut, pengamat terorisme dari Institute Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi sepakat dengan pernyataan Suhardi bahwa data tersebut tidak akurat.

Baca: Komisi III DPR Cecar BNPT Terkait Pencegahan Aksi Teror

"Pernyataan (Ryamizard) itu saya anggap sumir dan meragukan, karena disampaikan tanpa menyebut sumber data, apalagi indikator yang jelas. Meski kita menduga bahwa yang disampaikannya mengutip dari hasil survei sebuah lembaga riset," ujar Khairul, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (21/11/2019).

Ia pun meminta agar para pejabat pemerintah untuk lebih berhati-hati dalam berbicara apabila menyangkut data.

Pasalnya hal tersebut dapat menebar keresahan dan ketakutan tersendiri bagi masyarakat, terutama hal terkait terorisme.

"Nah, soal radikalisme di tubuh TNI juga begitu. Tak ada indikator jelas. Saya khawatir, beliau keliru memahami soal ekspresi keberagamaan dengan apa yang disebutnya sebagai radikalisme itu," kata dia.

Baca: Kepala BTPN Suhardi Alius: Kita Rangkul para Mantan Napiter

BERITA REKOMENDASI

"Memang harus diakui, belakangan ini tampak adanya penguatan religiositas dan ekspresi keberagamaan di kalangan masyarakat kita. Termasuk di lingkungan TNI-Polri. Tapi itu tidak bisa serta merta dituding sebagai sesuatu yang ekstrem atau bahkan menyimpang," imbuh Khairul.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius menyatakan lembaganya tak memiliki data tiga persen prajurit TNI terpapar radikalisme.

Hal itu dikatakannya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi III DPR, Kamis (21/11/2019).

Baca: Legislator Golkar: Masih Perlukah Kita Pertahankan BNPT?

Awalnya, anggota Komisi III DPR fraksi PAN Sarifuddin Sudding menanyakan pernyataan mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu yang mengatakan tiga persen prajurit TNI terpapar radikalisme.

"Dalam pemetaan wilayah dan juga pemetaan terhadap kampus, ASN dan sebagainya dalam kaitan terhadap statement yang dilontarkan Pak Ryamizard bahwa ada tiga persen anggota TNI kita terpapar radikalisme ini bagaimana pandangan saudara?," tanya Sudding kepada Suhardi.


Suhardi menjawab bahwa lembaganya tidak memiliki data tersebut. Ia menyatakan data tersebut tidak akurat. "Tidak akurat pak. Mungkin bapak bisa tanya sama mabes TNI," kata Suhardi.

Suhardi mengungkapkan setelah ada pernyataan Ryamizard, ia ditelpon oleh Menko Polhukam saat itu Wiranto.

Baca: Haidar Alwi: Prabowo Harus Lanjutkan Program Bela Negara Ryamizard Ryacudu

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas