Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terkena PHK Massal Warga Sragen Ini Jual Soto Murah Rp 1.000, Sempat Dicibir Soal Rasanya

Sukarni (46) menjadi salah satu dari 1.500 orang yang terkena PHK massal, ia beralih buka usaha soto sewu namun usahanya tidak berjalan mulus.

Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Terkena PHK Massal Warga Sragen Ini Jual Soto Murah Rp 1.000, Sempat Dicibir Soal Rasanya
TRIBUN JATENG/MAHFIRA PUTRI MAULANI
Warung soto sewu milik Sukarni yang berada di Kampung Ringin Anom, Sragen Kulon RT 5, samping Jalan Raya Slamet Riyadi, Sragen 

TRIBUNNEWS.COM - Sukarni (46) menjadi salah satu dari 1.500 orang yang terkena PHK massal pabrik tekstil di Purwosuman, Bulu, Sidoharjo, Sukoharjo, jawa Tengah.

Dalam keadaan terhimpit seperti itu, Sukarni harus mencari penghasilan lain dengan membuka usaha soto sewu namun usahanya tidak berjalan mulus, ia pun sempat dapat cibiran dari orang-orang.

Usaha soto sewu Sukarni banyak dipertanyakan orang-orang karena rasanya.

"Dulu awal-awal buka ya banyak yang ngga suka, pada tanya enak ga tuh soto kok cuma seribu. Setelah saya buka itu juga banyak yang ikut-ikutan bikin soto seribu," ujar Sukarni, dikutip dari TribunJateng.com, Kamis (21/11/2019)

Baca: Tak Terima Matanya Buta Usai Dioperasi, Penjual Soto Gugat RS Mata Solo Rp 10 Miliar

Sebelumnya, Sukarni hanya mengandalkan hidup dari buruh pabrik tersebut, karena di PHK dirinya mengaku bingung ingin mencari penghasilan darimana.

"Setelah kena PHK massal di pabrik saya ya luntang-lantung nggak ada kerjaan, lalu suami saya menyarankan untuk berjualan soto seribu, ya saya jawab aku nggak bisa masak, akhirnya dikasih resep masak sama mertua saya," ungkapnya.

Berita Rekomendasi

Sukarni sejak delapan tahun silam membuka warung soto di kediamannya yang beralamat di Kampung Ringin Anom, Sragen Kulon RT 6.

Soto Sukarni saat itu sepi pelanggan dan hanya tetangga sekitar yang membeli karena letak rumahnya yang kurang strategis berada di dalam kampung.

Baca: Kisah Warga Sragen yang Jual Soto Rp 1.000, Sempat Dapat Cibiran: Bersedekah dan Tak Takut Rugi

"Dulu di rumah saya nggak seramai di sini, yang beli juga tetangga-tetangga sekitar rumah, sehari dapat Rp 80 ribu saja senangnya minta ampun," lanjutnya.

Karena merasa letak rumahnya yang tidak strategis, akhirnya Sukarni pindah ke rumah mertua yang hanya beda RT berada tepat dipinggir jalan raya yang tak jauh dari rumahnya.

Kini di tempat baru yang berada di pinggir jalan raya Slamet Riyadi Sragen Kulon sudah hampir empat tahun warungnya pun mulai ramai.

Setiap harinya omzet penjualan Sukarni lebih banyak dibanding dirumahnya dengan penghasilan kotor Rp 800 ribu dari pukul 11.00 hingga malam.

Baca: Kampoeng Kouliner di SOHO Pancoran Menantang Para Pemburu Makanan Enak

"Pernah saya jualan waktu hari Minggu, dari pagi sampai malam dapat Rp 2,6 juta penghasilan kotor," kata dia.

Sukarni menjaga warung soto sewu miliknya dari pukul 11.00 hingga malam, untuk pagi hari Heni adik dari suami Sukarni, Ninut Iswinanto (49) yang menjaga dari jam buka pukul 06.00 hingga malam.

Sukarni ketika ditanyai takut rugi atau tidak menjual soto dengan harga seribu Sukarni menjawab tidak.

"Alhamdulillah nggak takut rugi, ngitung-ngitung sodaqoh lah. Nyatanya bisa kok sampai sekarang malah Alhamdulillah sudah beli mobil," lanjutnya.

Ia saat ini sudah memiliki dua karyawan yang membantunya melayani pelanggan warungnya.

Baca: 7 Soto untuk Menu Sarapan Enak di Surabaya, Jangan Lupa Cicipi Lezatnya Soto Ayam Hartono

Sukarni juga mengatakan pembelinya merata dari semua kalangan dari mulai anak sekolah, ibu-ibu, karyawan hingga pegawai.

"Merata kok yang datang kesini, anak sekolah, ibu-ibu karyawan. Biasanya ramai itu jam-jam tertentu makan siang sama menjelang magrib," lanjutnya.

Viral Warung Lesehan di Tegal jual Mahal dagangannya

Sempat diberitakan sebelumnya, dan viral, warung lesehan Lamongan Indah di Jalan HOS Cokroaminoto, Slawi, Tegal, Jawa Tengah, yang  mematok harga mahal untuk pembelinya.

Pengakuan harga fantastis warung lesehan Bu Anny ini datang dari seorang pengguna Facebook dengan nama akun Tije Uyee Slalu.

Pemilik akun Tije Uyee Slalu tersebut terkena tagihan sebesar Rp 700.000 setelah makan dengan seporsi nasi, dua es teh, seporsi kepiting, udang, dan cumi.

Tije Uyee Slalu juga mengeluhkan warung Lesehan Bu Anny yang lokasinya di pinggir jalan namun mematok harga selangit.

Unggahan Tije Uyee Slalu ini pun semakin viral usai diunggah oleh akun Instagram @makassar_iinfo.

Setelah kisah mereka viral di Instagram, @makassar_iinfo kembali mengunggah pengakuan seorang warga yang mengaku pernah ditagih sampai Rp 1,7 juta oleh warung lesehan Bu Anny.

Ada juga yang makan 2 porsi lele dan harus merogoh kocek sampai Rp 100.000.

Akibat postingan tersebut dan menjadi viral, warung tersebut kemudian sempat sepi.

(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani) (TribunJateng.com/Mahfira Putri Maulani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas