Sosok Andi Taufan Garuda, Staf Khusus Jokowi yang Peduli Masyarakat Desa
Andi Taufan Garuda Putra menjadi satu di antara 12 Staf Khusus Presiden yang berkategori milenial yang peduli pada usaha kecil.
Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan tujuh staf khususnya di Istana Merdeka pada, Kamis (21/11/2019).
Andi Taufan Garuda Putra menjadi satu di antara 12 Staf Khusus Presiden yang berkategori milenial.
Semua staf khusus, termasuk Presiden Jokowi menggunakan kemeja berwarna putih dan bawahan hitam.
Selain itu, Presiden Jokowi juga mengumumkan staf khususnya dengan gaya duduk di atas bean bag.
Staf Khusus Presiden mempunyai tugas khusus untuk mengembangkan inovasi di berbagai bidang.
Andi Taufan Garuda Putra, atau yang akrab disapa Taufan kini berumur 32 tahun merupakan lulusan Harvard Kennedy School (HKS).
HKS merupakan sekolah kebijakan publik dan administrasi publik, dari Universitas Harvard di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat.
Taufan diperkenalkan oleh Presiden Jokowi merupakan sosok milenial yang bergerak di dunia entrepreneur.
Taufan merupakan CEO di PT AMARTHA Micro Fintech.
"Kemudian yang ke tiga, saudara Andi Taufan Garuda Putra. Umur 32 tahun," terang Presiden Jokowi.
"Ini lulusan Harvard Kennedy School. Bergerak di dunia entrepreneur, banyak meraih penghargaan atas inovasinya.
Termasuk atas kepeduliannya terhadap sektor-sektor UMKM."
"Menjadi CEO di PT AMARTHA Micro Fintech. Saya kenal beliau saat urusan fintech."
Dilansir dari Wikipedia.org, Taufan lahir di Jakarta pada. 24 Januari 1987.
Taufan merupakan lulusan sarjana Manajemen Bisnis di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Kemudian Taufan melanjutkan pendidikannya di Harvard University mengambil Master of Public Administration.
Semasa sekolah Taufan, ia sering berpindah-pindah tempat tinggal.
Dimulai dari sekolah dasar di Jakarta, tepatnya di Al-Azhar, Kelapa Gading.
Lalu SMP Neger 6 Makassar, Sulawesi Selatan.
Akhirnya Taufan kembali lagi ke pulau jawa dan melanjutkan sekolah di SMA Negeri 5 Bandung, Jawa Barat.
Setelah lulus menempuh pendidikan, Taufan bekerja sebagai konsultan bisnis di untuk IBM Global Business Services selama dua tahun.
Ketika itu, Ia melihat masyarakat Indonesia banyak yang merasa kesulitan untuk mendapatkan akses finansial.
Hingga akhirnya pada tahun 2009, Taufan meninggalkan pekerjaannya dan mendirikan Amartha.
Amartha merupakan lembaga peer to peer lending, yang tujuannya untuk memberdayakan bisnis di sektor ekonomi informal.
Aktivitas Kewirausahaan Taufan
Taufan berkenalan dengan lembaga keuangan mikro ketika ia memberikan pinjaman untuk usaha mikro di Ciseeng, Bogor, Jawa Barat, tahun 2009.
Taufan mendirikan Amartha untuk memberikan akses keuangan pada masyarakat di desa yang selalu telibat hutang dengan rentenir.
Dengan pendekatan sosial bisnis, Taufan membuat lembaga keuangan dengan sistem yang mudah menggunakan pola pembiayaan kelompok.
Setelah Taufan melanjutkan masa studinya di Harvard University pada tahun 2016, Amartha dirubah menjadi peer to peer lending.
Yaitu menghubungkan investor dengan usaha mikro di pedesaan dengan bantuan teknologi.
Taufan telah mendapatkan 21 penghargaan dan nomasi dari tahun 2010 hingga 2019.
Di antaranya, Ashoka Young Changemakers Awards pada Desember 2010, Indonesia Youngster Inc Entrepreneur Champion from SWA Magazine pada Juni 2014, hingga masuk dalam 30 Startups dalam perkembangan yang menjanjikan dari Forbes Indonesia tahun 2018.
Pada akun instagram perusahaannya, @amarthaid, startups milik Taufan ini menjadi pionir dari fintech peer to peer lending.
Selain itu amartha sudah berizin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (*)
(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)