Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

7 Staf Khusus Milenial Jokowi Dikabarkan Digaji Rp 51 Juta dan Tak Perlu Kerja Penuh di Istana

Tujuh staf kepresidenan yang terpilih dikabarkan akan mendapatkan gaji sebesar Rp 51 juta per bulannya dan tidak bekerja penuh di Istana Negara

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in 7 Staf Khusus Milenial Jokowi Dikabarkan Digaji Rp 51 Juta dan Tak Perlu Kerja Penuh di Istana
Tribunnews/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris
Presiden Joko Widodo mengenalkan tujuh orang sebagai Staf Khusus Presiden untuk membantunya dalam pemerintahan pada sebuah acara perkenalan yang berlangsung dengan santai di veranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2019) sore. Ketujuh staf khusus baru yang diperkenalkan Presiden Jokowi merupakan anak-anak muda berusia antara 23-36 tahun atau generasi milenial. Adapun ketujuh staf khusus baru yang diumumkan oleh Presiden Jokowi yaitu (kiri ke kanan) Andi Taufan Garuda Putra, Ayu Kartika Dewi, Adamas Belva Syah Devara, Gracia Billy Mambrasar, Putri Indahsari Tanjung, Angkie Yudistia, dan Aminuddin Maruf. Tribunnews/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris 

TRIBUNNEWS.COM – Tujuh staf kepresidenan milenial yang terpilih dikabarkan akan mendapatkan gaji sebesar Rp 51 juta per bulannya dan tidak bekerja penuh di Istana Negara, Jakarta.

Besaran Gaji staf khusus sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 144 Tahun 2015 tentang Besaran Hak Keuangan bagi Staf Khusus Presiden, Staf Khusus Wakil Presiden, Wakil Sekretaris Pribadi Presiden, Asisten, dan Pembantu Asisten.

Berdasarkan beleid yang diterbitkan Jokowi pada 2015, gaji Staf Khusus Presiden sebesar Rp 51 juta.

Gaji sebesar Rp 51 juta merupakan pendapatan keseluruhan dan sudah termasuk gaji pokok, tunjangan kinerja, dan tunjangan pajak penghasilan.

Presiden Joko Widodo mengenalkan tujuh orang sebagai Staf Khusus Presiden untuk membantunya dalam pemerintahan pada sebuah acara perkenalan yang berlangsung dengan santai di veranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2019) sore. Ketujuh staf khusus baru yang diperkenalkan Presiden Jokowi merupakan anak-anak muda berusia antara 23-36 tahun atau generasi milenial. Adapun ketujuh staf khusus baru yang diumumkan oleh Presiden Jokowi yaitu (kiri ke kanan) Andi Taufan Garuda Putra, Ayu Kartika Dewi, Adamas Belva Syah Devara, Gracia Billy Mambrasar, Putri Indahsari Tanjung, Angkie Yudistia, dan Aminuddin Maruf. Tribunnews/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris
Presiden Joko Widodo mengenalkan tujuh orang sebagai Staf Khusus Presiden untuk membantunya dalam pemerintahan pada sebuah acara perkenalan yang berlangsung dengan santai di veranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2019) sore. Ketujuh staf khusus baru yang diperkenalkan Presiden Jokowi merupakan anak-anak muda berusia antara 23-36 tahun atau generasi milenial. Adapun ketujuh staf khusus baru yang diumumkan oleh Presiden Jokowi yaitu (kiri ke kanan) Andi Taufan Garuda Putra, Ayu Kartika Dewi, Adamas Belva Syah Devara, Gracia Billy Mambrasar, Putri Indahsari Tanjung, Angkie Yudistia, dan Aminuddin Maruf. Tribunnews/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris (Tribunnews/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris)

Menurut Fadjroel Rachman, Juru Bicara Presiden yang juga Staf Khusus Bidang Komunikasi mengatakan gaji unutk para staf khusus berdasarkan Perpres 144/2015.

"Ya, kan mereka bekerja 1 x 24 jam," kata Fadjroel, Sabtu (23/11/2019) dikutip Tribunnews dari Kompas.com.

Selain itu, mengenai kerja mereka yang tidak full time di Istana, Jokowi tidak mempersalahkan hal tersebut.

Berita Rekomendasi

Jokowi memahami para pengusaha muda tersebut masih memimpin perusahaan masing-masing dan ada yang berniat melanjutkan kuliah.

"Tidak full time, (karena) beliau-beliau sudah memiliki kegiatan dan pekerjaan," kata Jokowi.

Diketahui, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan nama-nama yang menjadi staf khusus untuk membantu dan bekerjasama membangun Indonesia yang lebih maju, Kamis (21/11/2019).

Mereka merupakan putra dan putri Indonesia dari kalangan milenial, seperti Putri Indahsari Tanjung, Adamas Belva Syah Devara, Ayu Kartika Dewi, Angkie Yudistia, Gracia Billy Yosaphat Membrasar, Aminuddin Ma'ruf, dan Andri Garuda Putra.

Profil Staf Khusus Kepresidenan

1. Putri Indahsari Tanjung

Putri Indahsari Tanjung lahir di Jakarta, 22 September 1996.

Ia merupakan CEO dan Founder Creativepreneur dan anak sulung dari dua bersaudara yang lahir dari pasangan Chairul Tanjung dan Anita Tanjung.

Ia menjalani kuliah di Academy of Arts, San Francisco, Amerika Serikat.

2. Adamas Belva Syah Devara

Adamas Belva Syah Devaralahir di Jakarta, 30 Mei 1990.

Ia merupakan seorang pengusaha, tokoh muda, dan aktivis sosial.

Belva Devara, alumnus bergelar ganda dari Harvard University dan Stanford University ini dikenal sebagai Pendiri dan Direktur Utama (CEO) dari perusahaan startup di bidang pendidikan dan teknologi terbesar di Indonesia, Ruangguru.

Pada tahun 2017, ia terpilih menjadi satu di antara 30 pengusaha muda paling berpengaruh di Asia oleh Forbes Magazine.

3. Ayu Kartika Dewi

Ayu Kartika Dewi lahir 4 November 1981 dan perumus Gerakan Sabang Merauke dan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga.

Pada 2010, Ayu mendapatkan tugas untuk mengajar di salah satu SD yang berada di Desa Papaloang, Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Pada 2019, ia diangkat menjadi Staf Khusus Presiden Joko Widodo.

4. Angkie Yudistia

Angkie Yudistia yang lahir 5 Mei 1987 adalah pendiri Thisable Enterprise, kader Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), dan difabel tuna rungu.

Angkie melanjutkan kuliah Jurusan Ilmu Komunikasi di London School of Public Relations Jakarta.

Pada 2008, menjadi salah satu finalis Abang None Jakarta dan "The Most Fearless Female Cosmopolitan 2008".

Dia menulis buku berjudul Perempuan Tunarungu, Menembus Batas.

Perempuan berusia 32 tahun itu juga bekerja sama dengan Gojek Indonesia untuk mempekerjakan orang-orang dengan disabilitas di Go-Auto dan Go-Glam.

5. Gracia Billy Yosaphat Membrasar

Gracia Billy Yosaphat Mambrasar atau yang lebih akrab dengan sebutan Billy Papua adalah seorang pemuda asal Papua yang meraih beasiswa di Universitas Oxford.

Billy lahir di Serui, Kepulauan Yapen, Papua dari keluarga penjual kue.

Billy mendapatkan beasiswa menempuh pendidikan SMA di Jayapura dari Pemerintah Provinsi Papua. Ia kemudian diterima di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB.

Billy pernah diundang untuk magang oleh Pemerintah Amerika Serikat dan berbicara di depan State Department AS.

6. Aminuddin Ma'ruf 

Dilansir dari Wikipedia.org, Aminuddin Ma'ruf lahir di Karawang, Jawa Barat, 27 Juli 1986.

Ia merupakan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII periode 2014-2016.

Aminuddin yang diusung kader PMII cabang Jakarta Timur terpilih memimpin PMII dalam Kongres di Jambi yang berlangsung 30 Mei sampai 10 Juni 2014.

Amin menyelesaikan S1 di Universitas Negeri Jakarta dan S2 di Universitas Trisakti.

7. Andri Taufan Garuda Putra

Andi Taufan Garuda Putra, pendiri dan CEO Amartha.
Andi Taufan Garuda Putra, pendiri dan CEO Amartha. (IST)

Pria kelahiran Jakarta, 24 Januari 1987 adalah seorang pendiri lembaga peer to peer Lending bernama Amartha.

Sorang sarjana Manajemen Bisnis Institut Teknologi Bandung itu melanjutkan pendidikan hingga memperoleh gelar Master of Public Adminstration dari Harvard University 2016.

(Tribunnews.com/Suci Bangun Dwi Setyaningsih, Kompas.com/Ihsanuddin)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas