Sukmawati Soekarnoputri Diduga Singgung Umat Islam, MUI: Suatu Bentuk Pelecehan
Wakil Sekjen MUI menyatakan untuk Sukmawati Soekarnoputri agar menyadari kesalahannya dengan membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Soekarno.
Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Pernyataan putri Presiden RI pertama Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri yang membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Soekarno, diduga telah menyinggung perasaan umat Islam.
Wakil Sekjen MUI Amirsyah Tambunan menyatakan untuk Sukmawati Soekarnoputri agar menyadari kesalahannya.
"Sukmawati ini supaya menyadari kekeliruan-kekeliruan yang membandingkan antara Nabi Muhammad SAW dengan Soekarno," ujar Amirsyah.
Terkait hal itu, menurut Amirsyah ucapan Sukamawati dalam pidatonya dengan membandingan dua tokoh tersebut adalah suatu penodaan agama.
Baca: Eggi Sudjana Minta Polisi Adil Tangani Kasus Sukmawati
"Karena itu, membandingkan dua tokoh itu adalah suatu bentuk pelecehan menurut saya," tegasnya, dilansir dari kanal Youtube Kompas TV, Sabtu (23/11/2019).
Secara tegas Sukmawati tidak merasa bersalah dalam kasus dugaan penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW.
Bahkan, Sukmawati mengklaim atas video viral yang berisi pernyataannya soal Nabi Muhammad SAW banyak orang cepat terkecoh.
Sebelumnya, Sukmawati Soekarnoputri, mengklarifikasi bahwa aduan dugaan penistaan agama dirinya berawal dari pernyataannya yang diubah dalam suatu artikel media online.
Baca: Eggi Sudjana Minta Polisi Adil Tangani Kasus Sukmawati
Mengenai kejadian tersebut, Sukmawati justru merasa sangat dirugikan oleh media online.
"Saya merasa sangat dirugikan oleh media online yang mempunyai pemikiran usil, tangan-tangan jahil untuk merubah kata-kata saya dan juga mengedit kata-kata saya," ujarnya, dilansir dari kanal Youtube KompasTV, Senin (18/11/2019).
Sukmawati menjelaskan bahwa ucapannya saat memberikan pidato tersebut diedit oleh salah satu media online.
"Itu yang diedit adalah kata-kata saya, kalimat saya yang kemudian dieditnya menjadi mana lebih bagus Al- Quran dengan Pancasila, padahal itu bukan ucapan saya yang demikian itu sebelumnya ada," pungkas Sukmawati.
Menurutnya, hal seperti itu mengecohkan semua masyarakat Indonesia seolah-olah benar yang Sukmawati ucapkan.
Sukmawati memberikan penjelasan dalam pidatonya pada acara diskusi terkait nasionalisme dan tangkal radikalisme yang memeringati Hari Pahlawan Nasional tersebut mengutip dari perekrut calon-calon radikalis dan teroris.
"Saya bercerita bahwa saya mendapatkan info, kalau cara untuk merekrut radikalis atau teroris itu salah satu pertanyaannya demikian mana lebih bagus Al-Quran sama Pancasila," ujarnya.
Sukmawati kembali menegaskan, dirinya bukanlah yang mengarang dari pertanyaan tersebut.
Seperti judulnya pada acara hari Pahlawan yakni bangkitkan nasionalisme, menangkal radikalisme, dan memberantas terorisme, ia mengungkapkan sebagai narasumber harus memberikan materi yang sesuai.
Baca: Ormas di Tasikmalaya Tuntut Sukmawati Soekarnoputri Diadili, Ancam Geruduk Jakarta
"Jadi saya cerita sejarah, nasionalisme Indonesia kan memang mulai bangkit mulai ada awal abad 20, itu sudah menjadi tren gitu ya nasionalisme, karena sebelum abad itu belum ada ideologi nasionalisme," jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa dirinya ahli dalam menceritakan sejarah Indonesia.
Sukmawati kembali dilaporkan polisi atas dugaan penistaan agama karena dianggap membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Presiden pertama Ir Soekarno lalu Al-Quran dengan Pancasila.
Pihak pelapor menyatakan bahwa pernyataan Sukmawati bukan lagi khilaf karena pernyataan ini adalah peryataan kedua yang menyinggung umat Islam.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)