Ayu Savitri Perempuan Peneliti Keong Darat, Membawanya Menjadi Penerima Penghargaan L'oreal
Peneliti junior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu menceritakan pengalamannya saat dirinya melihat keajaiban dari seekor keong
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan wartawan Tribunnews.com, Mafani Fidesya Hutauruk
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dr. Ayu Savitri Nurinsiyah M.IL, M.SC pada acara Penganugerahan L'Oreal-UNESCO Fellowship for Women in Science 2019 menuturkan dirinya sudah jatuh cinta pada keong darat sejak 16 tahun yang lalu.
Peneliti junior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu menceritakan pengalamannya saat dirinya melihat keajaiban dari seekor keong saat di kampung halamannya.
"Waktu itu saya bermain ke Solo, saat bermain saudara saya terluka lalu Tante saya menyuruh saya untuk mengambil bekicot di kebun pisang. Ia memecahkan cangkang dan mengambil lendirnya lalu dioleskan ke luka. Saya melihat langsung bagaimana lendir dari keong darat itu dapat membekukan luka saudara saya, karena lendir keong mempunyai zat anti bakteri," ucapnya saat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta, Selasa, (26/11/2019).
Baca: Menristek Persilakan Ilmuwan Indonesia Gunakan Fasilitas Laboratorium LIPI
Ibu dari dua anak tersebut lewat penelitiannya pada spesies keong darat jawa yang memiliki aktivitas antimikroba terampuh dari protein mucus (lendirnya) berhasil mendapatkan penghargaan itu.
Kemudian perempuan kelahiran 2 Maret 1986 menceritakan latar belakangnya dalam melakukan penelitian itu.
"Studi terbaru menemukan bahwa lendir keong darat memiliki banyak manfaat. Indonesia terdapat 1800 spesies keong darat, 17% dari spesies tersebut berada di Pulau Jawa. Tren metode bioprospeksi terus meningkat di Indonesia," ucapnya.
Baca: Penjelasan LIPI, Menyalakan Api di Dalam Septic Tank Tindakan Ceroboh
Metode bioprospeksi adalah upaya untuk mengeksplorasi potensi SDA pada spesies atau tingkat genus (marga) yang memberikan manfaat bagi kehidupan manusia seperti obat.
Ia menuturkan bahwa spesies keong memiliki berbagai keistimewaan walaupun masih banyak yang memandang sebelah mata dan sedikit orang yang tertarik untuk meneliti keong.
"Padahal diluar negeri banyak yang sudah menemukan manfaat dari keong itu sendiri dan akhirnya penemuan itu dijadikan sebuah solusi pada bahan kosmetika," ucapnya terkait penelitiannya terhadap Keong.
Ayu Savitri pun menjelaskan metode penelitian yang dirinya gunakan dalam meneliti manfaat Keong Darat.
"Metode pengambilan sampel keong darat diambil dari berbagai wilayah pulau Jawa. Protein mucus (lendir) diambil dengan kapas. Selanjutnya diisolasi, diidentifikasi karakter antimicrobial peptide (AMP) kemudian diuji untuk melihat aktivitas antimikroba," ucapnya.
Ia melakukan penelitiannya di lapangan dalam pengambilan koleksi keong yang dilakukan di beberapa tempat di pulau Jawa Barat, Tengah dan Timur.
Sementara pekerjaan laboratorium dilakukan di pusat penelitian biologi dan pusat penelitian bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Baca: Penjelasan LIPI Terkait Temuan Ikan Bertuliskan Kata Ambon di Seram Barat
Ia berharap melalui eksplorasi penemuan manfaat keong darat dapat dimanfaatkan untuk dunia kesehatan.
"Penemuan ini diharapkan dapat memanfaatkan biodiversitas keong darat native dan endemic Jawa secara berkelanjutan," ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.