Menristek Sebut Observatorium Nasional Timau NTT Ditargetkan Selesai Tahun Depan
Bambang Brodjonegoro mengatakan Observatorium Nasional di Timau, Nusa Tenggara Timur, ditargetkan selesai tahun depan atau tahun 2021.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi dan Kepala Badan Riaet dan Inovasi Nasional (Menristek dan Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan Observatorium Nasional di Timau, Nusa Tenggara Timur, ditargetkan selesai tahun depan atau tahun 2021.
Hal itu diungkapkan Bambang Brodjonegoro ketika memaparkan terkait capaian program Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada 2019 saat Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI di Gedung Nusantara I DPR Jakarta, Selasa (26/11/2019).
"Saat ini LAPAN sedang membangun observatorium Nasional yang baru. Yang rencananya selesai kalau tidak tahun depan atau tahun 2021 paling lambat. Lokasinya di Nusa Tenggara Timur," kata Bambang.
Baca: Menristek Sebut Anggaran Riset di Indonesia Menyedihkan, Selain Kecil Juga Didominasi Pemerintah
Bambanh menjelaskan, observatorium nasional itu dibangun karena observatorium Boscha di Bandung, Jawa Barat sudah tidak efektif dan optimal karena terkena polusi cahaya.
Hal itu terjadi karena di daerah sekitarnya banyak rumah dan kegiatan.
"Karena itu pindahnya ke NTT yang sekitarnya tidak ada perkotaan atau tidak ada kegiatan yang siginifikan. Itu sudah dipagukan Rp 144 miliar yang sebagian besarnya sudah terpakai," kata Bambang Brodjonegoro.
Baca: Pentingnya Sosialisasi Tupoksi MKD Kepada Aparat Penegak Hukum
Observatorium tersebut diklaim sebagai yang terbesar se-Asia Tenggara.
Sebelumnya, ia juga memaparkan terkait anggaran LAPAN tahun 2019 yang mengalami kenaikan dari anggaran awalnya Rp 792 miliar menjadi Rp 840 miliar karena termasuk untuk pengembangan pesawat N219.
Anggaran riset di Indonesia menyedihkan
Menteri Riset, Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek dan Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengaku miris dengan anggaran riset di Indonesia.
Menurutnya jika dibandingkan dengan Produk Domestic Bruto (PDB), anggaran riset di Indonesia relatif kecil.
Lebih menyedihkan lagi, menurutnya anggaran riset yang relatif kecil tersebut didominasi pemerintah.
Baca: Laos vs Singapura Imbang, Timnas Indonesia U-23 Kokoh di Posisi Dua Klasemen Grup B SEA Games 2019
"Tapi sebenarnya gambaran yang lebih menyedihkan adalah dari anggaran yang kecil itu, dominasinya oleh pemerintah. Jadi seolah ada kesan penelitian and pengembangan (R and D) ini hanya dijalankan pemerintah, karena pemerintah sangat mendominasi pengeluaran untuk R and D," kata Bambang Brodjonegoro saat Rapat Kerja di Gedung Nusantara I DPR RI Jakarta pada Selasa (26/11/2019).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.