Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat M Qodari Sebut 2 Kendala Ahok Jabat Komisaris Utama Pertamina: Pertama dari Dirinya Sendiri

M Qodari mengatakan ada dua kendala yang dihadapi oleh Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina.

Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Pengamat M Qodari Sebut 2 Kendala Ahok Jabat Komisaris Utama Pertamina: Pertama dari Dirinya Sendiri
Tribunnews.com/Igman Ibrahim
Direktur Eksekutif Indobarometer, Muhammad Qodari 

TRIBUNNEWS.COM - Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari mengatakan ada dua kendala yang dihadapi oleh Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina.

Qodari mengungkapkan kendala pertama yang dihadapi oleh Ahok adalah dirinya sendiri.

Sedangkan kendala kedua datang dari orang lain berupa penolakan terhadap dirinya.

"Memang kendala itu ada dua macam ya, pertama dari dari dalam diri Pak Ahok sendiri, yang kedua dari luar," ujar Qodari di Studio Kompas TV, Senin (25/11/2019), dikutip dari Kompas TV.

Menurutnya, kendala dari luar yang dihadapi oleh Ahok misalnya penolakan dari Serikat Pekerja Pertamina.

"Nah dari luar sudah ada penolakan dari Serikat Pekerja, saya kira ini bisa dikomunikasikan, bisa diselesaikan," kata dia.

"Karena pemegang otoritasnya kalau kita bicara saham ya pemerintah ya, yang diwakili oleh para komisaris, kemudian pucuk pimpinan adalah para direksi," lanjut Qodari.

Berita Rekomendasi

Qodari mengatakan, ke depannya Ahok bisa menjalin komunikasi dengan direksi dan Serikat Pekerja Pertamina.

Menurutnya, Ahok harus belajar melakukan diplomasi dengan mengajak mereka bertemu.

"Lebih jauh saya melihat antara direksi dan Serikat Pekerja saya lihat cukup baik, sehingga Pak Ahok juga harus pintar-pintar berdiplomasi, mengajak dan bertemu direksi untuk berbicara dengan Serikat Pekerja," jelasnya.

Ia berharap Ahok bisa membuktikan kepada semua pihak, bahwa dirinya tidak membawa masalah yang dulu pernah menimpanya.

"Pak Ahok juga harus punya langkah-langkah untuk meyakinkan kepada semua pihak bahwa semua problem yang dia bawa sudah dicabut dari sumbunya," imbuh Qodari.

Menurutnya Ahok adalah bom waktu berjalan, sehingga diharapkan Ahok bisa menjaga komunikasinya.

"Melihat Ahok ini sebagai bom waktu yang berjalan gitu, jadi saya berharap Pak Ahok tidak berkomunikasi secara langsung dengan media massa," jelasnya.

Ia mengimbau untuk Ahok hati-hati saat menjawab pertanyaan dari pihak media, Qodari memberi masukan agar ada juru bicara untuk Ahok.

"Gunakanlah juru bicara atau gunakanlah corporate communication," ujar dia.

"Setiap upaya doorstop oleh teman-teman wartawan jangan selalu dilayani, khusus untuk Pak Ahok mungkin gunakan pintu belakang, lift khusus, tidak bertemu dengan siapapun juga," lanjut Qodari.

M Qodari juga mengatakan, terbuka kemungkinan untuk mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjadi Direktur Utama Pertamina.

Namun, sebelumnya Ahok harus menunjukkan adanya perubahan yang ia bawa sebagai Komisaris Utama Pertamina.

"Menurut saya sangat terbuka ya, apalagi kalau Pak Ahok membawa sebuah perubahan ke Pertamina lewat jabatannya sebagai komisaris utama," ujar Qodari.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M.Qodari di di hotel kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (20/6/2018).
Direktur Eksekutif Indo Barometer M.Qodari di di hotel kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (20/6/2018). (Tribunnews.com)

Selain itu, menurut Qodari, Ahok harus menunjukkan ide-idenya sebagai Komisaris Utama Pertamina.

Menurutnya, ide tersebut sudah Ahok tunjukkan di hari pertama dia bekerja.

"Tentunya diperlukan suatu ide, kemudian dia tunjukkan ide itu, dan tanda-tandanya tentu sudah ditunjukkan mulai hari ini," ungkapnya.

Ide yang dimaksud Qodari itu adalah saat Ahok memberi pernyataan kepada rekan media, ia meminta masukan kepada masyarakat untuk kinerja ke depannya di Pertamina.

"Pak Ahok mengatakan, ya kalau ada keluhan silakan disampaikan kepada kita, saya kira itu trademark yang dibawa oleh Pak Ahok ya," lanjutnya.

Qodari menilai Ahok sudah mempunyai ciri khas mengenai transparansi, bersih, dan profesional saat Ahok menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dulu.

"Kan Pak Ahok membawa trademark transparansi, bersih, lalu profesional, minimal dalam artian bahwa bekerja itu tanpa ada 'kongkalikong'," kata dia.

Ia menantikan kerja transparansi Ahok dalam jabatannya sebagai komisaris utama.

"Kita lihat saja nanti konkritnya seperti apa transparansi yang dibawa oleh Ahok di Pertamina," ujarnya.

"Menurut saya itu cukup mengenai jantung Pertamina ya, karena Pertamina ini kan perusahaan raksasa," lanjut dia.

Qodari mengatakan, sebelumnya Pertamina mempunyai isu terkait ada pihak yang mengambil keuntungan tertentu dan merugikan keuangan Pertamina.

Sehingga dengan hadirnya Ahok dalam Pertamina, diharapkan bisa membawa perubahan.

"Selama ini kan rumor dalam Pertamina, dia menjadi sapi perah bagi individu atau kelompok tertentu, yang membuat keuntungan Pertamina menjadi tidak maksimal dan proses pengembangan menjadi kedodoran dari potensi yang dia miliki," ujarnya.

"Saya menduga keras bahwa itu maksud dan tujuan untuk membawa Ahok ke Pertamina dan Ahok ini katakanlah dibawa untuk bersih-bersih di Pertamina," lanjut Qodari.

Ia kemudian menyinggung kasus Ahok sebelumnya yaitu kasus Rumah Sakit Sumber Waras.

"Walaupun yang tidak setuju dia mengatakan juga tidak bersih begitu, kemudian menunjuk kasus Rumah Sakit Sumber Waras," kata dia.

Namun, Qodari ingin memberi kesempatan kepada Ahok dalam jabatannya sebagai Komisaris Utama Pertamina.

Ia mengatakan, jika nanti publik percaya dengan kinerjanya, terbuka jalan bagi Ahok menjadi direktur utama.

"Menurut saya kasih kesempatan kepada Ahok untuk bekerja sebagai komisaris utama dan kalau nanti kepercayaan publik dan elite meningkat, tidak mustahil dia akan menjadi direktur utama," jelas Qodari.

FSPPB tolak Ahok di Pertamina
FSPPB tolak Ahok di Pertamina ((Tribunnews.com/Instagram ariegoem))

Sebelumnya, Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) yang dipimpin Arie Gumilar secara tegas menolak Ahok masuk ke BUMN.

Presiden FSPPB Arie Gumilar membenarkan telah membentangkan spanduk yang berisi penolakan terhadap Ahok untuk mengisi jabatan di Pertamina.

Dalam spanduk tersebut tertulis beberapa tuntutan.

Di antaranya Pertamina tetap wajib utuh, tolak siapapun yang suka bikin rusuh, memilih figur tukang gaduh, bersiaplah Pertamina segera runtuh.

Kemudian berkali-kali ganti direksi kami tak peduli, tapi kedatangan biang kekacauan jadi musuh kami.

Pertamina menjulang, rakyat senang, pemberang datang, kita perang serta Pertamina bukan sarang koruptor, bukan juga tempat orang tak terpuji dan mulut kotor.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas