PBNU Usul Utusan Golongan di Parlemen Kembali Dihidupkan
PBNU mengusulkan adanya perwakilan atau utusan golongan untuk menjadi anggota parlemen.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
![PBNU Usul Utusan Golongan di Parlemen Kembali Dihidupkan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/politikus-golkar-bambang-soesatyo-di-kompleks-parlemen-677.jpg)
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PBNU mengusulkan adanya perwakilan atau utusan golongan untuk menjadi anggota parlemen.
Ketua MPR, Bambang Soesatyo, mengungkapkan usulan tersebut disampaikan pengurus PBNU kepada pimpinan MPR.
"PBNU merasa penting untuk mendorong terjadinya tambahan atau kembali ke adanya utusan golongan karena hari-hari ini sepertinya kita terjebak pada demokrasi angka-angka," ujar Bamsoet di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2019).
Baca: Saut Situmorang Pilih Jadi Intelijen Setelah Dirinya Tidak Lagi Menjabat Sebagai Wakil Ketua KPK
Bamsoet mengatakan usulan dari PBNU tersebut untuk mengakomodir aspirasi kelompok minoritas.
"Dimana tidak ada, kecil, keterwakilan yang ada di parlemen baik DPD, DPR yang mewakili aspirasi kelompok minoritas. Sehingga perlu dipikirkan kembali adanya keputusan golongan," kata Bamsoet.
Sekadar informasi, konsep perwakilan utusan golongan sendiri pernah ada saat era Orde Baru.
Keberadaan utusan golongan lalu dihapus melalui Amandemen UUD 1945 pada tahun 1999.
Baca: Mahfud MD Berharap Acara Reuni 212 Diatur Baik Agar Tidak Timbulkan Keributan dan Pelanggaran Hukum
Selain itu, PBNU, juga meminta MPR serius untuk menangani masalah pemerataan ekonomi.
PBNU juga meminta agar Garis-garis Besar Haluan Negara dihidupkan kembali.
"Kemudian PBNU juga merasa penting adanya lagi haluan negara karena itu untuk memberikan arahan jelas akan ekonomi Indonesia ke depan," ucap Bamsoet.
Baca: PBNU Usulkan Pemilihan Presiden Dikembalikan ke MPR
Sementara itu, Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj, menegaskan bahwa amandemen UUD 1945 merupakan suatu keharusan. Dirinya mengembalikan mekanisme amandemen kepada MPR.
"Mau amandemen terbatas atau menyeluruh kita serahkan ke bapak-bapak ini. Tapi bahwa amandemen sudah keharusan, ada amandemen 1945 soal terbatas dan menyeluruh kita kembalikan ke MPR," tutur Said Aqil.
Seperti diketahui, para pimpinan MPR mengunjungi PBNU untuk meminta masukan terkait Amandemen UUD 1945.
Selain Bamsoet, dalam kunjungan ini hadir pula pimpinan MPR lainnya, yakni Ahmad Basarah, Hidayat Nur Wahid, Jazilul Fawaid, dan Fadel Muhammad.