Stafsus Presiden Billy Mambrasar Minta Maaf Usai Unggah Cuitan: Tidak Bermaksud Tendensius
Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar meminta maaf karena cuitannya ada frase 'kubu'. Ia mengatakan tidak bermaksud bersikap tendensius.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Cuitan Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar sempat menuai kritik dari warganet karena ada kata 'kubu sebelah'.
Melalui YouTube Kompas TV yang diunggah Sabtu (30/11/2019), diketahui kini cuitan tersebut sudah dihapus dari laman Twitter Billy Mambrasar @kitongbisa.
Staf Khusus Presiden tersebut akhirnya buka suara, melalui Twitternya, ia meminta maaf karena menimbulkan multitafsir soal kata yang 'kubu'.
Keputusan untuk menghapus cuitan sebelumnya yang berisi frase 'kubu' adalah untuk menghindari polemik berlanjut.
Putra Papua tersebut menyampaikan dirinya terlahir dari perpaduan dua suku dan dua agama.
Ia merasa bertanggung jawab sebagai pejabat publik dan meminta doa agar dapat bekerja secara amanah, objektif dan jujur.
Simak cuitan Billy berikut ini yang Tribunnews rangkum melalui Twitter @kitongbisa :
"Assalamu'alaikum dan salam sejahtera untuk kita semua. Saya pertama memohon maaf atas kesalahpahaman yang muncul karena salah 1 cuitan saya yang menggunakan kata yg menimbulkan multitafsir, yaitu kata: "Kubu".
Bahwasanya saya tidak bermaksud tendensius ke kelompok masyarakat manapun. Saya sudah melakukan klarifikasi dan untuk menghindari polemik berlanjut telah menghapus twit tersebut. Saya dengan ini memohon untuk dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya karena kesalah pahaman tersebut.
Saya harus menyampaikan sesuatu untuk sebagian besar warga Indonesia bahwa saya terlahir dari perpaduan dua suku dan dua Agama: Islam dan Kristen. Ayah saya adalah asli Papua beragama Nasrani dari wilayah adat Saireri dan Ibu saya berasal dr Surabaya Jawa Timur dengan latar belakang Keluarga Muslim.
Kakak saya (almarhum), yang sulung: Yoppi Mambrasar beragama muslim dan menjalankan ibadah dengan taat dan sungguh-sungguh. Beliau telah meninggal dan dikuburkan secara muslim. Sepupu-sepupu dari keluarga besar Ibu dari Jawa Timur beragama Muslim dan sepupu-sepupu dari Keluarga Besar Ayah beragama Nasrani.
Adapun ketika idul fitri, saya mendapat banyak hadiah dari Pakde dan Bude saya. Karena terlahir dari keluarga miskin, saya mendapat banyak perhatian dari keluarga saya di Jawa timur. Hal yang sama juga saya peroleh dari keluarga besar Papua yang beragama nasrani saat Natal dan Tahun Baru.
Sedari kecil saya diajari indahnya perdamaian dan saling sayang yang diajarkan Islam dan rasa kasih dari Kristen. Saya menyaksikan keindahan dari hidup di Indonesia di tengah-tengah keluarga kami dan tidak pernah sekalipun saya menyatakan hal-hal berbau ujaran kebencian dan kecurigaan terhadap agama apapun.
Adapun sebagai Pejabat Publik, saya bertanggungjawab bekerja bagi seluruh masyarakat Indonesia. Mohon dukungannya agar saya dapat bekerja secara amanah, objektif dan jujur umtuk seluruh bangsa Indonesia, apapun agamanya, sukunya dan bahasanya. Mohon doa restunya dan
maafkan bila ada kekhilafan saya," tulis Billy melalui Twitternya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)