Kaleidoskop 2019: Berita-berita Viral Sepanjang Tahun, KKN Desa Penari hingga Pria Tertipu Pacar LDR
Berikut ini adalah kumpulan berita viral sepanjang tahun 2019, dari kisah KKN di Desa Penari hingga Pria yang Merasa Tertipu oleh Pacar LDR-nya
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Berikut ini adalah kumpulan berita viral sepanjang tahun 2019, dari kisah KKN di Desa Penari hingga Pria yang Merasa Tertipu oleh Pacar LDR yang akan Dinikahinya
TRIBUNNEWS.COM - Tahun 2019 diwarnai dengan kejadian-kejadian unik yang menghebohkan pengguna media sosial.
Pada bulan Agustus 2019, netizen diramaikan dengan cerita KKN di Desa Penari yang mengisahkan tragedi yang dialami sekumpulan mahasiswa yang sedang melakukan KKN di sebuah desa.
Ada pula kisah seorang pria yang merasa tertipu oleh wanita yang akan dinikahinya.
Karena menjalin hubungan jarak jauh, pria itu hanya mengenal pacarnya lewat foto, namun terkejut saat melihat rupa asli pacarnya saat bertemu langsung.
Kisah yang tak kalah menyedihkan yaitu hajatan pernikahan janda di Sragen karena tak ada tetangga yang datang.
Hanya karena beda Pilkades, pernikahan janda di Sragen diboikot oleh warga sedesa.
Namun, 2019 tak hanya terisi cerita viral menyeramkan dan juga menyedihkan.
Ada pula kisah viral menggelitik saat seorang istri mendandani suaminya hingga terlihat seperti wanita cantik.
1. KKN di Desa Penari
Cerita horor KKN di Desa Penari viral setelah dibagikan oleh akun Twitter @SimpleM81378523 secara berseri.
Pengguna akun Twitter bernama SimpleMan itu menulis cuitan cerita berseri sejak 24 Juni-27 Juli 2019.
Akun tersebut menjelaskan kejadian yang dituliskannya berdasarkan kisah nyata mahasiswa KKN di sebuah desa terpencil yang disebutnya Desa Penari.
Penulis menyebutkan meski berdasarkan kisah nyata namun ia tak mau menyebut lokasi dimana kejadian tersebut.
Begitu juga nama-nama mahasiswa KKN yang disamarkannya.
Diceritakan ada 6 mahasiswa yang berasal dari sebuah perguruan tinggi di Kota S melakukan KKN di sebuah daerah terpencil yang berada di kawasan timur Provinsi Jawa Timur di akhir tahun 2009.
Dialog dalam cerita tersebut yakni Bahasa Jawa selain itu penulis juga menyertakan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia.
Enam mahasiswa angkatan 2005/2006 tersebut yakni Widya, Nur, Ayu, Bima, Wahyu dan Anton.
Kota S diyakini oleh netizen yakni adalah Surabaya.
Ini berdasarkan perbincangan antara yang sempat menyebutkan satu di antara kosakata yang terkenal di Jawa Timur, "Cuk. sepedaan tah".
Kata 'Cuk' sendiri memang lazim digunakan oleh orang-orang di Surabaya yang awalnya makian namun berubah makna menjadi 'sapaan akrab' sesama teman.
Sementara untuk lokasi kabupaten tempat KKN banyak yang berdebat antara Bondowoso ataukah Banyuwangi.
Kenapa Bondowoso atau Banyuwangi?
Ini berdasarkan percakapan antara Widya dan Ayu.
"Nang kota B, gok deso kabupaten K***li** , akeh proker, tak jamin, nggone cocok gawe KKN" (di kota B, di sebuah desa di kabupaten K*******, banyak proker untuk dikerjakan, tempatnya cocok untuk KKN kita).
Penulis juga menyebutkan desa tempat KKN tersebut dengan inisial W, "sampailah mereka di Desa W****, tempat mereka akan mengabdikan diri selama 6 minggu ke depan."
Lokasi tempat KKN tersebut menurut penulis juga letaknya tak jauh dari sebuah hutan atau alas berinisial D.
"Mobil berhenti di jalur masuk hutan D, menempuh perjalanan 4 sampai 5 jam dari kota S"
Hutan D banyak yang menduga itu merupakan hutan Dadapan yang letaknya berada di Kabupaten Bondowoso.
Viralnya cerita KKN di Desa Penari membuat netizen bersepekulasi di mana lokasi-lokasi tersebut.
Akun Facebook Eko Bambang Visianto satu di antara yang menyebutkan analisinya:
Kunci pertama adalah, harus disepakati bahwa "kisah nyata" tersebut terjadi di Jawa Timur yang dikuatkan dengan penggunaan kata "REK' atau "AREK" sejak cerita dimulai. No debate for this.
Kunci kedua adalah, para mahasiswa KKN itu adalah dari kampus di kota S yang sudah bisa dipastikan adalah Kota Surabaya. Salah satu petunjuk adalah cuplikan kisah versi Widya (bagian 1) sebagai berikut:
"Cuk. sepedaan tah" kata Wahyu, spontan. Saat itu ada yang aneh entah disengaja atau tidak, ucapan yang dianggap biasa di kota S, di tanggapi lain oleh lelaki-lelaki itu, wajahnya tampak tidak suka, dan sinis tajam melihat Wahyu.
Sudah pada tau kan kalo yang biasa bilang "cak-cuk-cak-cuk" semacam itu adalah para Bonek. Ya memang sih, Arema juga suka gitu. Tapi kan kota mereka berawalan huruf M, bukan S.
Kunci keempat adalah KKN dilaksanakan di Kota B dan ada 2 kota yang namanya berawalan huruf B di atas yaitu Bondowoso dan Banyuwangi.
Dari sini nama Bondowoso harus dicoret karena nggak cocok dari keseluruhan cerita di bagian 1 maupun bagian 2.
Alasannya?
Ada dijelaskan dalam cerita tersebut bahwa untuk menuju kota B harus melalui kota J yang sudah dipastikan itu adalah Kota Jember dan itu nggak wajar.
Karena ngapain jauh-jauh muter ke selatan untuk menuju Bondowoso dari Surabaya.
Lagipula, Bondowoso sebagaimana kabupaten Tapal Kuda lain di wilayah pesisir utara, tidak akrab dengan tradisi "penari" atau tari-tarian seperti yang digambarkan dalam keseluruhan cerita.
Itu ada kaitannya dengan kultur etnisitas wilayah-wilayah tersebut yang cenderung Madura sentris.
Berbeda dengan wilayah selatan yang konon berasal dari keturunan Majapahit yang lari menuju Bali setelah kerajaan Hindu terakhir di Pulau Jawa itu runtuh.
Sejak dari Tengger, Lumajang, Puger sampai Banyuwangi selatan, masih banyak tradisi dan pemeluk agama Hindu (pura tertua di Indonesia berada di kecamatan Senduro Lumajang).
Apa boleh buat, sejak awal Madura memang "sudah Islam" sehingga tidak akrab dengan ritual-ritual semacam sesajen atau menutupi obyek-obyek yang dianggap magis dengan kain berwarna-warni tertentu sebagaimana banyak bertebaran dalam cerita KKN di Desa Penari tersebut.
Kota B adalah Banyuwangi semakin diperkuat oleh kekhawatiran ibu Widya setelah mengetahui bahwa putrinya itu akan melangsungkan KKN di sana.
Well... meskipun Banyuwangi sekarang adalah kota yang luar biasa pesat kemajuannya dan terkenal oleh pariwisatanya yang mulai mendunia, tapi dulu siapa yang tak kenal dengan kota paling ujung timur pulau Jawa itu dalam hal reputasi dunia magisnya.
Kata SANTET akan selalu dikaitkan dengan Banyuwangi, belum termasuk segala macam ajian pengasihan dan lain-lain, hingga dulu ada pameo, "hati-hati sama orang Banyuwangi"
Jadi, Banyuwangi sudah dipastikan untuk dikunci petunjuk yang keempat.
Jika tak percaya, coba ketik keyword "DESA PENARI" di Google dan dari 152.000 entry akan langsung mengarahkan pada Kabupaten Banyuwangi dan ajaibnya, di daftar 20 pertama akan mengarahkan pencari pada TARI SEBLANG...
salah satu tarian paling kuno dan mistis di kabupaten itu dimana para penarinya dalam keadaan trance alias tidak sadar dan bisa menari selama berjam-jam hingga berhari-hari nonstop.
Baca Berita Selengkapnya di Sini.
2. Pria Tertipu Wajah Pacar LDR yang Akan Dinikahinya
Pada awal Agustus lalu viral kisah seorang laki-laki seorang Buruh Migran Indonesia di Korea bernama Yusuf.
Kisah ini berawal dari niat tulus Yusuf untuk menikahi seorang gadis yang selama ini dia pacari melalui Long Distance Relationship (LDR).
Namun niat tulus tersebut harus musnah setelah melihat kenyataan yang terjadi.
Melalui video yang beredar, Tribun Sumsel merangkum kisah Yusuf.
Diceritakannya, Yusuf menjalani pacaran LDR selama dua tahun.
Yusuf bekerja di Korea sedangkan sang wanita bekerja di Taiwan.
Tak ingin berlama-lama merajut tali asmara, Yusuf yang dikenal teman-temannya sebagai pria baik dan taat beribadah.
Akhirnya memutuskan untuk menikahi wanita yang dipacarinya itu.
Selain itu sang wanita pun memang telah memberi syarat pada Yusuf jika ingin menjadi kekasihnya, ia harus dinikahi terlebih dahulu meski hanya nikah siri.
Selama dua tahun berpacaran jarak jauh, Yusuf hanya mengenal wanita tersebut melalui sambungan telepon seluler.
Tak pernah mengetahui bagaimana wajah asli pacarnya tersebut.
Yusuf akhirnya mendapat kiriman sebuah foto seorang wanita cantik yang dipacarinya.
Yusuf pun memutuskan untuk mempersunting kekasihnya ini.
Sayang setelah semua telah dipersiapkan, Yusuf akhirnya membatalkan pernikahannya saat ia terkejut melihat sang wanita sangat berbeda dengan foto yang diterimanya saat itu.
Dalam foto yang diterima Yusuf merupakan potret seorang wanita berparas cantik dengan hijabnya.
Namun saat bertemu langsung dan akan menikahi wanita itu, nyatanya wajah wanita itu sama sekali tidak sesuai dengan foto yang diterimanya.
Tak hanya itu saja, Yusuf bahkan harus kehilangan uangnya, lantaran Yusuf diminta untuk mengirimkan uang bulanan pada wanita tersebut.
Hingga sampai pada di hari pernikahannya Yusuf harus merogoh kantongnya sebesar Rp 10 juta rupiah untuk ongkos.
"Ada itu minta buat make up atau apa gitu," kata Yusuf.
"Oh berarti dia sering minta uang ya, terus itu katanya minta uang Rp 10 juta ya pas deket mau nikah ini?" tanya rekannya lagi.
Setelah kejadian tersebut, Yusuf meminta niat baik tersangka untuk mengembalikan sejumlah uang yang dia pinjam.
Lebih lanjut, Yusuf menyebut jika kejadian ini sebagai pembelajaran baginya.
Update terakhirnya, Yusuf menutuskan untuk kembali ke Korea.
Setelah ditelusuri, ternyata tersangka menggunakan foto seorang perempuan bernama Intan.
Jika diperhatikan melalui postingan akun Facebook, Intan Permata Rias Pengantin, wajah Intan cocok dengan yang digunakan tersangka untuk menipu Yusuf.
Baca Berita Selengkapnya di Sini.
3. Keluarga Janda di Sragen Hajatan Nikahkan Anaknya, Tak Ada Tetangga yang Datang
Seorang janda asal Desa Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Suhartini (50) harus menahan pilu dan malu seusai hajatan pernikahan anak bungsunya, Dwi Sri Suwarni dengan Eko Jatmiko diboikot warga.
Alasannya, Tini sapaan akrabnya, dituduh beda pilihan saat Pilkades yang diselenggarakan 5 September 2019 lalu.
Akibat boikot hajatan di kampung yang biasanya ramai, menjadi kosong tanpa tamu.
Padahal ratusan kursi, meja, tenda hingga dekorasi pelaminan sudah dipasang dengan maksimal hingga makanan kenduri yang diberikan warga justru ada yang menolak mentah-mentah.
"Ibu bukan kader, bukan timses, tidak mencolok, kawan sana kawan sini, ia saja hanya buruh tani biasa dan ibu rumah tangga," tutur putri sulung Tini, Siti Aminah (27) kepada TribunSolo.com di RT 13 Dukuh Jetak, Desa Hadiluwih, Sumberlawang, Sragen, Kamis (17/10/2019).
"Kalau gak kerja, ibu cuma bantu jaga warung kakaknya, bungkusi atau apa," imbuhnya membeberkan.
Siti sapaan akrabnya menceritakan, kejadian pemboikotan itu sudah tampak sejak malam klumpukan ulem atau pembuatan undangan pada Selasa atau seminggu yang lalu.
"Sebelum klumpukan ulem, sekitar hari Rabu, ibu itu datang ke Pak RT biasalah silaturahmi mau minta tolong untuk membantu ngurus hajatan," kata Siti.
"Namun, Pak RT kemudian mengalihkan ke wakil karangtaruna," imbuhnya membeberkan.
Tini menimpali, saat bertamu ke rumah wakil karangtaruna, sosok itu malah kaget seusai mendengar perkataannya.
"Dia malah kaget dan mengatakan, bukan, aku cuma wakil hanya laden (pesuruh), aku cuma ikut apa yang dikatakan ketua," ujar Tini.
"Kondisi ini kemudian saya sampaikan saat kumpulan keluarga, sekaligus minta pertimbangan dari kakak-kakak saya, terlebih saya sudah ndak ada suami," tambahnya.
Siti menuturkan, warga mendapatkan intimidasi saat hendak datang ke acara pembuatan undangan sekira hari kamis seminggu yang lalu.
"Banyak yang gak datang, ada yang bilang di jalan diteriaki gak boleh datang oleh sejumlah oknum, gak usah ke sana (hajatan) intinya," tutur Siti.
"Padahal sampai sekarang, ibu saya itu gak tahu salahnya apa," imbuhnya.
Tini, ungkap Siti, selalu melakukan tugasnya sebagai warga RT dengan baik.
"Ibu itu aktif ikut arisan, ikut gotong royong, sebagai warga RT, ia melakukannya dengan baik, walau ndak ada suami," ujar Siti.
"Kok masih digituin, tapi biasanya Pak RT bisa menyelesaikan, ini kok enggak," tambahnya menyayangkan.
Baca Berita Selengkapnya di Sini.
4. Istri Dandani Suaminya Jadi Cantik
Sebuah unggahan hasil make up di wajah seorang laki-laki viral di media sosial sekitar bulan Agustus lalu.
Awalnya, foto tersebut beredar di Facebook, kemudian menyebar luas di media sosial Instagram dan Twitter.
Unggahan ini menarik perhatian warganet karena wajah pria yang dipoles make up begitu sempurna dan nampak cantik.
Tampilan semakin lengkap dengan hijab yang terpasang rapi di wajah pria dalam foto tersebut.
Setelah ditelusuri Kompas.com, riasan ini merupakan hasil tangan Anisa Novianti (23).
Anisa mengaku, pria yang ada di unggahan tersebut merupakan suaminya, Abdul Rokman.
Wanita yang tinggal di Cirebon, Jawa Barat ini menceritakan, dirinya saat itu kebingungan mencari model yang akan didandani.
"Awalnya saya cerita ke suami saya bingung cari model buat make up. Terus saya bilang ke suami mau enggak di make up-in."
"Terus kata suami silakan tapi nanti pasti viral. Enggak apa-apa saya bilang, terus saya make up in suami habis itu foto," kata Anisa saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/8/2019) sore.
Anisa mengaku, rasa takut di-bully orang lain muncul dibenaknya sebelum foto ini diunggah dan menjadi viral.
"Takut di-bully kalau upload. Pada bilang (suami) takut istri padahal memang suami saya sayang banget."
"Suami sabar banget," ujar dia.
Baca Berita Selengkapnya di Sini.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.