Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gibran dan Bobby Maju Pilkada 2020, Pengamat Politik Khawatirkan Timbulnya Konflik Kepentingan

Pengamat politik mengatakan, pencalonan Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution dalam Pilkada 2020 dikhawatirkan memunculkan konflik kepentingan.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Ayu Miftakhul Husna
zoom-in Gibran dan Bobby Maju Pilkada 2020, Pengamat Politik Khawatirkan Timbulnya Konflik Kepentingan
Instagram @ayanggkahiyang dan @gibran_rakabuming
Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution dikabarkan akan maju dalam Pilkada 2020. 

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Politik dari Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, mengatakan, pencalonan Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution dalam Pilkada 2020 dikhawatirkan memunculkan konflik kepentingan.

Hal ini itu tak lepas dari sosok Jokowi yang masih menjabat sebagai presiden saat ini.

"Dikhawatirkan terlalu banyak conflic of interest (konflik kepentingan)," kata Pangi saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (4/12/2019).

Pangi mengatakan, pendapat tersebut ia sampaikan menurut penafsiran publik.

Analisis politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting itu menambahkan, penafsiran publik juga akan mengkhawatirkan pencalonan dua anggota keluarga Jokowi itu akan memanfaatkan fasilitas negara.

Selain itu, pencalonan Gibran dan Bobby juga dinilai dapat memunculkan kelompok-kelompok yang sengaja ingin menjerumuskan keluarga Jokowi.

"Kemudian ada kelompok-kelompok yang sengaja menjerumuskan Pak Jokowi dan keluarganya misalnya pada hal-hal nepotisme," jelasnya. 

Pengamat Politik Voxpol Pangi Syarwi saat berbicara di Hotel Ibis Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (13/11/2019).
Pengamat Politik Voxpol Pangi Syarwi saat berbicara di Hotel Ibis Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (13/11/2019). (Tribunnews.com/ Lusius Genik)
BERITA TERKAIT

Menurutnya, masuknya Gibran dan Bobby ke kancah politik tidak akan menjadi masalah yang rumit selama Jokowi tidak terkesan mengatur atau bahkan menginterferensi majunya Gibran dan Bobby di Pilkada 2020.

Pasalnya, jika publik menangkap kesan tersebut maka akan menambah keraguan publik untuk dapat memastikan tidak ada konflik kepentingan.

"Tetapi bagaimana kemudian Pak Jokowi untuk tidak terlalu terkesan mengatur, menginterferensi bahkan mendesain atau terkesan seolah-olah memuluskan itu yang agak rumit untuk memastikan tidak terjadi conflic of interest di antara orang-orang yang ingin mencari muka, yang ingin menjerumuskan, atau yang sengaja ingin melihatkan bahwa mereka sudah membantu anak jokowi," jelas Pangi.

Sebelumnya, Pangi menuturkan, menurut penafsiran publik, kemungkinan akan lebih banyak yang menilai saat ini bukan waktu yang tepat untuk Gibran dan Bobby mencalonkan diri sebagai wali kota.

"Bagi tafsir publik, mungkin juga mengatakan lebih baik jangan dulu," kata Pangi.

"Setelah nanti Pak Jokowi selesai, baru maju gitu," sambungnya.

Gibran Rakabuming Raka
Gibran Rakabuming Raka (TribunSolo.com/Ryantono Puji)

Sebelumnya, diketahui Gibran Rakabuming Raka akan maju ke Pemilihan Wali Kota Solo 2020.

Bahkan, Gibran sempat menyambangi kediaman Ketua Umum PDIP, Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, untuk menyampaikan keseriusannya tersebut.

"Saya sampaikan keseriusan saya untuk maju," ujar Gibran seusai menemui Megawati, Kamis (24/10/2019).

Menyusul kabar tersebut, menantu Jokowi, Bobby Nasution diberitakan telah resmi mencalonkan diri menjadi Wali Kota Medan pada Pilkada 2020.

Seperti yang diberitakan dari Kompas TV, Bobby telah mengembalikan formulir pendaftaran bakal calon Wali Kota Medan, secara langsung, ke DPD Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Sumatera Utara.

Publik Khawatirkan Dinasti Politik

Banyak yang mendukung, namun tak sedikit pula yang merasa kurang setuju melihat dua anggota keluarga presiden itu mencalonkan diri sebagai wali kota.

Pasalnya, publik menilai masuknya Gibran dan Bobby ke dunia politik, tak lain untuk membangun dinasti politik.

Keluarga Presiden Jokowi
Keluarga Presiden Jokowi (TWITTER/@MataNajwa)

Hal itu diungkapkan seorang Pengamat Politik, Pangi Syarwi Chaniago, saat dihubungi Tribunnews.com pada Rabu (4/12/2019).

Menurut Pangi, jika melihat masuknya keluarga Jokowi ke kancah politik dari segi sentimen atau citra publik, maka publik akan banyak yang menyatakan keputusan itu kurang tepat.

"Yang jelas adalah kalau dari segi sentimen atau citra publik, tentu banyak yang menyatakan kurang tepat," ujarnya.

Ia menambahkan publik akan menafsirkannya sebagai langkah membangun dinasti politik dan memanfaatkan jabatan presiden.

"Dianggap ini hanya akan membangun dinasti politik, tidak baik bagi citra Pak Jokowi sendiri, dianggap memanfaatkan jabatan presiden untuk memuluskan (usaha pencalonan wali kota) misalnya Gibran dan Bobby," tutur Pangi.

Pandangan dari Tafsir Elite

Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting menjelaskan, terdapat perbedaan tafsir antara publik dan elite.

"Jadi tafsir publik dengan tafsir elite itu berbeda," tegasnya.

Menurut Pangi, tafsir elite akan cendurung mendorong momentum ini untuk dimanfaatkan sebaik mungkin.

"Tafsir elite mungkin mendorong momentum ini dimanfaatkan dengan baik karena ada momentum yang pas," ujarnya. 

Sebelumnya, Pangi menyebut politik akan selalu berbicara soal momentum.

"Ketika memang momentum itu pas, siapa bisa mengambil alih momentum dan panggung itu menjadi kesempatan yang besar untuk dipilih," jelas Pangi.

Memandang dari tafsir elite, menurut Pangi, sejauh ini pencalonan Gibran dan Bobby memang pada momentum politik yang tepat.

Lebih lanjut, Pangi menyampaikan, hal itu sah-sah saja dalam dunia politik

"Kalau tafsir elite, sepanjang ini memang momentum politik yang pas dan ini memang sah-sah saja," kata Pangi.

"Tidak ada soal politik dinasti ini melanggar hukum, nah itu nggak akan menjadi masalah rumit," lanjutnya.

Menurut Pangi, anak dan menantu Jokowi itu berpeluang besar untuk terpilih dalam Pemilihan Wali Kota 2020.

"Kalau kita melihat dua sosok ini, yang satu anaknya Jokowi, yang satu menantunya, peluang mereka terpilih sangat besar," ujarnya.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas