Pencemaran Air Baku Bikin Merebus Air Sampai Mendidih Sudah Tidak Efektif
Peneliti menemukan bahwa 45% air isi ulang mengandung bakteri dan sebagian air yang direbus juga masih mengandung bakteri
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sumber air baku semakin tercemar di Indonesia.
Menurut penelitian merebus air sampai mendidih sudah tidak efektif lagi.
Peneliti dari universitas UNPAD menghitung bakteri dalam air yang telah direbus dan di dalam air dari depot air minum isi ulang di 55 rumah tangga di Bandung Tengah.
Mereka menemukan bahwa 45% air isi ulang mengandung bakteri.
Sebagian air yang direbus juga masih mengandung bakteri.
Lieselotte Heederik yang biasa disapa Lisa, pendiri Nazava Water Filters mengatakan, banyak orang masih berpikir merebus sampai mendidih adalah cara terbaik untuk membunuh bakteri dalam air.
Baca: 7 Kota Paling Tercemar di Dunia, Bagaimana dengan Indonesia?
Baca: Limbah Ciu Bikin Ikan di Bengawan Solo Mabuk dan Mati
Baca: Diduga karena Pembuangan Limbah Malam Hari, Sudah Dua Pekan Kali Bekasi Menghitam dan Beraroma Busuk
Baca: Tercemar Minyak Mentah, Pantai Utara di Karawang Ditutup untuk Wisatawan
"Tetapi sekarang merebus air sampai mendidih saja tidak cukup," kata Lieselotte yang biasa disapa Lisa di Bandung, Senin (9/12/2019),
Dikatakannnya, ketika air sumur sangat kotor, air perlu mendidih selama 3 menit terutama di kota-kota yang dataran tinggi seperti Bandung.
"Merebus air sampai mendidih juga menggunakan LPG yang semakin mahal.”, tambah Lisa.
Baca: Pencemaran Limbah di Selokan yang Ada di Kawasan Ubud, Kabupaten Gianyar
Baca: Limbah PLTU Diduga Cemari Saluran, Akibatkan Ikan Mati dan Warga Enggan Pelihara Unggas
Baca: Jadi Korban Hoax Pesta Seks, Pemilik Toko di Kota Bandung Melapor Polisi
Untuk inilah perusahaan sosial Nazava Water Filters membuat dan menjual filter air yang mengubah air sumur kotor, air keran/ PDAM, air hujan, dan air sungai menjadi air yang aman untuk diminum tanpa perlu direbus terlebih dahulu.
Tim UNPAD juga mempelajari 55 rumah tangga yang menggunakan Filter Air Nazava untuk mengolah air sumur mereka.
Sampel air dari filter air Nazava semuanya bebas dari bakteri e-coli.
Nazava adalah satu-satunya filter air minum dari Indonesia yang disertifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Selain itu, filter air Nazava telah diuji oleh ITB, UNPAD dan beberapa laboratorium dari Kementerian Kesehatan.
Nazava didirikan pada 2009, untuk memenuhi kebutuhan air minum bersih di Aceh. Pada 2013 Nazava memenangkan Tech Award untuk teknologi yang memberi manfaat bagi Kemanusiaan di California, AS.
Pada tahun 2016 Nazava memenangkan Penghargaan Ashden untuk teknologi ramah lingkungan.
Sejak 2017 Nazava memproduksi semua bagian filter air inovatifnya di Indonesia.
Sejak 2018 Nazava mulai mengekspor secara besar-besaran ke semua pasar di Afrika dan Asia Tenggara.