PKB Dorong Ada Kebijakan Serius Tingkatkan Literasi
Indonesia berada di posisi 72 dari 78 negara. Sementara posisi tertinggi dipegang China.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tingkat literasi siswa Indonesia berdasarkan rangking terbaru PISA (Programme for International Student Assessment) 2018 yang diumumkan The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), belum lama ini, sangat rendah.
Indonesia berada di posisi 72 dari 78 negara. Sementara posisi tertinggi dipegang China.
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengatakan, hasil kajian tersebut harus dijadikan sebagai acuan dalam melakukan perubahan yang lebih baik bagi dunia pendidikan di Indonesia.
”Mengacu dari skor PISA ini, kita ingin mendorong percepatan perubahan paradigma pendidikan kita, termasuk isu soal pendidikan itu adalah soal literasi,” ujar Huda dalam diskusi bertema ”PISA, Literasi dan Urgensi Road Map Bonus Demografi” di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Rabu (11/12/2019).
Ketua DPP PKB ini mengatakan, dari laporan PISA ini kemudian muncul pertanyaan penyebab rendahnya literasi siswa Indonesia apakah karena minimnya ketersediaan fasilitas literasi atau memang karena minimnya minat baca masyarakat Indonesia?
”Hasil survei kecil-kecilan saya membuktikan bahwa anak-anak kita sangat cenderung ingin membaca. Minat untuk membaca tinggi sekali. Problemnya enggak ada buku. Daerah-daerah yang terpencil, apalagi di tiga T (Terdepan, Terluar, dan Terbelakang) itu, anak-anak setiap hari yang dia lihat, tanah lagi, yang dia lihat tanah lagi. Enggak pernah dia lihat buku. Tak pernah menjumpai buku,” katanya.
Karena itu, menurut Huda, diperlukan afirmasi kebijakan yang serius dari pemerintah soal gerakan literasi. Sebab, hal ini menjadi pertahanan terbaik bagi bangsa.
”Bagaimana anak-anak cerdas, anak-anak yang berpikir terbuka. Itu adalah modal bagi masa depan bangsa ini,” urainya.
Laporan PISA, kata Huda, menunjukkan Indonesia dalam kondisi kritis, dimana banyak anak yang tidak memiliki kesempatan untuk sekadar memegang buku apalagi membacanya.
Dampaknya, mereka minim wacana dan pengetahuan.
”Kami di Komisi X akan mengawal semua yang sudah digagas (Mendikbud) on paper agar implementatif di lapangan,” katanya.
Sementara itu, Peneliti Universitas Paramadina Totok A Soefijanto, mengatakan, hasil laporan PISA ini harus dijadikan cambuk untuk berbenah agar ke depan Indonesia bisa menjadi lebih baik.
”Saya bersyukur dengan adanya ini, orang jadi perhatian semua. Yang tadinya tenang-tenang saja soal literasi, soal prestasi akademik, nah semua sekarang sudah mulai melihat,” katanya.
Karena itu, menurutnya, saat ini bagaimana menumbuhkan demam literasi di masyarakat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.