Survei Elektabilitas Calon Walikota Solo, Gibran Urutan Kedua
Direktur eksekutif Median itu berujar, ada lima tokoh calon Walikota Solo yang memperoleh tingkat pengenalan tertinggi.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Media Survei Indonesia (Median) merilis hasil survei terbaru terkait pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon Walikota Solo di Pilkada 2020.
Hasil survei Median menunjukkan putra dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menempati urutan kedua secara tingkat pengenalan atau popularitas tokoh tertinggi.
"Gibran Rakabuming mendapat perolehan suara sebesar 82,3 persen. Urutan kedua setelah Achmad Purnomo yang memperoleh suara 94,5 persen," ujar Rico Marbun, di Jakarta, Senin (16/12/2019).
Baca: Bobby Nasution Daftarkan Diri Maju Pilkada Medan Melalui Partai Golkar
Direktur eksekutif Median itu berujar, ada lima tokoh calon Walikota Solo yang memperoleh tingkat pengenalan tertinggi.
Achmad Purnomo dan Gibran memperoleh tingkat pengenalan terringgi di Solo di urutan satu dan dua.
Selanjutnya ada Teguh Prakoso, Dinar Retna Indasari, serta Paundara Sukmaputra yang masing-masing ada diurutan tiga, empat dan lima.
Rico berujar, faktor rasional turut mempengaruhi persepsi publik terhadap perolehan suara Achmad Purnomo sebagai petahanan Walikota Solo.
Baca: Gibran Resmi Balon Wali Kota Solo 2020, Ini Komentar Achmad Purnomo yang Diajukan DPC PDIP Solo
Adapun Gibran ditunjukkan karena faktor sosok generasi muda dan popularitas dari Presiden Jokowi, serta sebagai seorang pengusaha muda yang kreatif.
"Melihat dari survei mereka yang lebih dewasa memang sebagian besar pilih Achmad Purnomo. Faktor rasionalitas bermain cukup tinggi, mereka melihat Ahmad dari kinerja dan pengalaman.
Gibran merepresentasikan tokoh muda dan faktor sebagai dari putra pak Jokowi," ujar Direktur Median.
Menurutnya, Gibran masih butuh waktu untuk mengungguli popularitas Achmad Purnomo tapi tidak menutup kemungkinan itu dapat terjadi.
"Kalau Gibran menang, elektabilitasnya meningkat, maka alasan diatas itu harus lebih kecil dibanding alasan yang sifatnya rasional. Artinya dia juga harus dianggap kompeten, tidak cukup hanya dianggap muda dan tidak cukup hanya dianggap sebagai putra dari pak Jokowi," ujar Rico.