Jokowi Sebut Impor Migas Sebabkan Perekonomian Indonesia Tidak Bergerak
Jokowi mengatakan adanya pihak-pihak yang sering impor minyak dan gas menyebabkan perekonomian Indonesia tidak bergerak.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyesalkan kasus impor minyak yang membuat perekonomian Indonesia tidak bergerak.
"Avtur masih impor. Karena ada yang hobinya impor, karena untungnya gede. Sehinga transformasi ekonomi di negara kita mandek gara-gara hal seperti ini," tegasnya seperti yang dikutip Tribunnews dari unggahan Youtube KompasTV.
Jokowi menegaskan akan mempelajari secara detail permasalahan ini.
"Saya pelajari secara detail, ini ndak ini ndak. Nggak bener kita ini," kata Presiden ke-7 ini.
Ia juga mengungkapkan jika Indonesia bisa memproduksi minyak.
"Impor minyak sama, lifting produksi sumur kita masih banyak kok kenapa nggak digenjot produksinya karena masih ada yang impor minyak," ungkapnya.
BACA JUGA : Mimpi Ahok Jadikan Pertamina Perusahaan Kelas Dunia
Jokowi mengatakan sudah mengetahui pihak-pihak yang sering mengimpor gas.
"Lha ini yang seneng impor ini yang kita cari. Bukan saya cari, tapi sudah ketemu siapa yang suka impor, sudah ngerti saya," ujarnya dilansir melalui YouTube Kompas TV, Senin (16/12/2019).
Hal ini diungkapkan Jokowi dalam pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/12/2019).
Jokowi mengingatkan pihak yang sering mengimpor minyak dan gas untuk berhati-hati.
"Hanya perlu saya ingatkan bolak-balik. Hati-hati, kamu hati-hati ya, saya ikuti kamu," tegasnya.
Ia menambahkan jika pihak tersebut yang menghalangi proyek pembuatan batu bara menjadi gas.
BACA JUGA : Ahok dan Dirut Pertamina Diminta Beberkan Kondisi 142 Anak Usaha Pertamina
"Jangan menghalangi orang membikin batu bara menjadi gas, gara-gara kamu seneng impor gas. Kalau ini bisa dibikin ya nggak ada impor gas lagi," ujar Jokowi.
Dengan tegas Jokowi memperingatkan pihak tersebut untuk tidak lagi mengimpor gas.
"Saya kerja apa pak? Ya terserah kamu. Kamu sudah lama menikmati ini," tegas mantan Wali Kota Solo ini disambut tepuk tangan meriah dari para tamu undangan.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menjelaskan hasil pertemuannya dengan Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pada Senin (9/12/2019).
Dalam rapat tersebut turut hadir Menko Perekonomian Airlangga Hartanto, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Ia menjelaskan jika pertemuan itu membahas tentang migas.
"Urusan yang berkaitan dengan impor migas urusan yang berkaitan dengan B20, B30," ujarnya dilansir melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (10/12/2019).
Jokowi ingin urusan yang berkaitan dengan defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan bisa diturunkan.
"Defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan bisa diturunkan kalau impor migas bisa dikendalikan dengan baik dan juga lifting produksi dari minyak dan gas bisa dinaikkan. Intinya mereka menyanggupi," ungkapnya.
Hal kedua yang dibahas pada pertemuan tersebut adalah penggunaan B30 yang akan dimulai Januari awal.
Ia berharap penggunaan B30 dapat dilaksanakan dan dikawal untuk menurunkan impor minyak.
Poin ketiga yang dibahas yakni pembangunan kilang minyak.
"Juga pembangunan kilang minyak itu harus. Masa sudah 34 tahun kita nggak bisa membangun kilang minyak kebangetan. Akan saya kawal betul dan lihat progresnya akan sejauh mana," kata mantan Wali Kota Solo ini.
(Tribunnews.com/Faisal Abdul Muhaimin)