Konsultan Politik Nilai Majunya Gibran Pupuskan Harapan Masyarakat akan Sosok Jokowi: Soal Kepatutan
Peneliti SMRC Saidiman Ahmad membahas langkah politik putra Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka.
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNNEWS.COM - Peneliti SMRC Saidiman Ahmad membahas langkah politik putra Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka.
Hal tersebut menjadi sorotan karena Jokowi dianggap oleh masyarakat Indonesia sebagai perubahan baru dalam dunia perpolitikan Indonesia.
Dikutip TribunWow.com, majunya Gibran ke ranah politik dinilai sebagai sebuah langkah yang merusak perubahan Jokowi di Indonesia.
• Kecewa Gibran Maju, Pengamat Politik Ungkit Janji Kampanye Jokowi: Generasi Keempat Politik Dinasti
Mulanya Ahmad menjelaskan Gibran tentu diperbolehkan untuk mengikuti kontestasi Pilkada 2020.
Seluruh warga negara Indonesia termasuk Gibran, menurut Ahmad memiliki hak yang sama.
"Kalau kita bicara politik normatif, tentu saja Gibran, Bobby, dan anaknya Pak Ma'ruf Amin punya hak yang sama dengan warga negara lain," papar Ahmad di acara 'DUA ARAH' Kompastv, Senin (16/12/2019).
Meskipun secara konstitusional tidak ada yang dilanggar, Ahmad mempermasalahkan aspek kepatutan dari pencalonan Gibran.
"Kita bicara soal kepatutan seorang presiden yang sedang menjabat dan anaknya ikut bertarung (masuk ke dunia politik)," jelasnya.
Sosok Jokowi yang dianggap sebagai figur pembeda dari pemimpin sebelumnya, menurut Ahmad turut menjadi faktor yang menyebabkan pencalonan Gibran bermasalah.
"Kedua, Ini menjadi persoalan yang besar karena yang melakukan ini adalah Jokowi," kata Ahmad.