Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lingkaran Presiden Makin Gemuk, Pengamat: Berikan Sinyal Negatif Dalam Komitmen Debirokratisasi

Kehadiran wantimpres dianggap membuat lingkaran presiden semakin gemuk, pengamat menilai ini memberikan sinyal negatif dalam komitmen debirokratisasi.

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Lingkaran Presiden Makin Gemuk, Pengamat: Berikan Sinyal Negatif Dalam Komitmen Debirokratisasi
Tribunnews/MUHAMMAD FADHLULLAH
Analisis Politik, Burhanuddin Muhtadi. TRIBUNNEWS/MUHAMMAD FADHLULLAH 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melantik sembilan sosok sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (wantimpres) pada Jumat (13/12/2019) siang.

Sembilan wantimpres ini juga sudah mulai dapat bekerja usai serah terima jabatan (sertijab) resmi digelar pada Senin (16/12/2019).

Melihat hal ini, Analisis Politik, Burhanuddin Muhtadi menilai adanya wantimpres ini semakin menggemukan postur kelembagaan di istana.

Pernyataan ini disampaikannya dalam program Prime Talk yang videonya diunggah oleh kanal YouTube metrotvnews, Senin (16/12/2019).

Ia juga menuturkan ini akan memberikan sinyal negatif dalam semangat debirokratis.

"Menurut saya, ini memberi sinyal yang kurang positif terkait dengan komitmen untuk melakukan debirokratisasi," ujar Buhanuddin. 

"Sementara di sekitar istana yang terjadi adalah proses untuk menggemukan postur," imbuhnya.

Berita Rekomendasi

Pernyataan Burhanuddin ini didasari dari adanya pidato Jokowi pada 16 Agustus 2019.

"Yang menjadi persoalan secara politik adalah kalau kami dengarkan pidato presiden pada 16 Agustus lalu," kata Burhanuddin.

"Jokowi kan memberikan pidato terkait semangat deregulasi debirokratisasi, termasuk ada usulan semacam 'robotisasi' beberapa jabatan," ungkapnya.

"Dan itu terkait untuk membuat kerampingan dan peremajaan birokrasi," imbuhnya.

"Saya kaitkan dengan semangat yang tadi tidak ketemu dengan tampilan atau postur kelembagaan istana yang gemuk ini," tambah Burhanuddin.

Mendengar pernyataan Burhanuddin, pembawa acara Rory Asyari menyinggung soal kemungkinan adanya argumen pihak istana yang mengatakan bahwa wantimpres tidak ada kaitannya dengan birokratiasasi.

Burhanuddin pun menanggapinya dengan mengatakan argumen tersebut sah-sah saja, namun ia tetap menekankan bahwa itu tidak nyambung dengan semangat yang ingin disampaikan Jokowi pada pidatonya (16/8/2019).

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas