Ramai Muncul Kobra, Ular Berbisa Di Pulau Jawa Tidak Sebanyak Di Australia
Kemunculan ular kobra yang terjadi pada sejumlah wilayah pemukiman di Jakarta dan Bogor, membuat resah masyarakat.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
![Ramai Muncul Kobra, Ular Berbisa Di Pulau Jawa Tidak Sebanyak Di Australia](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/marak-fenomena-ular-kobra-teror-pemukiman-warga-panji-petualang-ungkap-faktor-penyebabnya.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemunculan ular kobra yang terjadi pada sejumlah wilayah pemukiman di Jakarta dan Bogor, membuat resah masyarakat.
Seperti yang terjadi di Rawa Bambu, kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Selasa (17/12/2019), warga menemukan sejumlah anak ular berbisa jenis kobra.
Melihat fenomena seperti ini, Tribunnews pun sebelumnya telah menghubungi Peneliti Reptil dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amir Hamidy beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan bahwa habitat kobra memang berada di kawasan terbuka, seperti persawahan dan perumahan yang memiliki tegalan.
Baca: 31 Ular Kobra Ditemukan Bersarang di Tumpukan Karpet Masjid di Sukoharjo Solo
Baca: Cerita Lanjar Soal Penemuan Puluhan Ular Kobra di Karpet Masjid di Sukoharjo
"Kobra itu habitatnya memang di area terbuka, persawahan, tegalan, itu juga ada di sekitar kita walaupun sepadat apapun rumah kita, itu akan tetap ada space bagian tegalan, bagian perumahan," ujar Amir, saat dihubungi Tribunnews, Minggu (15/12/2019).
Menurutnya, area yang memiliki tingkat kelembaban dan basah yang tinggi memang menjadi lokasi yang disukai kobra untuk bertelur, terlebih saat memasuki musim hujan seperti ini.
Sehingga ia mengingatkan bahwa sebenarnya di wilayah pemukiman pun, masyarakat sudah hidup berdampingan dengan ular ini.
"Ya itu memang habitat mereka, kita memang sebelum bikin perumahan di situ, mereka sudah ada di situ. Jadi hidup berdampingan dengan kobra ini," kata Amir.
Amir kemudian menyebutkan Australia sebagai contoh negara yang dihuni mayoritas ular berbisa.
Namun karena pemberian pendidikan mengenai bagaimana cara masyarakat di sana bisa hidup berdampingan dengan satwa liar ini cukup baik, maka tidak menjadi masalah.
Karena masyarakat Australia sudah memiliki pengetahuan yang cukup terkait hal itu.
"Katakan misal Australia 80 persen ularnya berbisa, tapi karena segala informasinya juga cukup diserap dengan bagus (oleh masyarakat), orang itu juga akan tahu apa yang harus dilakukan ketika hidup di Australia," jelas Amir.
Hal itu menurutnya, seharusnya juga berlaku untuk masyarakat Indonesia khususnya yang bermukim di wilayah pulau Jawa.