Merasa Terdesak Jadi Alasan Banyaknya Teroris Yang Ditangkap di Papua
Dia mengungkapkan, daerah Papua dianggap para pelaku teroris sebagai daerah yang aman untuk melarikan diri.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Asep Adi Saputra menjelaskan alasan kenapa terdapat delapan pelaku teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang afiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Kabupaten Jayapura, Papua.
Menurut Asep, seluruh teroris yang ditangkap bukan untuk melakukan aksi terorisme di Papua. Lebih jauh dari itu, menurut dia, pelaku teroris justru bertujuan untuk melarikan diri ke Papua.
"Hasil interogasi kepada par pelaku teroris ini atau pelaku teror mereka mengatakan bahwa daerah Papua merupakan daerah yang mereka katakan sebagai perluasan perjuangan," kata Asep saat menghadiri diskusi Seminar Nasional Strategi Manajemen Media di Era Disrupsi 4.0 untuk Indonesia Maju, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Baca: Kronologis Penusukan Anggota Densus 88 di Jambi, Ditikam Menggunakan Pisau
Dia mengungkapkan, daerah Papua dianggap para pelaku teroris sebagai daerah yang aman untuk melarikan diri. Pasalnya, kata dia, di daerah lainnya dinilai sudah tidak aman.
"Karena merasa terdesak dari berbagai daerah oleh aparat keamanan. Tidak ada indikasi ditemukan bahwa mereka akan melakukan di Papua. Tidak ada sama sekali," ungkap dia.
Ia juga mencontohkan beberapa kasus teroris yang juga pernah melakukan pelarian diri ke Papua.
"Contoh beberapa waktu lalu ada kejadian penegakan hukum di Lampung. Mereka lari ke Papua. Setelah ke Papua mereka melakukan aksinya di Bekasi. Jadi seperti itu tidak ada sama sekali mereka melakukan itu untuk di daerah Papua," jelas Asep.
Baca: Kegusaran Calon Istri Lettu Erizal Sidabutar, Kopassus Gugur di Papua Sudah Sewa Tempat Nikah
Di sisi lain, kata dia, pihaknya juga telah menyita sejumlah barang bukti dalam penangkapan 8 terduga teroris tersebut.
"Sementara ini mereka menyita beberapa alat komunikasi dan percakapan percakapan," pungkas dia.
Sebelumnya, Markas besar kepolisian RI melaporkan penangkapan terduga teroris di Papua terus bertambah. Mereka diduga merupakan Kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang afiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol, Asep Adi Saputra menyampaikan, hingga kini, terduga teroris yang telah ditangkap oleh Detasemen Antiteror 88 telah mencapai 8 orang. Mereka semua merupakan jaringan JAD Lampung dan Medan.
"Kami mendapatkan informasi bahwa adanya 8 terduga teroris ditangkap oleh Densus 88 di kabupaten Jayapura, Papua. Kelompok ini semua terduga dalam jaringan JAD Lampung dan Medan," kata Asep di gedung divisi Humas mabes polri, Jakarta Selatan, Selasa (17/12/2019).
Dia menambahkan, jumlah tersebut berdasarkan pengembangan penangkapan terduga teroris berinisial KWN yang ditangkap di perumahan BTN Grand Doyo Baru, Sentani, Kabupaten Jayapura. Kemudian tujuh sisanya ditangkap terpisah oleh tim Densus 88.
"Diawali dengan tertangkapnya satu orang pada tanggal 6 desember, lalu tanggal 7 desember, 7 orang lainnya ditangkap. Secara keseluruhan semuanya ada 8 terduga teroris yang ditangkap oleh Densus 88," pungkasnya.