Soal Sel Mewah Setnov, Pengakuan Pimpinan Proyek Renovasi Sukamiskin, Ada Tekanan, Dari Siapa?
Ombudsman menemukan fasilitas khusus, gembok sidik jari, di pintu sel mantan Ketua DPR RI selaku narapidana korupsi proyek KTP elektronik.
Editor: Anita K Wardhani
Lapas Sukamiskin yang menampung ratusan napi kasus korupsi bukan kali pertama disidak maupun kunjungi lembaga negara. Sebelumnya, anggota
Kunjungan maupun sidak lembaga negara terhadap fasilitas para napi kasus korupsi di Lapas Sukamiskin ini bukan kali pertama.
Selain itu, Liberti menyebut belum diubahnya tiga sel itu ke bentuk semula lantaran terbentur aturan cagar budaya.
Sebab, Lapas Sukamiskin termasuk sebagai bangunan cagar budaya.
"Jadi, menyangkut masih belum disentuhnya kamar itu dari sudut luasannya, kita masih menunggu juga dari cagar budaya yang sampai sekarang masih juga belum menjawab, bagaimana kita harus melakukan tindak lanjut," kata dia.
Abdul Kharim selaku Kalapas Sukamiskin mengatakan, pihaknya masih dalam proses renovasi terhadap seluruh kamar sel.
"Perbaikan berupa standarisasi tempat tidur, kamar mandi dan pengecatan. Terakhir perbaikan itu Oktober kemarin," katanya.
Ditanya soal kenapa tiga kamar Setnov, Nazarudin dan Joko Susilo lebih besar dibanding kamar lainnya, ia yang baru menjabat pada September mendapat informasi bahwa sejak awal, kamar itu sudah besar.
"Jadi kamar itu sejal awal sudah besar. Dulu informasinya sempat difungsikan untuk mushala, pantry dan klinik. Tapi saya tidak tahu sejak kapan dipakai oleh Setnov, Joko Susilo dan Nazarudin. Saya kan baru disini September kemarin," ujar Karim.
Pihaknya berjanji akan memindahkan ke kamar standar sesuai dengan yang ditempati narapidana lainnya.
"Sudah ada rencana kesana nanti setelah serah terima pekerjaan 31 Desember, akan kami samakan semua. Kalau ada yang menolak, kami akan tutup kamarnya. Lagian kamar tahanan masih ada yang kosong," imbuhnya. (tribun network/tribun jabar/coz)