Cara Aman Melihat Gerhana Matahari Cincin, Hindari Menatap secara Langsung
Cara melihat gerhana matahari cincin yang aman untuk mata, jangan menatapnya secara langsung.
Penulis: Ayu Miftakhul
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNNEWS.COM - Cara melihat gerhana matahari cincin yang aman untuk mata, jangan menatapnya secara langsung.
Peristiwa alam langka Gerhana Matahari Cincin diprediksi akan melewati Indonesia pada Kamis (26/12/2019).
Karena fenomena ini cukup langka, pastilah mengundang penasaran masyarakat untuk melihat gerhana matahari cincin secara langsung.
Bagi Anda yang ingin menyaksikan fenomena gerhana matahari cincin, wajib mengetahui terlebih dahulu bahaya dan cara aman saat melihatnya.
Dalam jurnal yang diterbitkan Eye pada 2020 menurut penelitian di Inggris, menyatakan 1 dari 15 penderita solar retinopathy, harus melihat gerhana matahari dari kacamata pelindung yang direkomendasikan.
Penelitian tersebut dilakukan setelah terjadi gerhana matahari di Sussex Timur, Inggris pada 1999.
Solar retinopathy merupakan gejala penglihatan hingga kebutaan yang bersifat sementara atau bahkan permanen.
Hingga saat ini solar retinopathy belum ditemukan obatnya.
Pada gerhana matahari 11 Agustus 1999, 15 orang yang melihat gerhana secara langsung tanpa pelindung dinyatakan menderita solar retinopathy.
Seperti yang dijelaskan dalam jurnal tersebut, pelindung yang digunakan memiliki pelapis alumunium ganda, kepadatan lensa polyester level 5, mentransmisikan 0.001 persen cahaya, dan tidak ada transmisi sinar ultraviolet atau inframerah.
Dikutip Tribunnews.com dari Tribun Jogja, seorang dokter spesiali mata, Muhammad Bayu Sasongko dari Rumah Sakit Mata Dr YAP, Senin (17/3/2016), menjelaskan ada bahaya jika melihat gerhana matahari secara langsung.
Mereka yang melihat gerhana matahari secara langsung tanpa menggunakan pelindung, penglihatannya akan terhalang bintik-bintik hitam yang terpusat di tengah.
Lalu, bagaimana cara untuk bisa menyaksikan fenomena gerhana matahari secara aman?
Dikutip Tribunnews.com dari laman Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), disarankan untuk tidak melihat gerhana matahari dengan mata telanjang atau secara langsung.
Hal ini karena akan menimbulkan sakit mata, mata berair, kepala pusing, hingga menyebabkan kebutaan.
Namun, mereka menyarankan untuk melihat gerhana matahari dengan alat bantu.
- Kacamata khusus
Jika Anda ingin mengamati gerhana matahari cincin besok, bisa menggunakan kacamata khusus.
Seluruh proses gerhana matahari, mulai dari gerhana matahari sebagaian hingga puncaknya gerhana matahari cincin dapat disaksikan jika cuaca mendukung.
- Teleskop
Bisa juga menggunakan teleskop untuk menyaksikan keindahan gerhana matahari cincin.
Caranya cukup mudah, hanya mengarahkan lensa objektif teleskop ke arah matahari.
Kemudian mengarahkan bayangan yang muncul dari lensa okulernya pada sebuah kertas.
Citra gerhana akan bisa diamati pada kertas, bukan melihat gerhana matahari lewat lensa okuler teleskop.
Melalui akun Twitter @infoBMKG dan Instagram @infobmkg, diinfokan terdapat 25 Kota/Kabupaten di tujuh provinsi wilayah Indonesia akan dilewati fenomena Gerhana Matahari Cincin (GMC).
Wilayah Indonesia Dilewati Gerhana Matahari Cincin pada 26 Desember 2019:
- Provinsi Aceh: Sinabang dan Singkil
- Provinsi Sumatera Utara: Sibolga, Pandan, Tarutung, Padang Sidempuan, Sipirok, Gunung Tua, dan Sibuhan.
- Provinsi Riau: Pasir Pengaraian, Dumai, Bengkalis, Siak Sri Indrapura, Selat Panjang.
- Provinsi Kepulauan Riau: Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun, Batam, dan Bandar Seri Bentan.
- Provinsi Kalimantan Barat: Mempawah, Singkawang, Sambas, Bengkayang, Putussibau.
- Provinsi Kalimantan Timur: Tanjungredep
- Provinsi Kalimantan Utara: Tanjungselor
Prediksi Waktu Puncak Terjadinya Gerhana Matahari Cincin di Masing-Masing Wilayah sebagaimana dikutip dari cdn.bmkg.go.id:
- Sinabang (Aceh) GMC terjadi pukul 11.55.19 WIB
- Singkil (Aceh) GMC terjadi pukul 12.00.34 WIB
- Sibolga (Sumatera Utara) GMC terjadi pukul 12.04.22 WIB
- Pandan (Sumatera Utara) GMC terjadi pukul 12.04.35 WIB
- Tarutung (Sumatera Utara) GMC terjadi pukul 12.04.54 WIB
- Padang Sidempuan (Sumatera Utara) GMC terjadi pukul 12.06.23 WIB
- Sipirok (Sumatera Utara) GMC terjadi pukul 12.06.25 WIB
- Gunung Tua (Sumatera Utara) GMC terjadi pukul 12.07.36 WIB
- Sibuhuan (Sumatera Utara) GMC terjadi pukul 12.08.16 WIB
- Pasir Pengaraian (Riau) GMC terjadi pukul 12.10.28 WIB
- Dumai (Riau) GMC terjadi pukul 12.14.11 WIB
- Bengkalis (Riau) GMC terjadi pukul 12.16.58 WIB
- Siak Sri Indrapura (Riau) GMC terjadi pukul 12.16.54 WIB
- Selat Panjang (Riau) GMC terjadi pukul 12.19.29 WIB
- Tanjung Pinang (Kepulauan Riau) GMC terjadi pukul 12.26.03 WIB
- Tanjung Balai Karimun (Kepulauan Riau) GMC terjadi pukul 12.21.55 WIB
- Batam (Kepulauan Riau) GMC terjadi pukul 12.24.27 WIB
- Bandar Seri Bentan (Kepulauan Riau) GMC terjadi pukul 12.26.10 WIB
- Mempawah (Kalimantan Barat) GMC terjadi pukul 12.42.48 WIB
- Singkawang (Kalimantan Barat) GMC terjadi pukul 12.42.47 WIB
- Sambas (Kalimantan Barat) GMC terjadi pukul 12.43.59 WIB
- Bengkayang (Kalimantan Barat) GMC terjadi pukul 12.44.39 WIB
- Putussibau (Kalimantan Barat) GMC terjadi pukul 12.56.26 WIB
- Tanjungredep (Kalimantan Timur) GMC terjadi pukul 12.10.41 WIB
- Tanjungselor (Kalimantan Utara) GMC terjadi pukul 12.10.25 WIB
(Tribunnews.com/ Ayumiftakhul, Fajar)