'Sulit Baca Gerak Bibir Pak Jokowi'
Angkie, yang ditunjuk sebagai juru bicara presiden bidang sosial, harus belajar membaca gerak bibir Presiden Joko Widodo.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Angkie Yudistia, pendiri Thisable Enterprise, kini memiliki rutinitas baru.
Selain fokus pada This Able Enterprise, sebuah social enterprise yang memberdayakan orang-orang disabilitas, dan menjadi ibu, Angkie Yudistia menjadi staf khusus Presiden Joko Widodo sejak sebulan terakhir.
Ibu dua anak ini perlu menyesuaikan diri terhadap pekerjaan barunya.
Angkie, yang ditunjuk sebagai juru bicara presiden bidang sosial, harus belajar membaca gerak bibir Presiden Joko Widodo.
Angkie adalah seorang tuna rungu dan perlu menggunakan alat bantu dengar sehingga membaca gerak bibir krusial bagi dia untuk menangkap pembicaraan lawan bicaranya.
Baca: Angkie Yudistia Enggan Bandingkan Stafsus Millenial dan Kolonial
Kepada tim Tribun Network perempuan berusia 32 tahun itu bercerita secara eksklusif soal bagaimana dia ditunjuk menjadi staf khusus Presiden Joko Widodo, penyesuaian dirinya serta apa yang dia lakukan sebagai staf khusus. Berikut ini petikan wawancara dengan Angkie Yudistia di kantor Thisable Enterprise, Jakarta, Senin (23/12/2019).
Bagaimana awal mula Anda ditunjuk sebagai staf khusus Presiden Joko Widodo?
Sebelum tanggal 21 November itu, berbulan-bulan sebelumnya memang kita dipanggil.
Banyak mengira kita ditunjuk hari itu juga, ternyata tidak. Kita melalui seleksi-seleksi, jadi memang kita ini adalah pilihan-pilihan.
Awal mulanya saat dipanggil itu kita tidak tahu juga untuk apa karena saat dipanggil itu kita kira bentuk audiensi biasa. Artinya pemerintah kan' mengedepankan SDM unggul Indonesia maju.
Dan kita itu kenal karena kita adalah penggerak SDM. Jadi kita mengobrol banyak. Waktu bertemu presiden, saya baru pertama kali, baru sekali. Presiden bertanya latar belakang pendidikannya apa. Apa yang sedang dikerjakan.
Itu saja pertanyaan sederhana. Berikutnya dipanggil oleh tim dari Pak Pratikno.
Itu juga kita bertemu dengan teman-teman (enam staf khusus lain), bahkan lebih banyak lagi untuk berbicara apa yang sedang kita lakukan, apa yang sudah kita lakukan, dan apa yang akan kita lakukan.
Sebelum 21 November itu baru kita dikasih tahu, "Mba Angkie bisa saya telepon? Mohon maaf, Pak, apa kita bisa ketemu langsung saja?" Ya ketika mengobrol langsung, "Angkie kamu ditunjuk sebagai staf khusus presiden dan tambahan sebagai juru bicara presiden bidang