Selamat dari Kecelakaan Bus Sriwijaya, Sang Kondektur Ungkap Sopir Sehat dan Sempat Ngopi
Kondektur Bus Sriwijaya berikan pernyataanya seusai mengalami kecelakaan. Ia menyebut bus dalam kondisi layak jalan
Penulis: Muhammad Nur Wahid Rizqy
Editor: Whiesa Daniswara
Dalam kasus kecelakaan Bus Sriwijaya, KNKT sedang mendalami faktor adanya kesalahan manusia dalam kecelakaan tersebut.
Dari hasil investigasi sementara KNKT, penyebab kecelakaan Bus Sriwijaya diduga karena pengemudi saat mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi.
KNKT juga tidak menemukan adanya jejak bekas rem kendaraan di lokasi kecelakaan.
Ahmad Wildan selaku pimpinan tim ivestigasi KNKT menyebut pihaknya juga sudah mengantongi beberapa keterangan dari penumpang.
Dari para penumpang tersebut mengatakan, jika bus melaju dengan kecepatan kencang.
"Dari penjelasan penumpang kita tahu ini kendaraan melaju dengan kecepatan lumayan (kencang) . Cuma yang jelas para penumpang menyebut bus melaju dengan kecepatan tinggi," kata Ahmad Wildan.
Ahmad menyebut, kondisi geografis di wilayah pagar alam penuh dengan tanjakan dan turunan.
Jika ditemukan fakta bus melaju di jalana yang menurun dan dengan kecepatan tinggi, Ahmad menegaskan itu merupakan tindakan yang menyalahi prosedur.
"Prosedur mengemudi seharusnya mengatakan kalau di jalan menurun gunakan gigi rendah dengan kecepatan rendah," kata Ahmad.
"ini diduga terbalik nih, berarti pengemudi ini tidak sesuai dengan prosedur yang seharusnya," tambahnya.
Pimpinan tim Investigasi KNKT ini juga menyebut, jika kendaraan melaju kencang di jalanan yang menurun akan sangat berbahaya.
"Resiko yang akan terjadi jika bus atau truk melalui jalan yang menurun dengan kecepatan yang tinggi, tadi saya ceritakan. ada dua hal, yang pertama rodanya akan over heat dan yang kedua tekanan anginya tekor," kata Ahmad.
Ketika hal tersebut terjadi, maka potensi rem menjadi blong akan bisa terjadi.
Diketahui sebelumnya , Bus Sriwijaya dengan pelat nomor BD 7031 AU rute Bengkulu- Palembang mengalami kecelakaan terjun ke dalam jurang Liku Lematang Pagar Alam, Sumatera Selatan, Senin (23/12/2019) dini hari.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.