Soal Kecelakaan Bus Sriwijaya yang Tewaskan 35 Orang, Kapolres Akui Liku Lematang Rawan Kecelakaan
Kapolres Pagar Alam, AKBP Dolly Gumara menyebut lokasi kejadian Bus Sriwijaya masuk jurang di Liku Lematang memang rawan kecelakaan.
Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Tragedi Bus Sriwijaya dengan pelat nomor BD 7031 AU rute Bengkulu- Palembang mengalami kecelakaan terjun ke dalam jurang Liku Lematang Pagar Alam, Sumatera Selatan, Senin (23/12/2019) dini hari.
Kapolres Pagar Alam, AKBP Dolly Gumara menyebut lokasi kejadian di Liku Lematang yang menewaskan 35 orang itu memang rawan kecelakaan.
Dolly Gumara mengatakan kawasan Lematang sering terjadi kecelakaan kecil, seperti terserempet dan lain sebagainya.
Namun, untuk bus masuk jurang, berdasarkan data terakhir juga pernah terjadi pada tahun 1993.
"Namun, untuk kejadian terbesar (kecelakaan) di Liku Lematang adalah kejadian kemarin malam (bus Sriwijaya)," ujar dia, dilansir kanal YouTube KompasTV, Rabu (25/12/2019).
Dolly pun menjelaskan kondisi jalan sekitar Liku Lematang.
Ia menyebut Liku Lematang memiliki karakteristik jalan berada di tepi tebing.
"Di tepi tebing berjarak sekitar 3 meter kemudian disisi badan jalan cukup sempit dengan badan jalan," ujar Dolly.
Kemudian, Dolly menyampaikan kondisi jalan dilihat dari tebing memang curam baik turunan maupun tanjakan.
Lebih lanjut, ia memaparkan kondisi tikungan juga tajam.
"Kemudian juga, untuk tikungan sangat tajam hampir setengah lingkaran," ungkap Dolly.
Sehingga, dilihat kondisi jalan yang sedemikian diperlukan kendaraan yang juga mumpuni.
Tidak hanya kondisi bus yang diharuskan sehat.
Sopir pun dalam mengendarai diperlukan kehati-hatian.
Serta, Kapolres ini megatakan untuk sopir juga harus memiliki kemampuan mengendarai yang baik.
Sementara itu, saat disinggung mengenai rambu jalan yang ada di lokasi, Dolly menyebut sudah ada.
Namun, kondisi jalan yang berliku-liku dan tanjakan yang panjang.
"Karena itu perlu ditambah lagi (rambu-rambu) menurut penilaian kami," kata Dolly.
Ia menyampaikan pada saat ini di lokasi sudah ditambah himbauan bagi pengguna jalan.
"Mudah-mudahan sopir kalau melihat bisa untuk berhati-hati ketika masuk ke tikungan Liku Lematang," ujar Kapolres Pagaralam.
KNKT Selidiki Penyebab Kecelakaan
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) maupun pihak terkait kecelakaan Bus Sriwijaya di Pagar Alam, Sumatera Selatan.
"Kami sudah melakukan upaya insentif dengan menugaskan beberapa staf dari Dirjen Darat, terutama dari KNKT," kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dikutip dari Kompas.com.
Budi mengatakan, KNKT dikerahkan untuk mencari penyebab kecelakaan maut Bus Sriwijaya, di Pagar Alam, Sumatera Selatan, Senin (23/12/2019) malam.
Lebih lanjut, Budi juga menjelaskan, pihaknya belum bisa memutuskan dalam pemberian sanksi atau tidak terhadap Perusahaan Otobus (PO) Sriwijaya.
Jika terbukti PO tersebut tidak melakukan pengecekan kondisi bus apakah layak jalan atau tidak, maka bisa dilakukan tindakan hukum.
"Kalau memang mobil itu tidak di-ramp check, ada suatu law enforcement yang tegas, mereka harus diatur," tutur Budi.
Berdasarkan informasi pada Kamis (26/12/2019) data dihimpun dari jumlah korban meninggal dunia ada 35 orang.
Menhub Budi Karya Sumadi Turut Prihatin
Sebelumnya, Budi Karya Sumadi juga menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas musibah kecelakaan Bus Sriwijaya yang terjadi di Pagaralam, Sumatera Selatan.
Budi Karya Sumadi menyampaikan turut prihatin atas kecelakaan tersebut.
"Saya prihatin tentang kejadian itu dan turut berbelasungkawa atas kejadian itu," tutur Budi karya, dilansir kanal YouTube KompasTV, Selasa (24/12/2019).
Menurut Budi, yang harus diperhatikan dalam berkendara adalah keamanan.
"Inilah pentingnya yang namanya safety, kalau safety kita abaikan, begitu yang terjadi," jelasnya.
Budi Karya Kementerian Perhubungan bersama pihak kepolisian akan mencari tahu penyebab dari kecelakaan bus Sriwijaya ini.
"Kami bersama kepolisian akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi," kata dia.
"Apakah ini merupakan kesalahan manusia, atau yang lain," lanjutnya.
Lebih lanjut Budi mengatakan, kecelakaan ini menjadi perhatian dan pelajaran bagi seluruh masyarakat untuk tetap hati-hati.
"Tapi ini justru menjadi perhatian kepada seluruh masyarakat, khususnya operator dan pengemudi untuk berhati-hati," ungkapnya.
"Karena pada masa sekarang ini, ada yang pengen penumpangnya banyak, waktunya cepat," imbuh Budi.
Sekali lagi ia menekankan, untuk tetap memperhatikan keamanan, satu di antaranya dengan memperhatikan kondisi bus yang akan digunakan.
"Tetapi semua itu tidak konten dengan savety, sebelum saya mengevaluasi bus ini seperti apa, gunakan bus-bus yang sudah layak jalan," ujar Budi.
Selain itu, Budi Karya juga meminta para sopir diperiksa kesehatannya sebelum melakukan perjalanan.
"Saya minta di terminal-terminal, sopirnya itu diperiksa," jelas Budi.
Budi Karya berharap tidak ada lagi kejadian kecelakaan seperti ini terulang kembali.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)