RI-Tiongkok Teken MoU USD 10 Miliar, Kadin Siapkan 7 Strategi Capai Target Pertumbuhan Ekonomi
Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya memanfaatkan peluang dari kerja sama bilateral, untuk memperkuat pembangunan ekonomi yang berkelanjut
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sejumlah perusahaan Indonesia dan Tiongkok melakukan penandatanganan kerja sama investasi bernilai USD 10 miliar dalam ajang Indonesia-China Business Forum 2024 di Beijing.
Penandatanganan MoU yang disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, itu meliputi manufaktur canggih, energi terbarukan, kesehatan, hilirisasi, ketahanan pangan, dan keuangan.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, mengatakan, penandatanganan nota kesepahaman tersebut sangat penting. Kerja sama investasi ini bisa mendorong pembangunan infrastruktur dan energi hijau serta mewujudkan target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Penandatanganan perjanjian investasi senilai lebih dari USD 10 miliar ini mencerminkan kemitraan strategis antara Indonesia dan Tiongkok. Sebagai mitra strategis pemerintah, Kadin mendukung untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi,” kata Arsjad Rasjid.
Menurut Arsjad Rasjid, target pertumbuhan ekonomi yang telah dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto sangat penting untuk menyongsong masa keemasan Indonesia pada 2045.
Oleh karena itu, kata Arsjad Rasjid, Kadin mendukung upaya mempererat hubungan dengan Tiongkok untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional.
“Jadi saya sangat setuju dengan target pertumbuhan ekonomi pemerintah. Bagi Indonesia, Tiongkok sangat penting karena jika melihat perdagangan sebagai contoh, 25 persen perdagangan antara Indonesia dan negara lain, Tiongkok sekitar 25 persen dari itu, kan?” kata Arsjad Rasjid.
Tiongkok, lanjut Arsjad Rasjid, terlibat dalam banyak industri di Indonesia, mulai pemrosesan nikel untuk kendaraan listrik hingga proyek infrastruktur besar seperti kereta api cepat Jakarta-Bandung. Peran Tiongkok dalam transisi energi dan hilirisasi nikel menjadi baterai kendaraan sangat penting bagi Indonesia.
“Pertama, mengurangi emisi karbon kita, yang penting bagi Indonesia. Ke dua, ini mengurangi subsidi bahan bakar yang kita subsidi dari bahan bakar fosil. Ini akan membantu anggaran pemerintah, benar? Ke tiga, tentu saja, investasi untuk Indonesia,” lanjut Arsjad Rasjid.
Menurut Arsjad Rasjid, tujuan Presiden Prabowo mempererat kerja sama dengan Tiongkok adalah menciptakan kemakmuran rakyat. Kerja sama ini bisa mendorong terwujudnya target pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan tersebut harus berkeadilan dan dirasakan semua orang.
“Maka dengan itu, ekonomi sosial, bukan hanya ekonomi, tetapi juga secara sosial, penting. Jadi saya pikir penyelarasannya adalah untuk menciptakan hubungan ekonomi sosial antara Indonesia dan Tiongkok,” tutur Arsjad Rasjid.
Sebagai mitra strategis pemerintah, Kadin telah menyusun White Paper arah kebijakan dan pembangunan ekonomi 2024-2029. Melalui White Paper itu, Kadin Indonesia mengusulkan tujuh langkah strategis mencapai pertumbuhan ekonomi nasional.
Tujuh strategi itu antara lain pengembangan infrastruktur yang terintegrasi, mudah diakses, dan terjangkau; membangun ketahanan kesehatan dan transformasi pelayanan kesehatan; dan mewujudkan ketahanan energi.
Kemudian mengakselerasi pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM); memperkuat basis manufaktur melalui reindustrialisasi; membangun pusat pengembangan bisnis hijau terbesar di dunia; dan membangun ekosistem ketahanan pangan mandiri.
Baca juga: Arsjad Rasjid Diajak Prabowo Ikut Kunjungan Kerja ke China, Dianggap Masih Ketua Umum Kadin?
“Sebagai mitra strategis pemerintah, Kadin siap mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional. Kadin telah menyiapkan tujuh strategi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut,” tutur Arsjad Rasjid. (*)
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia