Soal Kasus Novel, Presiden PKS Sohibul Iman: Tak Masuk Akal Siram Air Keras Hanya karena Tidak Suka
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengungkapkan motif pelaku penyiaraman air keras terhadap Novel Baswedan tidak masuk akal.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengungkapkan motif pelaku penyiaraman air keras terhadap Novel Baswedan tidak masuk akal.
Dilansir Kompas.com, Sohibul Iman menilai ada motif lebih besar dibanding hanya karena tidak suka.
"Apalagi pengakuan dari yang bersangkutan dia tidak suka terhadap Novel, rasanya ini tidak masuk akal tidak suka sampai memberi air keras. Jadi ada yang lebih besar dari itu," kata Sohibul di DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Minggu (29/12/2019).
Sohibul Iman meminta Polri untuk mengusut tuntas dan menelusuri motif tersangka hingga ke akar.
"Kan kita belum jelas apakah benar ini adalah pelakunya. Ini saja belum. Ini kan harus dilacak, enggak bisa dia kemudian ditangkap ini, lalu kemudian persoalan sudah selesai," ujarnya.
Sohibul Iman juga memberikan apresiasi terhadap Kapolri Idham Azis atas diungkapnya tersangka penyerangan Novel Baswedan.
"Kami apresiasi Pak Idham Azis (Kapolri), di mana dua tahun lebih Pak Tito tidak bisa menangkap pelaku, sekarang beliau bisa. Tentu ini jangan tanggung-tanggung," ucapnya.
Baca Juga: Membandingkan Wajah Tersangka Penyerang Novel Baswedan dengan Rilis Polisi Soal Wajah Diduga Pelaku
Apresiasi lebih tinggi akan diberikan oleh Sohibul Iman jika kasus ini dapat dituntaskan oleh Idham Azis.
"Kalau ada sudah pelaku yang ditangkap, ditelusuri sampai ke akarnya. Nanti apresiasi kepada Pak Idham jauh lebih besar kalau sampai akarnya," kata Sohibul Iman.
Diketahui dua tersangka penyiraman air keras dibawa ke Bareskrim Mabes Polri seusai dilakukan penyelidikan di Polda Metro Jaya, Sabtu (28/12/2019).
Dua pelaku berinisial RB dan RM ini dikeluarkan dari ruang pemeriksaan Polda Metro Jaya pukul 14.26 WIB.
Keduanya mengenakan baju tahanan berwarna oranye dengan kedua tangan diikat.
Ketika hendak digiring ke mobil polisi, salah satu pelaku berteriak bahwa ia tak suka dengan Novel Baswedan.