Jokowi Tanggapi Permintaan Tim Independen untuk Kasus Novel: Yang Paling Penting Dikawal Semua
Presiden Jokowi mengungkapkan apresiasinya terhadap pengungkapan kasus Novel Baswedan, dan ia meminta jangan ada spekulasi negatif
Penulis: Muhammad Nur Wahid Rizqy
Editor: Pravitri Retno W

TRIBUNNEWS.COM - Tertangkapnya pelaku penyiraman kepada penyidik senior KPK, Novel Baswedan turut diapresiasi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Jokowi mengapresiasi atas kinerja dan usaha yang dilakukan oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang telah berhasil menangkap pelaku penyiraman air keras kepada Novel.
Pasalnya kasus atas penyiraman air keras yang mengakibatkan mata Novel terluka tersebut telah berjalan selama lebih dari dua tahun.
Dikutip dari Biro Pers Sekretariat Kabinet, Jokowi mengajak semua pihak untuk mengawal dalam kelanjutan kasus tersebut.
Ia juga berpesan jangan sampai timbul-timbul spekulasi yang negatif.
“Ini kan baru pada proses awal penyidikan dari ketemunya tersangka itu, pelaku itu."
"Nanti kita ikuti terus, kawal terus sehingga bener-bener apa yang menjadi harapan masyarakat itu ketemu,” kata Jokowi menjawab wartawan usai meninjau Revitalisasi Kawasan Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah, Senin (30/12) pagi.
Terkait timbulnya permintaan sejumlah kalangan agar Presiden membentuk Tim Independen dalam kasus Novel, Jokowi meminta agar seluruh masyarakat untuk mengawasi.
Mantan Walikota Solo ini tidak menampik adanya permintaan pembentukan tim tersebut.
“Ya apapun yang paling penting dikawal semua, bareng-bareng mengawal, agar peristiwa itu tidak terulang lagi. Yang paling penting itu,” tegas Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga meminta kepada rakyat untuk bersabar dan memberikan kesempatan terhadap kepolisian untuk membongkar kasus yang Novel.
“Berikanlah polisi kesempatan untuk membuktikan bahwa itu memang bener-bener pelaku, motifnya apa, semuanya. Jangan ada spekulasi-spekulasi terlebih dahulu. Baru ditangkap kemarin kok," ujar dia.
Respons Novel Baswedan
Sikap Novel Baswedan terkait kasus ini, ia mengaku belum bisa mengerti alasan dan motif pelaku.
Menurutnya, jika alasan tersebut dikaitkan dendam pribadi, Novel mengaku ini merupakan sebuah lelucon.
"Tentunya di satu sisi saya melihat positif ketika ada upaya pengungkapan. Tapi disisi lain ketika dikatakan bahwa terkait dengan masalah pribadi dengan saya, saya kira ini lelucon apalagi," ujarnya dilansir YouTube Kompas TV, Sabtu (28/12/2019)
Novel menambahkan, ia tidak memiliki utang pribadi kepada pelaku yang memungkinkan muncul dendam pribadi.
Dan lebih baik, Novel menginginkan jika dirinya bisa bertemu dengan sang pelaku untuk mengetahui alasan yang sebenarnya dibalik kasus penyiraman air keras yang menimpa dirinya.
"Jadi kalau dibilang ada dendam pribadi emang saya punya utang apa. Saya pikir saya akan lebih baik kalau saya bertemu orangnya langsung," ungkapnya," ujar Novel.
Dalam perkembangan pengungkapan kasus penyiraman air keras ini, Novel akan tetap menghormati proses yang sedang berjalan.
Namun ia menggaris bawahi, kepolisian harus memperhatikan dan mengutamakan objektifitas dalam proses pengungkapan kasus tersebut,
"Saya nggak ingin komentar lebih jauh karena tentunya polisi masih dalam melakukan pemeriksaan kita tentu harus menghormati. Cuma satu hal yang perlu saya garis bawahi jangan sampai objektifitas ditinggalkan," imbuhnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Idham Aziz mengaku merasa prihatin karena dua pelaku penyiraman terhadap Novel Baswedan diketahui sebagai anggota aktif polri.
Kedua tersangka penyiraman kepada Novel tersebut tertangkap di kawasan Cimanggis, Depok, Jawa Barat.
"Namun dibalik itu, saya juga merasa prihatin karena teryata pelakunya adalah anggota polri aktif," kata Idham Aziz.
Dikutip dari tayangan Kompas TV, Kapolri Idham Aziz juga mengungkapkan rasa apresiasinya kepada tim yang berhasil membongkar pelaku penyerangan.
Karena seperti diketahui, misteri penyiraman air keras kepada penyidik senior KPK tersebut telah berjalan selama dua tahun lebih.
"Bareskrim telah berhasil mengamankan dua pelaku penyiraman kepada novel baswedan. Kemudian sebagai pimpinan polri saya mengapresiasi pelaksanaan tugas dan kinerja di tim teknis ini," ujar Idham.
Selain itu, Idham juga memerintahkan Kabareskrim beserta Polda Metro Jaya untuk melakukan proses penyelidikan yang transparan.
Dalam perkembanganya, penangkapan dan penetapan tersangka kepada kedua polisi aktif tersebut, diperoleh setelah melalui proses penyelidikan yang panjang.
Dengan tertangkapnya kedua pelaku penyiraman tersebut, polisi saat ini akan masih menyelidiki lebih lanjut terkait motif dan otak pelaku penyiraman tersebut.
(Tribunnews.com/Muhammad Nur Wahid Rizqy)